Tak terhitung lagi aku berpeluh
Menguras keras rasa acuh
Mengubahnya menjadi tak acuh
Memang, terkadang tak terasa jauh
Namun panas membakar bak bara yang diseduh
Menjerat rasa agar ia runtuh
Mengadu dan mengeluh
Tersandung dan terjatuh
Menuntut hati agar luka-luka tetap patuh
Menyebalkan memang,tapi itulah pengaruh
Setetes saja menodai, tercerai berai sudah, tak utuh
Aku tak sendirian
Pun tak takut akan keadaan
Separuh mata, separuh telinga
Masih tak utuh sepenuhnya
Jika aku terlalu leleh,
noda penghianatan akan tertoreh
Jika aku berpegang setia,
penantian panjang takkan sia-sia
Jika aku terombang-ambing di antara keduanya, maka aku memilih untuk "kosong" entah berapa lama.
Aku tak ingin mengeluh
sedamhkan raga tak mampu menolak jenuh
Aku tak ingin jatuh lagi
Sedangkan jiwa terlanjur bangkit berkali-kali
Aku tak ingin memilih
sedangkan deretan hati telah terlatih
Rusak. Menahan sesak
Runtuh. Menopang jatuh
Rapuh. Goyahkan kukuh
Benar-benar tak jelas
Apalagi bisaku selain merapalkan doa?
Mengucap mantra?
Niscaya kan menggema tawa para ayam
Mematuk ledekan layaknya biji-bijian
Sadarkah kau arti bualanku?
Aku tengah penuh dalam jenuh
Kau pahami itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak sajak hadir
PoesieDari sajakmu, lengkap tak lagi jadi syarat. Dari suaramu, merdu tak lagi jadi penentu. Dan dari sastraku, aku menemukan sesuatu yang telah lama menghilang.