SEBELAS

457 47 12
                                    

Pulau yang mereka singgahi selanjutnya adalah Pulau Rinca, yang terlihat sangat gersang meski di bulan Oktober yang notabene musim penghujan. Sekali lagi kapal berlabuh dan mereka diberikan kesempatan untuk berenang dan snorkeling sambil menunggu waktu matahari tenggelam.

Kali ini, Clara dengan senang hati ikut melompat dari kapal bersama yang lainnya. Mood-nya sudah berubah banyak setelah mendengar kabar dari Kiki, plus melihat bagaimana sekarang Carol membuntuti Morgan ke mana-mana. Haha, bagus, biarkan Mr. Boyband ada kesibukan hingga nggak mengusik Clara lagi!

"Clara, kamu mau lompat sambil pegang GoPro saya?" tawar Devina.

"Boleh." Clara memegang GoPro itu, lalu menceburkan dirinya kembali ke laut. Air laut yang hangat menyambutnya, sungguh menyenangkan! Di sebelahnya, Devina juga baru saja menceburkan diri dengan sempurna.

"Kenapa tadi kamu tidak ikut berenang di Kanawa? Saya kira kamu takut berenang, ternyata jago sekali."

"Hahaha nggak, tadi gue lagi ada kerjaan bentar."

"Oh iya, saya lihat kamu gambar-gambar! Kata Carol, kamu punya clothing line?"

Clara mengangguk. "Iya, gue desainer."

"Kereeen!"

"Lo kerja di bidang apa, Vin?" Clara sempat tergoda untuk ikut ber-saya-kamu seperti Devina, tapi ia tahu itu pasti tak akan cocok di lidahnya, jadi ia konsisten saja ber-lo-gue.

"Saya make-up artist, ada salon, rencana bikin bridal juga."

"Wah, keren banget!" Clara selalu senang kalau bertemu sesama businesswoman, rasanya seperti ketemu seseorang yang berbicara bahasa yang sama dengannya.

"Nanti kalau ada demand untuk pakaian pengantin tradisional dan kamu available, kita kerjasama, oke?"

"Mauuuu!"

Clara menjadi superrrr excited. Baru tadi siang ia mendapat kesempatan mendesain sesuatu yang baru, dan sekarang ada peluang ia bisa mendesain pakaian pengantin tradisional!

Dalam benak Clara sontak berkelebatan ide untuk desain baju pengantin dengan aneka jenis dan motif kain tenun. Wah, apakah ia harus membuka line khusus untuk baju pengantin? bajutenunku bridal, mungkin? Atau Bridal by bajutenunku?

Wow, siapa yang mengira acara kabur dari Mami-nya ini justru membuka banyak peluang bisnis baru? Kalau tahu begini, sering-sering saja ia kabur dari Mami!

***

"Ini adalah pisang goreng terenak yang pernah saya makan seumur hidup saya!" seru Didi lantang, seolah ia adalah Archimedes dan sedang meneriakkan "Eureka!".

"Ya ampun, maafin kelakuan Ko Didi ya," kata Devina dengan ekspresi sungkan pada semua yang ada di situ, yang tentu saja disambut mereka semua dengan tawa. "Ko Didi suka terlalu bersemangat kalau sudah menyangkut makanan."

"Tapi benar enak ini, Vin!" Didi menyahut, dan mengunyah, masih dengan penuh semangat.

"Hahaha, santai, Vin. Seneng juga lihat Didi selalu excited tiap makan, kita juga jadi ikut berselera makannya, kayak lagi nonton video mukbang!" ujar Selena, yang disambut anggukan Vero dan Clara.

"Dan pisang gorengnya emang enak banget sih," tambah Candra, ikut mengunyah dengan bersemangat.

Mereka tengah berada di puncak bukit di Pulau Rinca, menunggu matahari tenggelam ditemani sepiring pisang goreng cokelat keju yang masih hangat, bikinan koki kapal yang khusus dibawakan Bang Daud ke atas bukit. Tidak banyak penumpang kapal lainnya di sekeliling mereka, dan karena area bukit yang cukup luas, mereka pun menyebar di sudut-sudut yang berbeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Somewhere to GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang