Chapter 35

102 10 0
                                    

💋💋💋
Read slowly darling.
***

Selang beberapa minggu setelah Dera jujur kepada Mita, suasana persahabatan mereka terasa semakin erat. Keduanya mulai lebih sering menghabiskan waktu bersama, saling mendukung dan menguatkan. Di suatu akhir pekan, Mita dan Dera memutuskan untuk berjalan-jalan di mal yang tidak jauh dari kampus, sekadar melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari.

Setibanya di mal, mereka berjalan menyusuri beberapa toko, hingga langkah mereka terhenti di sebuah rak penuh boneka lucu yang terlihat menggemaskan. Dera dan Mita berbincang riang, memilih-milih boneka sambil tertawa-tawa kecil, dan bernostalgia.

Namun, tiba-tiba perhatian mereka teralih pada sosok yang tak asing berdiri tak jauh dari mereka—Egi dan Sharon, tampak serasi dengan bayi kecil di gendongan Sharon. Keduanya berdiri di rak yang sama, memilih-milih boneka untuk buah hati mereka.

Melihat pemandangan itu, Dera terdiam. Ada perasaan yang sulit dijelaskan menyelinap di hatinya. Tatapan sendu terlihat di wajahnya ketika ia menyaksikan Egi dan Sharon tampak bahagia bersama. Namun, ia tahu, ia sudah bertekad untuk melupakan Egi dan fokus pada masa depannya sendiri. Mita menyadari perubahan ekspresi sahabatnya. Ia segera meraih tangan Dera dan mengajaknya menjauh dari tempat itu.

“Kita cari boneka di rak lain,” ucap Mita lembut namun tegas, berusaha menjaga perasaan Dera.

Dera mengikuti langkah Mita tanpa banyak kata. Mereka berpindah ke rak lain yang tak jauh, mencoba melupakan kejadian barusan.

“Terima kasih,” gumam Dera pelan.

“Sepertinya, aku masih perlu waktu untuk benar-benar bisa melupakannya," lanjutnya.

Mita menepuk pundak Dera dengan penuh kasih sayang. “Kau sudah lebih kuat dari yang kau pikirkan. Lihatlah betapa banyak yang sudah kau lalui sendirian. Dan kau tahu, semua ini hanya bagian kecil dari perjalanan hidupmu. Fokus saja pada mimpimu, pada hal-hal yang membuatmu bahagia.”

Dera tersenyum tipis mendengar kata-kata itu. Kehangatan persahabatan mereka membuat hatinya lebih tenang. Perasaannya sudah lebih membaik.

Setelah menghabiskan beberapa waktu di toko, Mita dan Dera memutuskan membeli beberapa boneka lucu dan juga pakaian. Hari itu, mereka berhasil melupakan sejenak semua masalah dan hanya menikmati kebersamaan sebagai dua sahabat yang saling mendukung.

***

Sesampainya di rumah, Mita merasa lelah tetapi puas dengan hari yang menyenangkan bersama Dera. Ia segera membereskan barang-barang yang ia beli, termasuk beberapa baju baru. Saat sedang menyusun pakaian di lemari, tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu yang tak asing. Di sudut rak lemari, ia menemukan sebuah gelang perak dengan bandul huruf "E" Mita merasa familiar dengan gelang itu, ia mengingat bahwa Arnold pernah bercerita tentang cinta pertamanya, seorang perempuan bernama Eila, yang juga memiliki inisial "E".

Hati Mita mulai bergemuruh. Ia memandangi gelang itu, mencoba memahami kenapa Arnold masih menyimpannya. Rasa cemburu dan penasaran bercampur menjadi satu, tetapi Mita berusaha tetap tenang. Di saat yang sama, ia mendengar suara pintu dibuka. Arnold yang sudah pulang.

Dengan cepat, Mita memasukkan gelang itu ke dalam saku celananya, berusaha agar Arnold tidak tahu ia menemukannya. Ia tersenyum sekilas pada suaminya, seolah tidak ada yang terjadi, lalu melanjutkan aktivitasnya dengan santai. Namun, perasaan was-was masih tersimpan di hatinya. Ia bertanya-tanya apakah gelang itu milik Eila atau memang mempunyai makna lain yang belum ia ketahui.

***

Beberapa hari setelah kejadian itu, Mita menyadari perubahan pada Arnold. Suaminya tampak gelisah, sering kali mengacak-ngacak laci dan lemari, seolah sedang mencari sesuatu yang hilang. Suatu malam, saat Mita sedang duduk di ruang tamu, Arnold masuk ke kamar dengan wajah yang tampak kesal. Tak lama, terdengar suara lemari yang dibuka dan ditutup kasar.

MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang