part 3

2.1K 152 20
                                    

Semenjak pertemuan mereka di taman waktu itu, krist dan singto semakin sangat dekat krist juga sudah meminta nomor ponsel singto, entah kenapa debaran jantung keduanya sudah tak bisa di kendalikan lagi, mereka sama-sama sadar jika apa yang mereka rasakan bukanlah hal yang wajar apa lagi mengingat jika mereka berdua sama-sama pria dan lebih parahnya krist sudah menikah. Singto tak ingin menjadi perusak rumah tangga krist.

Saat ini singto berkerja seperti biasa di restoran, entah kenapa setiap krist yang datang pasti dirinya yang membawakan buku menu untuk krist. Jantung singto kembali berdebar tak karuan saat berjalan mendekat ke arah krist.

 Jantung singto kembali berdebar tak karuan saat berjalan mendekat ke arah krist

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pesan apa phi?" Tanya singto.

"Seharusnya kamu tak perlu membawa buku menu karna aku akan selalu pesan makanan yang sama, kamu masih ingatkan?" Ucap krist sambil tersenyum manis.

"I-iya phi, aku pergi dulu" ucap singto gugup.

Singto benar-benar gugup saat ini, dia terpesona dengan senyum manis krist. Setelah mengantarkan makanan krist, singto langsung beranjak pergi dari sana jika tidak krist pasti akan mendengar detak jantungnya. Singto hanya takut krist menjauhinya saat dia tahu jika singto mempunyai perasaan kepadanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekarang hari minggu, krist hanya bermalas-malasan di rumahnya, tak lama istri dan anaknya menghampirinya, fah dan vika sudah memakai pakaian olahraga mereka.

"Kalian ingin kemana?" Tanya krist.

"Jalan pagi, dad.... Ayo antarkan vika dan mama" ucap vika.

"Hmm.... Tapi daddy lelah sekarang" ucap krist.

"Ayolah krist, olahraga itu penting untuk kesehatan" ucap fah

"Baiklah, daddy ganti baju dulu" ucap krist.

Krist menjalankan mobilnya ke sebuah taman, mereka turun dari mobil dan mulai berlari kecil sambil tertawa bahagia, tak jauh dari mereka ada singto yang melihat ketiganya, itu seakan tamparan keras untuk singto agar berhenti mencintai krist.

Singto memutuskan untuk langsung pulang tak jadi berolahraga namun krist yang tak sengaja melihatnya malah memanggil singto.

"Singto" ucap krist.

"I-iya phi" ucap singto.

"Apa kamu juga ingin berolahraga?" Ucap krist.

"I-iya phi.... Tapi sekarang aku ingin pulang"

"Kenapa? Ayo bergabung bersama kami" ucap krist.

Singto tak mungkin pulang begitu saja atau nanti krist akan melihat perubahan dirinya jadi singto hanya menganggukan kepalanya dan ikut berlari bersama keluarga kecil krist setelah berlari mereka makan di tempat bubur waktu itu, tempat singto membawa krist.

"Aku tak menyangka makan bubur disini juga enak" ucap fah.

"Singto yang merekomendasikan tempat ini" ucap krist.

"Ini benar-benar enak" Ucap vika.

Singto memperhatikan interaksi mereka bertiga, benar-benar keluarga idaman dan sangat harmonis. Singto merasa miris sekarang karna menyukai suami orang.

Ponsel fah berdering, sehingga membuat fah langsung mengangkat panggilan itu.

"Krist, sepertinya aku harus pergi, ada klien dari luar negri meminta di buatkan gaun pengantin" ucap fah.

"Apa perlu ku antar?" Tanya krist.

"Tidak, temani saja vika disini" ucap fah.

"Sing, aku pergi dulu" ucap fah ramah.

Singto hanya menganggukan kepalanya, kini hanya tinggal mereka bertiga, singto, vika dan krist.

"Kita kemana?" Tanya krist kepada anaknya.

"Ke mall, vika ingin bermain di sana" ucap vika.

"Apa kamu ingin ikut, sing?" Tanya krist.

"T-tidak, phi"

"Lagi pula kami hanya berdua, ayo ikut" ucap krist.

"Om sing, ayo ikut" ucap vika.

Singto memutuskan untuk ikut dengan krist dan vika, mereka menemani vika kemana pun vika mau.

Setelah puas bermain, mereka duduk di sebuah kafe yang ada di mall itu dengan memakan es krim. Tiba-tiba krist mendekatkan tangannya ke wajah singto sehingga membuat singto reflek menjauhkan wajahnya.

"Ada sisa es krim di bibir mu" ucap krist sambil membersihkan es krim tersebut.

Jantung singto kembali berdebar kencang dan dia salah tingkah sekarang, apa lagi krist memberikan senyuman yang sangat menggoda.

"Kamu seperti vika" ucap krist.

"M-maaf phi" ucap singto.

"Kenapa minta maaf? Kamu tak salah" ucap krist.

Setelah puas berjalan-jalan, vika juga sepertinya sangat kelelahan dan tidur di pangkuan singto, krist membawa vika pulang terlebih dahulu ke rumahnya baru dia bisa mengantarkan singto pulang.

Ini untuk pertama kalinya singto ke rumah krist, rumahnya sangat besar berbeda jauh dengan rumahnya, singto bisa menyimpulkan jika krist orang yang sangat kaya raya, namun juga sangat ramah, baik hati dan tidak sombong, buktinya dia mau berteman dengan singto tanpa melihat status materi.

Setelah sampai di depan rumah, krist hendak mengambil alih tubuh vika, namun singto menolak dan menawarkan jika dia sendiri yang akan membawa vika ke kamarnya.

Krist mempersilahkan singto masuk, di dalam rumah krist terdapat banyak maid yang berjalan ke sana kemari dan sepertinya sangat sibuk.

Singto merebahkan tubuh vika secara perlahan dan mengusap rambutnya dengan lembut. Semua perlakuan singto di perhatikan oleh krist. Krist merasa semakin gila karna jatuh cinta dengan singto.

Singto beranjak dari kasur vika dan berjalan menghampiri krist namun kakinya tersandung mainan vika sehingga dia kehilangan keseimbangannya dan beruntung krist menangkap tubuh singto agar tak jatuh, tatapan mata mereka bertemu, debaran keduanya semakin kencang, parfum keduanya menyatu seakan menghipnotis mereka, wajah krist perlahan mendekat dan singto reflek memejamkan matanya hingga bibir mereka bertemu, debaran keduanya semakin tak bisa di kendalikan lagi sekarang, krist melumat bibir singto sambil memejamkan matanya dan tentunya di balas oleh singto.

keduanya tak menyangka jika akan berciuman dengan sesama pria saat ini, bukannya merasa aneh atau risih tapi mereka malah menikmatinya, singto memperbaiki posisinya dan mengalungkan tangannya ke leher krist memperdalam ciuman mereka semakin dalam dan dalam, manis bibir dari keduanya seakan menjadi candu sekarang, entah berapa lama mereka berciuman namun yang pasti stock oksigen mulai habis, krist menyudahi ciuman mereka dan menatap mata singto, jarinya ia gunakan untuk mengusap bibir singto yang basah akibat ulahnya.















Tbc.

Pria Simpanan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang