Setelah beberapa jam, singto membuka kembali ruangan krist, di lihatnya patt sudah pingsan karna di perkosa belasan pria. Krist menyusul singto melihat keadaan di dalam sana, dia tak menyangka jika singto akan sekejam itu.
Krist menghubungi seseorang untuk menyelesaikan kekacauan yang di perbuat oleh singto.
"Aku tugaskan kalian mencari file video di rumah patt dan sisanya bersihkan ruangan ini! Satu lagi, jika kalian berani menggoda suami ku nasib kalian akan sama seperti wanita jalang ini!" Ucap singto tegas.
Tak lama orang yang di hubungi krist pun tiba.
"Urus dia, bawa dia pergi sejauh mungkin dari negara ini, asingkan dia ke tempat lain" ucap krist kepada beberapa orang bayaran.
"Siap, tuan"
Hanya dalam sekejap semua masalah selesai, video berhasil di temukan, ruangan krist kembali bersih dan patt sudah bawa pergi di negara lain.
"Phi masih ingin bermain di belakang ku?" Tanya singto.
"Tidak sayang. Itu patt yang mengancam, maafkan phi" ucap krist.
"Untuk kali ini phi selamat, tapi aku tak yakin jika lain kali masih terjadi hal seperti ini" ucap singto.
"Phi janji akan lebih waspada lagi" ucap krist.
"Bagus!" Ucap singto.
Dapat krist lihat wajah singto sangat marah saat ini, entah kenapa dia juga menjadi takut dengan singto.
"Fiat dimana sing?" Tanya krist lembut, webenarnya sejak tadi dia ingin menanyakan fiat, tapi karna singto yang sepertinya marah besar, mulutnya seakan terkunci rapat untuk tidak mengeluarkan suara.
"Ku titipkan di tempat penitipan anak"
"Sebaiknya kita pulang dan menjemput fiat" ucap krist.
Kabar kejadian tadi sudah menyebar di seluruh kantor, saat krist dan singto lewat semua karyawan menundukan kepala mereka. Apa lagi dengan singto, mereka sangat takut sekarang, siapa yang tak takut, mereka sejak dulu sudah mengenal singto sejak singto masih menjadi simpanan krist, saat masih menjadi pria simpanan saja sudah di adakan pemecatan masal, apa lagi sekarang mereka sudah sah menikah.
"Apa kita perlu mencari baby sitter untuk fiat?" Tanya krist.
"Hmm.... Karna mulai besok aku akan bekerja lagi di kantor phi, menjadi sekertaris phi" ucap singto.
"Kamu tak perlu bekerja, sing"
"Phi ingin selingkuh lagi dengan sekertaris phi?"
"T-tidak... Hanya saja, kasian fiat jika kita berdua bekerja"
"Itu gunanya kita menyewa baby sitter, phi"
"Baiklah.... Terserah kamu"
"Hmm"
"Kamu masih marah, sing?"
"Hmm"
"Jangan marah"
"Jika aku tak ke kantor phi tadi kalian pasti melakukan itu lagi 'kan!" Ucap singto.
"Tidak, karna phi akan langsung pulang tadi"
"Oh ya?"
"Iya sayang, jangan marah lagi"
Tak lama mobil krist tiba di depan tempat penitipan anak, singto keluar sendiri untuk menjemput fiat sedangkan krist menunggu di mobil, tak lama singto datang kembali dengan fiat yang berada di gendongannya.
"Apa anak daddy punya teman baru di sana?" Tanya krist.
"Iyah" Jawab fiat.
Usia fiat sudah dua tahun, jadi dia bisa menjawab sedikit pertanyaan dari papa dan daddynya.
"Anak daddy pintar" ucap krist lagi.
Setelah itu krist kembali menjalankan mobilnya.
"Kita tak pulang, phi?" Tanya singto, saat melihat krist melajukan mobil bukan ke arah jalan rumah mereka.
"Kita ke mall sebentar"
"Untuk apa?"
"Hanya jalan-jalan"
Hampir 30 menit akhirnya mereka tiba di parkiran mall, krist, singto dan fiat pun keluar mobil.
Mereka berjalan bertiga, tangan kanan dan kiri fiat di gandeng oleh kedua papanya.
"Fiat ingin kemana?" Tanya krist.
"Cim.... Cim...." Jawab fiat.
Mereka singgah di tempat penjualan es krim dan duduk di sana.
Fiat memakan es krimnya dengan lahap dan krist yang sesekali menyuapi singto."Apa fiat ingin adik lagi?" Tanya krist.
"Phi!!"
"Apa sayang?"
"Aku tidak mau hamil lagi" ucap singto.
"Kenapa? Anak kita baru satu, phi ingin mempunyai anak yang banyak dengan mu"
"Agar phi bebas bermain di luar sana?"
"Kapan phi bermain sayang, phi setia selama ini"
"Benarkah?"
"Iya. Waktu itu hanya kecelakaan"
"Oh... Tapi aku tetap tak ingin hamil lagi! Aku ingin bekerja"
"Adik...." Ucap fiat.
"Hmm... Adik seperti fiat.... Seperti adik-adik di tempat fiat tinggal tadi, apa fiat mau?" Ucap krist.
"Fiat mau" Ucap fiat dengan polosnya.
"Anak daddy pintar" ucap krist.
Singto hanya memperhatikan interaksi ayah dan anak itu.
"Setelah ini fiat ingin kemana?" Tanya krist lagi.
"Li... Bil?"
"Siap laksanakan" ucap krist.
Jagoan kecilnya ingin membeli mainan mobil, krist dengan senang hati menuruti permintaan anaknya, krist menggendong fiat dan tangan sebelahnya menggenggam tangan suaminya agar tak lepas dari dirinya, mereka berjalan menuju toko mainan anak-anak.
"Papa singto ingin apa?" Tanya krist.
"Aku tidak ingin apa-apa phi. Aku lelah sekarang, kepala ku juga pusing sebaiknya kita langsung pulang"
"Kamu sakit, sing? Kenapa tidak bilang sejak tadi? Phi bayar mainan fiat dulu setelah itu kita pulang"
Setelah membayar mainan fiat, mereka memutuskan untuk langsung pulang.
Saat tiba di rumah fiat sudah tertidur di dalam pelukan singto dengan perlahan singto membawa fiat keluar mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah, ia merebahkannya di tempat tidur fiat.
Krist memeluk singto dari belakang dan mencium tengkuknya.
"Kita juga harus istirahat" ucap krist lembut.
"Gendong phi"
Krist menggendong singto dengan gaya bridal style dan perlahan merebahkan tubuh singto di atas ranjang.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Simpanan ✓
FanfictionKisah seorang pria muda sederhana yang jatuh cinta dengan seorang pria dewasa yang sudah memiliki istri. *Top Krist, Bot Sing, Mpreg.