Pagi hari menyapa, singto terbangun dari tidurnya dan melihat suami tampannya di sampingnya yang masih betah memejamkan matanya.
Singto mengukung tubuh krist dibawahnya dan melumat habis bibir krist sehingga membuat krist merasa terganggu dan terbangun dari tidurnya.
"Kamu sudah bangun?" Tanya krist.
"Hmm......"
Singto kembali melumat habis bibir krist dan tentunya langsung di balas oleh krist, mereka saling melumat dan saling menghisap lidah.
"Morning seks" bisik singto sambil menekankan penisnya ke penis milik krist.
Singto duduk di perut krist dan membuka baju yang di gunakan krist sehingga terpampang kulit putih bersih milik krist.
Tangannya memilin puting pink itu, sesekali menarik dan mencubitnya sehingga membuat krist memejamkan matanya menikmati sentuhan dari singto.
"Phi....." Ucap singto.
"Hmm....."
"Aku ingin memasuki phi...."
"Sing!!" Ucap krist terkejut.
"Aku ingin phi!!" Ucap singto.
"Tidak!!" Ucap krist tak kalah tegasnya.
"Phi....." Ucap singto pelan dengan tatapan memohon dan mata yang memerah menahan tangis.
"Sing... Kamu kenapa?" Tanya krist, heran. Tentu saja... Ini kali pertama singto ingin memasuki dirinya.
"Entahlah...." Ucap singto kemudian Ia beranjak dari atas tubuh krist dan keluar dari kamar, singto menutup pintu kamar dengan kencang.
Krist juga bangkit dari tidurnya dan menyusul singto keluar.
"Sayang...." Ucap krist, saat ia melihat singto berada di dapur.
Singto tak menjawab sapaan krist, dia mengabaikan krist dan fokus memasak.
"Jangan marah, baby" ucap krist.
"Phi tak mencintai ku" ucap singto.
"Phi sangat mencintai mu" ucap krist.
"Bohong, phi tak mencintai ku! Jika phi mencintai ku, phi pasti mau mau ku tusuk" ucap singto kesal.
"Sing! Jangan sebut itu" ucap krist.
"Phi marah pada ku"
"Tidak sayang, hanya saja phi tidak bisa menuruti permintaan mu"
Singto mengambil wortel dan mencincangnya dengan keras dan cepat sehingga menghasilkan bunyi yang keras.
*Plak... Plakk.... Plakkk!!
Tak lama terdengar suara bel, mungkin itu baby sitter yang di hubungi krist kemarin.
Krist meninggalkan singto di dapur dan berjalan ke depan. Tak lama krist kembali lagi ke dapur menghampiri singto dengan membawa pengasuh fiat.
"Sing.... Ini bi ana, pengasuh fiat" ucap krist.
"Hmm" jawab singto singkat, dia benar-benar kesal sekarang.
Setelah membicarakan semua perkerjaan bi ana dan mengantar bi ana ke kamar fiat, krist kembali lagi ke dapur menemui singto.
Krist memeluk tubuh singto dari belakang dan mencium punggungnya.
"Masih marah, hmm?" Ucap krist.
"Hmm...."
"Apa kamu mau berkerja mulai hari ini?"
"Besok saja" ucap singto.
"Jangan marah sayang...."
"Phi sebaiknya mandi setelah itu pergi ke kantor"
"Sebelum mandi phi ingin memakan mu, ayo ke kamar"
"Tidak ada jatah selama 3 bulan!!"
"Sing....."
"Phi pergi!!! aku membenci phi!" Ucap singto sambil menangis.
"Kenapa menangis? Phi tak akan tenang jika harus ke kantor sekarang"
"Pergi!!!" Teriak singto.
"Baiklah, ayo ke kamar kamu boleh melakukan apapun dengan tubuh phi"
"Benarkah?" Ucap singto sembari menghapus air matanya.
"Iya, sayang" ucap krist.
Krist menggendong tubuh singto membawanya ke kamar dan perlahan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Mereka saling melumat bertukar saliva di dalam sana, singto mulai mengukung tubuh krist di bawahnya dan mengambil alih permainan, singto mencium leher krist dan memberi gigitan-gigitan kecil di sana sehingga meninggalkan bekas kemerahan.
"Phi milik ku" ucap singto.
Dia kembali menjelajahi tubuh mulus krist dari puting turun ke perut hingga bagian bawah krist, singto mengocoknya dan menghisapnya, cukup lama mereka melakukan pemanasan, singto beranjak mengambil lube dan mengoleskannya di lubang krist.
Tubuh krist bergetar hebat karna ketakutan, pelipisnya bahkan mengeluarkan keringat sekarang.
"S-sing.... Phi takut"
"Ini akan enak nanti... Apa phi tak pernah memikirkan aku setiap malam phi selalu menusuk lubang ku!! aku bahkan baru kali ini ingin menusuk phi" ucap singto.
Singto mengukung tubuh krist dan berusaha memasukan penisnya ke dalam sana.
Krist mengetatkan lubangnya ,tubuhnya menegang sekarang.
"Jangan di ketatkan phi, rileks...."
Krist mencoba rileks, dia menarik nafas dalam dan menghembuskannya.
*Jlebb...... Singto menusuknya secara tiba-tiba dan tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Rasanya lubang krist terluka saat ini.
Krist berteriak kencang karna kesakitan singto mencium bibir krist, sedikit memberi lumatan agar krist merasa nyaman dan mulai bergerak maju mundur, krist benar-benar tak menikmati posisi sekarang sedangkan singto masih terus mencoba merangsang tubuh krist agar menikmati permainan mereka.
Hingga beberapa menit kemudian mulai terdengar desahan yang keluar dari bibir krist, singto semakin semangat menghentakan penisnya di dalam sana, semakin cepat dan kasar hingga akhirnya dia mengeluarkan cairannya di dalam lubang krist.
Singto langsung ambruk di atas tubuh krist karna kelelahan, karna krist belum keluar dia kembali memasukan penisnya ke dalam lubang singto.
Krist bergerak cepat dengan singto berada di atas tubuhnya.
"Nnghh phii.... Aaghhh" desah singto.
Krist merebahkan singto di kasur dan dia berada di atas tubuh singto menusukan kembali penisnya ke dalam lubang sempit singto, krist bergerak cepat sehingga tubuh singto ikut bergerak seiring dengan gerakan krist di bawah sana, desahan dan geraman keduanya mengalun indah di ruangan kamar mereka, entah berapa lama mereka bermain dengan bebagai macam gaya, hingga akhirnya krist mengeluarkan cairannya di dalam lubang singto.
Keduanya mengatur nafas setelah melakukan kegiatan panas tadi.
"Sepertinya aku harus ke dokter" ucap singto.
"Kamu kenapa?"
"Aku merasa pusing dan mual phi. Ini seperti saat aku mengandung fiat dulu, aku curiga aku hamil lagi sekarang" ucap singto.
"Benarkah.... Ayo kita ke dokter, phi tak sabar ingin mendengar hasilnya"
"Nanti saja phi.... Aku ingin tidur sekarang" ucap singto sambil memejamkan matanya dan mulai terlelap.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Simpanan ✓
FanfictionKisah seorang pria muda sederhana yang jatuh cinta dengan seorang pria dewasa yang sudah memiliki istri. *Top Krist, Bot Sing, Mpreg.