part 21

1.6K 116 8
                                    

Sekarang sudah jam 12 siang, krist terbangun dari tidurnya, dia melihat singto yang masih tidur dan mengusap perut datarnya, apa benar ada adik fiat di dalam sana.

Krist melihat wajah singto yang semakin hari semakin bulat, dia mengecup pipi singto sehingga singto terbangun dari tidurnya.

"Phi tak bekerja?" Tanya singto

"Phi lelah sayang" ucap krist.

Krist hendak bangkit, namun lubangnya terasa sakit sekarang. Krist meringis kesakitan dan masih terdiam di atas kasur sedangkan singto langsung bangkit begitu saja.

"Apa lubang mu tak sakit, sing?" Tanya krist saat melihat singto terlihat biasa saja.

"Aku sudah terbiasa phi, apa perlu ku gendong?" Ucap singto dengan senyum mengejek.

"Tidak, apa kamu pikir phi lemah" ucap krist.

Krist mencoba bangkit perlahan, walau sakit dia tetap berusaha berjalan menuju kamar mandi di susul dengan singto dari belakang.

"Tadi yang pertama dan terakhir sing" ucap krist.

"Ckk... Jika anak phi ingin lagi bagaimana?" Tanya singto.

"Jangan bawa-bawa anak, phi tahu itu hanya akal-akalan mu"

Krist mengisi air di dalam bathub dan mulai masuk di sana, singto juga masuk dan duduk di pangkuan krist mereka berendam menyegarkan kembali tubuh mereka.

Krist mengusap perut singto dengan lembut dan sesekali mencium rambut singto.

"Setelah ini kita ke dokter" ucap krist.

"Iya phi" Ucap singto.

Singto memiringkan kepalanya dan krist langsung menyambar bibir merah singto, mereka saling melumat dan menghisap lidah, setelah beberapa menit, keduanya mengakhiri ciuman mereka.

Krist dan singto beranjak menuju shower dan membilas tubuh mereka di sana.

Krist dan singto beranjak menuju shower dan membilas tubuh mereka di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebelum mereka pergi, krist melihat fiat terlebih dahulu.

"Bi, aku dan singto akan keluar" ucap krist.

"Iya, tuan" ucap bi ana.

"Anak daddy sedang apa?" Tanya krist.

"Mamam" ucap fiat.

"Daddy pergi sebentar ya... Fiat jangan nakal dengan bi ana"

"Iyahh daddy" ucap fiat kecil.

Setelah itu krist berjalan menghampiri singto yang sudah menunggu di depan.

Krist membukakan singto pintu terlebih dahulu, baru dirinya ikut masuk ke dalam.
.
.
.
.
.
Saat ini singto sudah terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan dokter yang mengoleskan gel diatas perutnya untuk melakukan USG.

"Lihat, ada dua janin yang tumbuh di sana, calon anak anda kembar" ucap dokter.

"Benarkah dok" Ucap krist, dia melihat ke arah layar monitor USG, di sana ada dua janin yang masih berbentuk gumpalan kecil.

Krist mengecup kening singto karna bahagia.

"Terima kasih, sayang" ucap krist.

"Setelah ini kita kemana sing?" Tanya krist.

"Kita berkencan phi.... Aku ingin nonton ke bioskop" ucap singto.

"Apapun untuk mu"

Krist melajukan mobilnya ke mall, mereka bergandeng tangan turun dari mobil menuju bioskop.

Seharian ini mereka menghabiskan waktu bersama menikmati waktu berduaan mereka.





***
Keesokan harinya mereka memulai aktivitas mereka kembali, hari ini singto mulai masuk berkerja, setelah rapi mereka sama-sama turun ke bawah untuk sarpan pagi terlebih dahulu.

Setelah sarapan singto melihat fiat di kamarnya di lihatnya fiat masih betah memejamkan matanya. Singto mencium kening anaknya dan keluar dari sana.

"Apa fiat masih tidur?" Tanya krist.

"Masih phi"

"Apa fiat tidak akan rewel nanti sing. Takut fiat mencari kamu"

"Fiat sudah terbiasa ku tinggal bekerja phi"

30 menit kemudian mereka tiba di parkiran kantor, krist dan singto keluar bersamaan dari mobil, sontak para karyawan yang kebetulan berada di sana menundukan kepala mereka.

30 menit kemudian mereka tiba di parkiran kantor, krist dan singto keluar bersamaan dari mobil, sontak para karyawan yang kebetulan berada di sana menundukan kepala mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Singto tersenyum senang, akhirnya dirinya kembali berkerja di kantor krist lagi, menjadi sekertaris plus-plus.

Singto menggenggam tangan krist dan mereka masuk bersama kedalam kantor.

"Aku ingin satu ruangan dengan phi" ucap singto.

Karna memang ruangan sekertaris berada di depan ruangan CEO. Singto sengaja ingin satu ruangan dengan krist agar dirinya bisa lebih memperhatikan krist.

"Nanti phi atur" ucap krist.

Krist menyuruh orang untuk mengatur ulang ruangannya dan memasukan meja kerja singto ke dalam ruangannya juga. Hanya di perlukan waktu 2 jam semuanya sudah selesai di atur.

Setelah semuanya di atur, singto langsung masuk ke ruangan krist dan berjalan menuju toilet yang ada di sana, dia memuntahkan isi perutnya.

Krist dengan telaten memijat tengkuk singto agar singto merasa nyaman.

"Harusnya kamu di rumah saja tadi, apa lagi kamu sedang hamil muda sekarang, kamu harus banyak-banyak istirahat sing"

"Aku akan bekerja semampu ku, phi tak usah khawatir" ucap singto.

Setelah agak baikan singto duduk di meja kerjanya dan mulai memeriksa jadwal krist untuk hari ini.

"Hari ini kita kedatangan klien dari chiang mai, meeting dengan tuan wawan di kafe glora, melihat persiapan produk X" ucap singto.

"Tidak terlalu sibuk" ucap krist.

Singto beranjak dari kursinya dan duduk di pangkuan krist sambil menyandarkan kepalanya di bahu krist.

"Sing, phi harus kerja"

"Tapi aku ingin begini phi"

"Pekerjaan phi menumpuk sayang, bukankah kemarin phi tak masuk kerja, sekarang pekerjaan phi jadi banyak"

"Nanti aku bantu"

Krist mengusap punggung singto dan terpaksa menunda perkerjaannya sebentar hingga beberapa menit kemudian sudah tak ada lagi pergerakan dari singto, krist melihat singto yang ternyata tertidur di dalam pelukannya.

"Ckk.... Kamu pergi bekerja atau pergi tidur sing" gumam krist.

Krist mengangkat tubuh singto dan merebahkannya di sofa, setelah itu krist kembali ke meja kerjanya dan mulai mengerjakan pekerjaannya yang sudah menumpuk.












Tbc.

Pria Simpanan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang