"Hey, bangun!"
"Bangun!"
Dia menggelengkan kepala karena suara tersebut. Suara samar itu semakin terdengar jelas di telinganya. Dia mengerjapkan mata berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang menusuk indra penglihatannya.
Penglihatannya sudah jelas, kelima indranya juga sudah berfungsi kembali. Dia menangkap banyak suara.
"Kau sudah bangun."
Dia menoleh ke kiri terdapat seorang gadis dengan pakaian hitam lusuh, wajahnya kotor tetapi matanya sangat indah.
"Di mana ini?" dia menggerakkan lengan dan kakinya tetapi sulit, matanya membulat melihat rantai yang melilit dua kaki dan pergelangan tangan. Siapa yang berani melakukan ini kepadanya.
"Kita ada di gudang. Oh, ya. Aku Ellen kau pasti Shura, kan?" gadis lusuh itu tersenyum manis.
"Shura?"
Ellen menunjuk pinggangnya. "Di kipas itu terukir nama Shura, itu namamu kan," terkanya.
Dia menatap kipas berwarna putih tersebut kemudian meraba tubuhnya tidak ada apapun selain pakaian yang melekat dan kipas tersebut.
"Kita ada di mana?" tanya Shura serius.
"Lebih baik kau minum dulu, suaramu sedikit buruk mungkin karena kau tidak minum dan makan," sahut Ellen menggeser dua mangkuk yang terbuat dari kayu berisi dua potong roti dan air putih.
Roti itu sedikit keras jika bukan untuk menambah energinya dia tidak mau memakan roti tersebut. Di gudang ini tidak hanya ada dia dan Ellen, tapi ada sekitar dua puluh lebih gadis sepertinya. Pakaian mereka juga lusuh seperti gadis desa yang sudah terkena badai atau pengemis.
"Kita berada di tempat seleksi untuk calon pendamping putra mahkota," jelas Ellen.
Dia menjatuhkan rotinya menatap Ellen terkejut. "Pendamping putra mahkota?!"
"Ya, Putra Mahkota Lycato. Pangeran cacat dari kerajaan Ursula."
"Lantas kenapa aku bisa di sini?"
Tidak mungkin kan dia diculik oleh mereka agar ikut seleksi ini. Konyol sekali pikirannya ini
"Kau ditemukan di pinggir sungai dengan keadaan yang mengenaskan. Para pengawal sudah mencari identitasmu tapi tidak menemukan apapun, di lihat dari pakaianmu saja mereka tidak mengetahuinya. Karena itu kau didaftarkan ikut seleksi ini," jelas Ellen ringan.
Dia mengingatnya sekarang, saat dia sedang menikmati pemandangan di atas tebing tiba-tiba ada yang mendorongnya. Shura juga ingat dia bertarung dengan hewan air.
Tetapi kenapa dari semua barang yang di bawa hanya kipas itu yang masih ada. Pakaian sudah berganti menjadi hitam lusuh pasti mereka yang menggantikannya karena pakaian itu rusak parah.
"Aku harus keluar dari sini," ucap Shura berdiri namun kembali terduduk karena kaki kirinya sangat sakit.
"Kaki kau terluka tapi tidak parah, tenang saja para tabib sudah mengobatinya. Kata mereka kakimu akan sembuh setelah tiga hari," jelas Ellen.
"Berapa lama aku di sini?" tanya Shura.
"Empat hari, kau demam tinggi dan tidak sadarkan diri."
Empat hari dengan keadaan seperti ini sungguh buruk menurutnya. Tempat ini sangat kotor, di sudut atas terdapat sarang laba-laba dan serangga lainnya.
"Calon pendamping putra mahkota, harusnya ditempatkan tempat yang bagus bukan justru tempat menjijikan seperti ini," komentar Shura.
Mata Ellen berubah sendu. "Para bangsawan yang menyalonkan diri tinggal di rumah barat yang sudah disediakan. Sedangkan kita di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marera [Istri Putra Mahkota]
Fantasy[Follow dulu sebelum baca] Gadis yang ceroboh dan sering melakukan kesalahan itu terjatuh ke dalam sungai kemudian terbangun dengan tangan dan kakinya terantai. Lebih mengejutkan lagi dirinya berada ditempat seleksi calon istri pangeran Lycato yan...