Chapter 11 Penyerangan

92 8 3
                                    

DUAR!

Shura terlonjak. Suara dentuman tersebut sangat keras.

"Hilia, apa it—"

Belum sempat menyelesaikan pertanyaan lehernya sudah dicengkram kuat oleh seseorang. Hilia pun sama. Orang berpakaian hitam dengan penutup mulut tersebut mencekik lehernya.

Shura mendengar keributan di luar. Sepertinya kediaman Putra Mahkota ini sedang di serang.

"Mati," desisnya.

"Tidak semudah itu," balas Shura pelan.

Dia mengeluarkan kipas putih, menggores lengan orang itu hingga berdarah. Cekikannya terlepas. Kipas putihnya bukan sembarangan kipas biasa.

"Baru jadi pengantin sudah ada yang menginginkan nyawa ini, ck, ck, ck," decak Shura mengelus lehernya yang sakit.

"Wanita lemah seperti anda memang ditakdirkan memiliki bernyawa panjang," balasnya menyerang Shura.

Shura menghindar, dia menangkis serangan demi serangan yang dilayangkan kepadanya. Shura berharap ada yang datang membantu tapi sepertinya keadaan di luar kacau. Dia mendengar suara pedang saling bergesekan.

Pria tersebut mengeluarkan cambuk dan melayangkan cambuk tersebut ke kaki Shura yang sudah terluka. Shura terduduk sembari meringis.

"Aw," ringis Shura.

Pria itu semakin leluasa karena Shura tak melakukan perlawanan. Keadaan di istana Orchid tersebut sangat kacau. Lycato dan Zeo sedang melawan sekumpulan orang yang datang menyerang.

Sedangkan di sisi lainnya, di bagian hutan. Iblis putih yang terkenal dengan serulingnya tengah duduk santai menggoyangkan kaki di atas pohon sambil menikmati semilir angin malam.

Seruling di tangan kiri Hazel terjatuh ke bawah. Tangan kanannya memegang leher yang mendadak sakit.

"Apa ini?" tanya Hazel bingung, rasanya seperti dicekik kuat.

Kaki sebelah kanannya mendadak sakit tapi tidak terluka.

"Akh!" ringis Hazel menggulung lengan tangan kanan.

Sebuah luka memanjang mengeluarkan darah mendadak muncul tanpa sebab.

"Aku kenapa?" Hazel dilanda kebingungan.

Sekarang, perutnya yang sakit. Wajahnya pun sama. Seluruh anggota tubuhnya sakit. Dia terjatuh dari pohon dan bergulingan di tanah. Baru kali ini Hazel merasakan sakit. Seumur-umur dirinya hidup belum pernah sakit apalagi terluka.

"Jangan-jangan! Wanita pemilik kutukan itu!" seru Hazel baru ingat.

Dia harus memastikannya. Sekuat tenaga berdiri. Hazel melakukan teleportasi. Betapa terkejutnya saat sampai di istana Orchid.

Hazel melihat Zeo sedang melindungi Lycato. Dia membunuh orang yang menyerang mereka dengan sekali serangan. Hazel menarik tangan Lycato dan luka yang didapatkan Lycato sama persis dengan miliknya.

Gigi Hazel bergemelatuk, dia berpindah tempat  ke depan kamar Shura. Menendang pintu tersebut dan melihat wanita yang tadi memanggilnya dengan lilin hitam tergeletak di lantai dengan darah segar yang keluar dari mulutnya.

Wanita itu sedang disiksa. Hazel mengeluarkan serulingnya, memainkan sebuah lagu yang menyakiti gendang telinga pendengarnya. Selain para penyerang itu yang lainnya tidak akan mendengar.

Para penyerang istana Orchid menutup telinga mereka tapi sayang lagu tersebut tetap terdengar hingga membuat telinga mereka sakit dan rasanya ingin pecah, mereka meraung kesakitan meminta pertolongan.

Keluar darah dari ketiga indera mereka kemudian kehilangan nyawa.

"Shura!" panggil Lycato mendekati istrinya tersebut dan membantunya bersandar.

"Maaf aku tidak datang," ucapnya.

"Di luar begitu banyak yang menyerang dan mereka tidak mati atau terluka sedikit pun. Kami pun bingung," timpal Zeo gelisah.

Penyerang kali ini cukup aneh, Zeo sudah menghunuskan pedang tetapi tidak berefek apapun.

"Tubuhnya menghitam," ucap Hilia bergidik ngeri.

"Pasti mereka meminum sesuatu yang berkaitan dengan sihir hitam atau semacamnya," jelas Zeo menatap pria terbujur kaku yang warnanya berubah hitam.

Hazel mengeratkan pegangan pada serulingnya kemudian membalikkan tubuh dan menunjuk Shura menggunakan seruling.

"KAU!" serunya marah.

"Kau datang sangat lambat," kekeh Shura.

"Jangan banyak bicara," tegur Lycato khawatir.

Hazel memandangi luka yang didapatkan Shura. Hazel akhirnya tahu alasan mengapa tubuhnya begitu sakit karena dia terikat dengan wanita tersebut dan Lycato. Tubuhnya akan sakit jika Shura terluka. Lengannya akan terluka kalau Lycato terluka.

"Kau berani mengikatku! Siapa kau sebenarnya?!"

"Jaga nada bicaramu di depanku!" sahut Shura tajam.

"Berlutut!" perintah Shura.

Seluruh tubuh Hazel merinding, iblis penunggu hutan tersebut langsung berlutut. Bukan keinginan tapi tubuhnya secara otomatis mengikuti perintah Shura. Siapa sebenarnya wanita di depannya ini sampai bisa mengikat perjanjian dan menjadikan dirinya bawahan.

"Bodoh, seharusnya aku tidak meremehkan Shura. Wanita ini bahkan dikutuk oleh kutukan paling mematikan, pasti dia bukan orang sembarangan," batin Hazel mengumpat.

Shura mengatur pernapasannya.

"Zeo, panggil tabib untuk memeriksa Shura," perintah Lycato.

"Pangeran, semua tabib istana Orchid kita sudah mati. Aku tidak sempat menolong mereka," balas Zeo menunduk.

Tempat yang paling diincar pertama kali adalah balai pengobatan.

"Makan ini masing-masing satu. Obat kecil bulat itu bisa menyembuhkan luka kalian," suruh Hazel menaruh kasar kendi kecil berisi obat ajaib miliknya yang selalu dibawa ke mana-mana.

Obat berukuran kecil berbentuk bulat dan warnanya merah. Banyak orang yang menginginkan obat tersebut dan rela mempertaruhkan nyawa tapi kali ini obat tersebut diberikan secara cuma-cuma karena Hazel tahu mulai sekarang hidup dan matinya tergantung hidup dan mati pasangan itu.

"Waw, kau merelakannya sekarang. Dulu Raja Holmes memohon, berlutut lima hari untuk dapat obat ini demi Pangeran Castor tapi kau bahkan tidak memberikannya, merespon pun tidak," komentar Zeo dengan nada meledek.

"Diam!" desis Hazel kesal.

"Terima kasih, Hazel. Kau bisa berdiri," ucap Lycato.

Ajaibnya tubuh Hazel bisa digerakkan kembali. Hazel menelan ludahnya.

"Sama-sama, Tuan," balas Hazel terpaksa memanggil Lycato dengan sebutan Tuan.

Hari ini Iblis putih penunggu yang selama ribuan tahun tidak pernah terikat dengan siapa pun kini harus tunduk dan patuh kepada Putra Mahkota dan Putri dari Kerajaan Ursula.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marera [Istri Putra Mahkota]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang