Day 3. Jumat | Ash Shirath

260 29 13
                                    

SHALIH SQUAD Special Conditions - Day 3. Jumat | Ash Shirath

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2021, 17 November

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕 plus, kindly watch the mulmed for further info dalam bahasan kajian okays! Semoga berfaedah ya. Allaahumma aamiin. TabaarakArrahmaan 💕

-::-

Rintik hujan di luar sana membuat mereka membatalkan keinginan untuk barbekyuan gitu. Padahal setok daging sudah tersedia di lemari pembeku di dapur, lengkap dengan segala pelengkapnya. Fajar ber-yah pelan sampai kemudian dia mengucap istighfar di detik berikutnya setelah dilihatnya Bima melihat ke arahnya yang terdengar mengeluh.

"Astaghfirullaah," ucap Fajar. "Segala keceplosan sih," Fajar memukul bibirnya sendiri. "Allaahumma shayyiban naafi'aa, gitu kamsudnya, hehe..."

Mereka berenam kini mengelilingi meja makan untuk menyantap makan malam. Bu Ipah akhirnya masak mi rebus dengan toping daging yang enak banget kelihatannya. Ya gimana ya, hujan-hujan makan mi rebus kuah aja udah kenikmatan yang hakiki, apalagi kalau pakai daging segala. Fajar sama Shiddiq mau ngeluh ya ngga jadi.

Dering ponsel milik Benjamin Bin Adam terdengar. Pasang mata lainnya menoleh sekilas ke ponsel canggih tersebut sebelum kemudian kembali dengan aktifitas mereka semula; menyendok makanan. Para Pemuda Harapan Bangsa ini kalau sudah bertemu makanan, yang lain jadi tidak terlalu diperhatikan. Ben beranjak dari duduknya, lantas menuju pintu depan, menemui seseorang yang datang.

Hamas melihat mangkok di hadapan Saad, lantas menyendok kuah mi instan milik sahabatnya itu.

"Buset, pedes bat!" keluh Hamas dengan wajah mengernyit kaget.

"Cocok!" respons Saad sembari tertawa geli.

"Modyar lu entar!" Hamas menyuap mi rebus porsinya sendiri. Enak, asin, dan dengan takaran pedas yang cukup.

"Abis makan, ada kajian lagi?" tanya Shiddiq usai menelan kunyahan.

"Adain atuh," sahut Saad. "Khayran insyaaAllah."

"Haseeek!" balas Shiddiq.

"Pada rajin-rajin bat, ampun dah," kata Hamas dengan gelengan kepala. Dia baru mau menyuap lagi tapi urung begitu didengarnya suara cempreng milik seseorang yang dia kenal.

"Ohoooy, everibadeh!" sapa Indra dengan nada riang. Bahagia banget dia sejak lihat bangunan megah di depan mata begitu kendaraannya tadi memasuki gerbang.

"Lah, bocah nyampe aja?" komentar Hamas yang lumayan terkejut melihat kehadiran teman baik Saad itu. "Lu yang ajak, nyet?"

Saad hanya menggeleng, tapi senang juga melihat kehadiran Indra.

"Weeey!" Fajar menyambut Indra dengan lima jarinya ke atas yang kemudian dibalas oleh Indra dengan tepukan pelan. Tos, gitu.

Ben yang tadi ke depan untuk menjemput kedatangan Indra, kembali ke singgasananya, mi rebusnya sudah meleyot pasti. Bima menyambut Indra dengan wajah senang. Uluran tangan Indra diterima Bima dengan semringah.

"Alhamdulillaah, sampe," kata Bima, "gimana di jalan? Dicegat ngga?"

"Hampir, ih! Nyaris!" Indra duduk di samping Shiddiq. Satu mangkok langsung tersedia di atas meja di hadapannya. Shiddiq yang dengan baik hati menyiapkan.

"Alhamdulillaah, sampe," komentar Saad yang jelas senang melihat teman sejak kecilnya ikut gabung di isolasi mandiri mereka kali ini.

"Weh, tunggu, tunggu," sela Hamas. "Ini pada tauk lo mau ke sini? Gue doang yang kaga tauk?"

SHALIH SQUAD Special ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang