Day 2. Kamis | Tafsir A'udzubillaahiminasysyaithaaanirrajiim

286 48 12
                                    

SHALIH SQUAD Special Conditions – Day 2. Kamis | Tafsir A'udzubillaahiminasysyaithaaanirrajiim

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 11 Oktober

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕 plus, kindly watch the mulmed for further info dalam bahasan kajian okays! Semoga berfaedah ya. Allaahumma aamiin. TabaarakArrahmaan 💕

-::-

Benjamin Bin Adam mengecek catatan kajiannya ke buku usai menyalin apa yang dia simpan di dalam catatan ponselnya. Pagi jelang siang di jam sembilan pagi lewat tujuh belas menit, pemuda itu sudah asik duduk di atas karpet di ruang utama, merunduk pada meja kecil yang melintang di hadapannya, sementara kakinya berselonjor. Di dua sofa, ada Hamas dan Fajar yang berbaring dengan lengan menutupi mata mereka yang kelopaknya mengatup. Sebab sinar mentari sejak tadi beranjak meninggi, terangnya menembus dinding kaca bening. Mestinya ini bagus, cuaca jadinya menghangat , makanya Ben betah duduk menyalin catatan kajiannya. Tapi dua manusia yang di sofa itu memang lebih senang rebahan.

Shiddiq masih shalat Dhuha di kamarnya. Saad tilawah di lembar ke empat mushafnya hari ini, Bima jalan-jalan santai mengitari bangunan vila milik keluarga Ben.

Pagi tadi, selepas waktu syuruq sekitar jam setengah enam, mereka semua tidur sejenak. Hamas, Fajar, Shiddiq pulas di atas karpet dan sofa. Saad, Bima, dan Ben pilih kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat. Lumayan, sekitar dua jam tidur, tiga orang yang disebut belakangan auto-bangun dan bebersih kemudian mengerjakan aktifitas bebas. Ben sudah pasrah kalau semisal jam Dhuha ini tidak ada kajian, karena semalam memang mereka tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup. Dia juga membiarkan Hamas, Fajar, dan Shiddiq tetap tidur di ruang utama.

Tapi Shiddiq terbangun saat Ben menggelar meja dan mulai menyalin catatan. Pemuda cerdas itu beranjak ke kamar dan membersihkan diri, makanya sekarang masih aja shalat Dhuha. Rencananya, abis shalat Dhuha, dia mau tidur lagi.

Ben juga tadi baru tahu kalau Bima sedang jalan santai sehabis mandi, dipikir Bima masih pulas di kamarnya. Melihat Bima di luar, tadinya Ben mau ikut jalan santai, tapi posisinya sudah keburu ajib nih, daripada nanti mager buat nyalin catetan, mending dia lanjut aja lah.

"Mas, bangun," panggil Saad pada sahabatnya. Ben hanya menoleh, lalu kembali fokus dengan catatannya. "Jar, bangun. Woy!"

Fajar yang sedang berupaya berbalik, akhirnya nyusruk, jatuh dari sofa. Dia bangun dan marah-marah.

"Naon sia?!" omelnya pada Saad, oknum yang bikin dia nyium karpet. "Punya masalah hidup apaan seh, ganggu we!"

Saad nyengir. "Bangun, weh. Pindah ke kamar sana kalau mau tidur. Di sini mau kajian."

Garuk-garuk kepala sembari melirik Ben yang sedang menulis, Fajar manyun. Ngga enak juga nih, yang punya tanah udah rapi, dia tidur.

"Emang ada kajian?" tanya Ben pada Saad.

"Adain lah, lumayan masih jam segini."

Jawaban Saad membuat senyum Benjamin merekah. "Alhamdulillaah," katanya. "Gue nyelesein ini dulu kalau gitu, Ad."

Jempol Saad terlihat. Fajar mendengus pelan.

"Aing mandi dulu!" tukas Fajar, lalu berjalan gontai ke kamarnya di lantai atas.

Bima yang melihat Fajar ke atas, memutuskan untuk masuk dan bergabung dengan mereka di ruangan utama. Saad masih berupaya membangunkan Hamas yang tidur seperti pingsan.

"Mas, bangun," ucap Saad lagi. Bima duduk di samping Ben, mengintip apa yang karibnya itu kerjakan.

"Paan sik ah!" omelan Hamas mulai terdengar. Suara beratnya menggelegar tidak jelas.

SHALIH SQUAD Special ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang