Day 2. Kamis | Beristighfar Kepada Allah

349 54 17
                                    

SHALIH SQUAD Special Conditions – Day 2. Kamis | Beristighfar Kepada Allah

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 20 November

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕 plus, kindly watch the mulmed for further info dalam bahasan kajian okays! Semoga berfaedah ya. Allaahumma aamiin. TabaarakArrahmaan 💕

-::-

Waktu Isya masuk di pukul enam sore lewat empat puluh enam menit. Mereka berjamaah berdelapan karena Pak Sobari dan Bu Ipah juga ikut berjamaah. Lepas itu, kedua pengurus vila tersebut bergegas ke dapur, menyiapkan penganan sebab Ben bilang bahwa mereka akan mengadakan kajian lagi malam ini.

Masih jelang jam delapan malam ketika yang lain ber-video call dengan masing-masing keluarga mereka, memberi kabar bahwa keadaan mereka baik-baik saja dan sebagainya. Termasuk Hamas, yang susah payah melarang Mami agar tidak menyusul ke vila dengan alasan kangen.

"Mih, baru juga dua hari," kata Hamas pada layar ponselnya.

"Tapi Mami kangen kamu, gimana sih?"

"Iya, Hamas juga kangen Mami. Tapi malu, Mih, yang laen aja kaga ada yang maminya ke sini!"

"Itu dia! Mami harus membuat gerakan! Jadi trendsetter! Nanti kalau tahu Mami main ke sana, ibu-ibu yang lain pasti ke sana juga. Ya kan?"

Menghela napas, Hamas manyun. Memutar otak bagaimana caranya biar Mami ngga ke sini.

"Minggu depan deh," kata Hamas.

"Sayang..."

"Mami..."

"Ya udah, Kamis depan jangan kaget kalau Mami sampe di sana ya. Oke?"

"Oke..."

"Ya udah, sana tidur. Udah jam segini."

"Baru juga jam delapan."

Tawa Mami terlihat. "Iya juga. Kamu udah makan?"

"Udah," sahut Hamas. Mereka menyantap makan malam lepas shalat Maghrib tadi.

"Sip, sip, kalau gitu. Kamu teleponan sama Hana?"

Hamas tergugu. Lah, iya juga. Dia ngga ada kepikiran video call Hana dari kemarin.

"Belom."

"Telepon dong, sweetheart, kasihan Hana sendirian di sana. Dia ngga bisa balik ke sini untuk sementara waktu," pinta Mami.

"Iya, nanti Hamas telepon," ucap Hamas lagi. "Udah dulu ya, Mi. Kayaknya udah mau mulai kajian."

Bu Ipah dan Pak Sobari muncul lagi membawakan gorengan hangat berupa risol dan pastel beserta sambel kacangnya yang cocok banget dimakan di cuaca seperti malam ini. Tidak lupa minuman berupa wedang jahe yang membuat wajah siapa saja menjadi cerah ketika melihat gelas-gelas berisi wedang jahe itu mendarat di atas meja dekat sofa.

"Wah, besok request sekoteng, Pak!" kata Fajar, senang.

"Boleh, boleh," kata Pak Sobari.

Fajar tos bareng Shiddiq. Dari tadi mereka bahagia, karena menu buka puasa memang ada dagingnya. Bu Ipah memasak sapi lada hitam sebagai hidangan utama. Ben malah berkata besok, Jumat malam, mereka rencananya makan malam dengan menu barbekyu yang mereka masak sendiri di halaman depan sana. Bikin keduanya tak sabar menemui malam besok.

Biar aja, biar mabok daging.

Hamas yang sudah selesai dengan kegiatannya, bergabung lagi di ruang utama. Keningnya mengernyit melihat Ben dengan satu buku tebal di genggaman.

SHALIH SQUAD Special ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang