Day 2. Kamis | Masa Muda

347 60 32
                                    

SHALIH SQUAD Special Conditions - Day 2. Kamis | Masa Muda

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 26 September

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕 plus, kindly watch the mulmed for further info dalam bahasan kajian okays! Semoga berfaedah ya. Allaahumma aamiin. TabaarakArrahmaan 💕

-::-

Bima yang bertugas sebagai imam pada shalat tahajud kali ini, berbalik dan menghadap teman-temannya yang selesai shalat masih setia duduk di belakang. Ada Shiddiq yang masih sibuk menengadahkan tangan, Saad yang duduk dengan punggung melengkung dalam khusunya, Ben yang sibuk melihat huruf demi huruf di mushaf-nya, Fajar yang terkantuk-kantuk, dan tentu seonggok Hamas yang duduk di atas karpet sementara punggungnya bersandar pada sofa dengan mata terpejam pulas sejak tadi.

"Ehem," Bima berdeham keras. Membuat Saad mendongak, Shiddiq dan Ben menoleh refleks, Fajar tersentak heboh.

"Wa'alaykumussalam warahmatullaah!" ucap Fajar tanpa aba-aba. Kaget banget dia. Dipikir barusan itu adalah salam pembuka sebelum kultum dimulai.

Tahajud tadi dimulai jam satu, itu juga gagasannya Hamas setelah baca Quran dia ngga bisa tidur. Ternyata, teman-temannya yang lain juga. Abis dapet bahasan dari Bima, entah kenapa rasanya mencekam banget. Horor bukan maen dah! Jadilah mereka shalat tahajud lebih awal, dan selesai di jelang jam tiga pagi seperti sekarang. Wajar jika kantuk kemudian menyerang.

Yang lain tertawa, termasuk Bima juga.

"Afwan, Jar, kalau mau tidur, ke kamar aja mendingan," kata Bima, melihat jam dinding yang ada. "Masih ada banyak waktu nih sebelum sahur. Kan Subuh jam setengah limaan."

"Ah ogah, di kamar sorangan wae. Serem, Bim!" ucap Fajar. Dilihatnya Hamas masih terlelap. "Lah, pules amat ini anak?"

Kaki Fajar bergerak untuk menyenggol kaki Hamas yang bersila.

"Eh, udah, jangan dibangunin," Bima mencegah sahabatnya mengganggu tidur Hamas. "Ngga apa-apa kalau mau tidur."

"Ini pada mau tidur dulu?" tanya Ben. "Kalau ngga, gue bikinin kopi."

"Lah kok lo yang bikin?" tanya Shiddiq. "Bos besar lho ini!"

Ben nyengir, "Apaan sih, Diq," ucapnya. "Bu Ipah jam segini palingan lagi sibuk tahajud juga. Nanti kan mau prepare sahur buat kita. Bikin kopi cuma nyeduh doang, gue juga bisa."

"Sok atuh, Ben," kata Saad yang kemudian berdiri. "Gue ikut bikin. Nanggung banget kalau tidur sejam. Kepala gue pusing. Nanti aja jam tujuhan mau tidur bentaran," sambungnya. "Santuy atuh, paling jam sembilan bangun. Nanti kajian lagi kita. Hehe..." tambahnya begitu melihat wajah Ben meragu.

Bener kan, mukanya Ben langsung cerah.

"Ya udah, siapa aja nih yang mau?"

Yang lain angkat tangan semua kecuali Hamas yang masih pulas.

"Diq, ambilin cemilan gih," kata Fajar. Di ruang sebelah ruangan mereka sekarang ini, memang ada lemari isinya cemilan micin dan biskuit-biskuit. Parah lah Ben nyetoknya yang digemari sama anak-anak muda macam mereka. Ukurannya besar-besar pula. Makanya pas tahu ada itu, Fajar bahagia bukan main. Dia kan doyan ngemil.

Shiddiq mengangguk, "Oke lah, gue mau isi botol minum juga nih. Botol lo mau diisi ngga?"

"Ya mau dong!" kata Fajar.

"Botol gue juga, Diq. Syukran," susul Bima seraya menyodorkan botol miliknya.

Shiddiq kemudian berlalu ke ruangan sebelah. Fajar mengeratkan jaketnya. Shalat tahajud di sini memang mau tidak mau mengenakan jaket, karena hawanya dingin bukan main. Selain pakai sarung, mereka juga pakai celana training untuk lapisan dalam. Dinginnya ngegigit banget. Itu si Hamas bisa pules juga karena pakai setelan training lengkap dengan sarung dan jaket plus kaos kaki. Mungkin karena berasa hangat, makanya bisa pules ngga terganggu obrolan yang lain. Sampe mangap tuh mulutnya. Kalau di kamar kan ada penghangat ruangan juga. Kalau tiada kolam renang, kemungkinan Fajar menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur.

SHALIH SQUAD Special ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang