Day 1. Rabu | Pasti Diijabah

486 64 69
                                    

SHALIH SQUAD Special Conditions – Day 1. Rabu | Pasti Diijabah

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 3 Agustus

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕 plus, kindly watch the mulmed for further info dalam bahasan kajian okays! Semoga berfaedah ya. Allaahumma aamiin. TabaarakArrahmaan 💕

-::-

"Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan doanya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal." Para sahabat lantas mengatakan, "Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas berkata, "Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian."

( HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id; derajat hasan )

-::-

Aktifitas di hari pertama ini lumayan berjalan dengan baik. Pagi jelang azan Zuhur, mereka berbincang tentang beberapa hal. Kemudian shalat Zuhur diimami oleh Shiddiq, lalu dilanjutkan dengan makan siang. Bima ikut makan juga sebab hari ini jadwalnya tidak sedang berpuasa. Setelah makan siang, Bima undur diri untuk tidur sejenak. Pikirnya, sebaiknya dia istirahat siang ini. Ben juga mengikuti pilihan sahabatnya. Mereka beristirahat di kamar masing-masing.

Fajar dan Shiddiq yang sudah tergoda melihat kolam renang di teras belakang, akhirnya basah-basahan di sana. Kesempatan banget emang, ngga bisa lihat kolam renang gratis. Hamas akhirnya ikutan nyebur, sedangkan Saad memilih untuk tilawah di ruang santai yang ada di kamarnya. Kaca besar di sana memudahkan Saad mendapat sinar matahari yang cukup untuk membaca mushaf-nya.

Tiga pemuda yang berenang, mengakhiri kegiatan mereka nyaris di pukul tiga siang. Bima berkata pada Shiddiq, sebentar lagi waktu Asar masuk, sebaiknya Shiddiq bersiap-siap untuk mengumandangkan azan.

Tidak ada keluhan yang keluar dari mulut Fajar tentang hari ini, demikian juga Hamas. Menyatakan secara sikap, bahwa layanan yang diberikan oleh Ben lewat asisten rumah tangga yang mengurus vila ini, sungguh bukan main-main. Masakannya juga enak. Dan berhubung kawasan puncak lumayan dingin, Fajar ngga heran kalau dia nambah. Kalau Hamas, di mana aja dia sih emang makannya nambah. Hm.

"Udahan renangnya?" tanya Ben yang baru keluar setelah selesai dengan sesi membacanya. Dia cuma tidur setengah jam dan lumayan dapat deep sleep, lantas tidak bisa tidur lagi setelahnya. Jadi, Ben membaca buku sirah sahabat untuk mengisi waktu. Dia mau bahas-bahas Islam lagi sih, tapi sadar diri, teman-temannya juga butuh istirahat.

"Udah, bosku," kata Fajar, semringah. Mereka bertemu di lorong untuk menuruni tangga ke ruang tengah. Shalat biasa digelar di sana. "Adem bener!"

Ben tertawa. "Pasti laper nih?"

"Haha," Fajar tergelak, "iya, tahu aja seh!"

"Selow, nanti abis Asar tea time, insyaaAllah."

Kalimat Ben ditanggapi Fajar dengan tepukan tangan senang, "Cakep neh, gue demen banget yang begini! Hahaha!"

Fajar mengacak rambutnya yang basah, lalu menuruni tangga dan mendapati Saad dan Bima sudah di bawah, duduk di sofa. Sementara Shiddiq bersiap mengumandangkan azan sebab waktu Asar telah masuk. Hamas yang baru selesai mandi, bergegas keluar dari kamar mandinya dan berlari kecil menghampiri tangga. Dia sudah ganti pakaian. Sore ini mengenakan training hitam bergaris putih dan sweater hoodie warna biru pucat. Selembar sarung terpegang di tangan kanannya. Saat di sini, setiap shalat, mereka memang dibiasakan pakai sarung.

SHALIH SQUAD Special ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang