PART 1

1.6K 100 2
                                    

Suara dentuman musik yang keras terdengar jelas oleh seluruh orang dalam club itu, bau alkohol menyengat dimana-mana, bau asap rokok pun juga tak kalah menyengatnya beradu dengan bau alkohol.

Banyak orang yang mabuk, tak sedikit juga orang yang sedang bercumbu di dalam club karena sudah mabuk berat, bahkan ada juga orang yang sampai muntah karena sudah tak sanggup lagi menenggak minum alkohol tapi masih tetap di paksakan.

Malam itu seorang gadis bersama para sahabatnya sedang menghabiskan malam di club favorit mereka. Club yang saat ini mereka kunjungi adalah club terbaik yang ada di Jakarta, bahkan hampir setiap malam mereka menghabiskan waktu mereka di club kesayangan mereka.

Shani, adalah nama gadis yang sedang menghabiskan waktu malamnya di club dengan para sahabatnya. Beby, Jinan, Cindy, dan Sisca adalah sahabat dari Shani, mereka adalah sahabat yang kompak dengan karakter yang berbeda.

Malam ini Shani tak ingin terlalu mabuk, karena sore tadi dia mendapat sebuah pesan dari mamanya untuk menjemput sang kakak di bandara karena kakaknya akan tiba di Jakarta setelah melakukan kegiatan tukar mahasiswa di Jepang selama 3 bulan.

Shani kemudian mengeluarkan rokok dari dalam saku jaketnya lalu menyulut rokok itu dan menghisapnya. Asap rokok yang tebal keluar dari mulut Shani. Dia melempar sebungkus rokok itu kepada Sisca yang dari tadi sudah mengkodenya untuk meminta sebatang rokok karena rokok Sisca sudah habis dan dia lupa untuk membelinya.

Jam di tangan Shani sudah menunjukkan pukul 23.30 tandanya dia harus segara keluar dari club dan segera menuju bandara untuk menjemput kakaknya karena pesawatnya akan tiba 45 menit lagi. Shani akhirnya pamit kepada para sahabatnya itu.

“Gue cabut dulu ya.” pamit Shani pada sahabatnya.

“Weh mau kemana lo? Tumben?” tanya Sisca. “Minuman belum abis nih, masih banyak.” lanjutnya.

“Gue mau jemput, biasalah si tukang bikin repot.” yang di maksud Shani suka bikin adalah kakaknya.

“Udah balik dia? Kok cepet?” tanya Beby.

“Udah, bentar lagi pesawatnya landing, sorry gue cabut dulu guys.”

“Yaudah tiati Shan.” Ucap Cindy.

“Ngebut aja gpp Shan.” sahut Jinan.

Shani segera keluar dari club dan menuju tempat parkir dimana mobilnya sedang terparkir. Saat sudah dekat dengan mobilnya dan hendak masuk ke dalam mobil, Shani tidak sengaja mendengar suara teriakan dari seseorang yang meminta tolong, reflek mata Shani pun segera mencari darimana arah sumber suara tersebut.

Shani melihat ada dua orang pria bertato dan berbadan besar sedang berusaha menjambret dan merampas tas milik seorang gadis, dengan cepat Shani membuka pintu belakang mobil dan mengambil tongkat bisbol yang selalu dia bawa kemana pun dan selalu ada dalam mobilnya.

Shani berjalan cepat mendekati dua pria itu lalu segera memukul punggung salah satu pria itu dengan cepat.

Bugh

Satu pukulan dari Shani menggunakan tongkat bisbol di tangannya mendarat tepat sasaran pada punggung salah satu pria itu, membuatnya tersungkur ke tanah dan cukup membuat satu penjambret itu tak berdaya karena rasa sakit. Teman preman itu pun geram karena kelakuan Shani yang menurutnya sudah menggagalkan aksi jambretnya dan akhirnya malah melampiaskan amarahnya dengan menampar gadis itu secara keras pada pipinya hingga membuat gadis itu pingsan.

Shani yang melihat kejadian itu pun semakin geram dengan ulah preman tersebut. Shani berusaha maju untuk melawan preman itu, Shani berusaha memukul jambret yang telah membuat seseorang pingsan akibat ulahnya. Namun ketika dia sudah siap memukul sang jambret dengan sekuat tenaga tiba-tiba saja jambret itu mengeluarkan pisau lipat dari saku belakang celana miliknya, nahas tangan kiri Shani pun terkena goresan yang cukup panjang namun untungnya tidak terlalu dalam.

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang