PART 11

363 65 5
                                    

Shani berjalan melewati lorong-lorong di kampusnya untuk menuju sebuah ruangan dan menemui seseorang bernama Veranda. Ruang dance adalah tujuan Shani karena dia tau bahwa Veranda akan berada di sana karena Veranda merupakan anak UKM dance.

BRAK..

Pintu ruangan terbuka dengan kencang, semua orang yang berada di dalamnya tersentak kaget, termasuk Naomi. Mata Shani menelisik mencari sosok Veranda yang ternyata sedang duduk di sofa panjang dengan santai.

Shani segera berjalan mendekat ke arah Veranda, lalu menyeret paksa tubuh Veranda untuk keluar dari ruangan tersebut.

“Lo apa-apaan sih Shan!?” kata Veranda ketika mereka sudah berada di luar.

“Seharusnya gue yang tanya sama lo. Lo yang apa-apaan!?” Shani membalikkan tubuhnya lalu menatap Veranda dengan tatapan tajam.

“Gue kenapa lagi? Gue aja duduk santai di sini sama anak-anak.” Jawab Veranda santai tanpa beban bahkan seperti mengejek Shani.

“Lo gak sadar udah bikin anak orang menderita sampai pingsan?”

“Emang siapa sih yang pingsan gara-gara gue? Emang semua orang kalo lihat pesona gue juga bakalan pingsan. Karena gue itu cantik.” Ucap Veranda pede membuat emosi Shani sedikit naik.

“Gracia!” nada Shani masih dingin dan datar namun sangat tegas.

Veranda mengingat-ingat nama Gracia, dia menaruh jari telunjuk tangan kanannya pada dagu dan bola matanya terangkat ke atas untuk berfikir sejenak.

“Oh, si anak baru itu? Emang lo siapanya sih sampe belain dia? Lo-“ kalimat Veranda langsung di potong oleh Shani.

“Lo gak perlu tau gue siapanya, dan itu sama sekali bukan urusan lo! Tapi cara lo itu murahan Ve!” ketus Shani.

"Hanya untuk wawancara sama ketua BEM, hanya ketua BEM di kampus ini, harus dapet syarat yang konyol?" Shani tersenyum miring seolah menertawakan Veranda.

"Syarat konyol apa? Gue gak kasih syarat yang aneh-aneh."

"Lari keliling lapangan basket dua ratus kali! Lo bilang itu bukan syarat yang aneh? Lo sakit jiwa?"

"Loh? Yang mau kan dia sendiri, kok jadi salahin gue? Kalo dia gak mau, tinggal jawab gak mau dong? Berarti itu bukan salah gue." Veranda berusaha mengelak atas semua tuduhan Shani.

"Otak lo emang beneran gak waras kayanya. Udah ya, gue gak mau debat sama lo. Gue cuma butuh lo isi semua pertanyaan yang ada di sini dan lo tanda tangani juga." Pinta Shani sambil menyerahkan kertas tugas Gracia yang berisi beberapa pertanyaan.

"Enggak!" Tolak Veranda dengan tegas.

Pada akhirnya perdebatan tidak bisa di hindari oleh kedua belah pihak. Shani yang bersikeras menginginkan Veranda untuk menjawab semua pertanyaan dan menandatangi kertas tugas milik Gracia, dan Veranda yang tetap pada pendiriannya untuk tidak mau menjawab dan menandatangani tugas milik Gracia.

Perdebatan sengit itu bahkan sempat menjadi bahan tontonan beberapa orang yang ada di sekitar ruang UKM. Untungnya tidak banyak orang yang menyaksikan perdebatan mereka. Bisa hancur reputasi Veranda sebagai ketua BEM jika banyak yang menyaksikan perdebatan mereka, terlebih jika banyak yang mengetahui bahwa Shani sudah membentaknya tanpa perasaan bahkan menjelekkan dirinya.

Beberapa menit setelah perdebatan itu akhirnya Veranda mengalah, dengan sangat amat terpaksa. Veranda juga tidak ingin semakin banyak orang berdatangan hanya untuk menyaksikan perdebatan mereka. Apalagi kondisi emosi Shani benar-benar sudah tidak bisa ditoleransi.

Setelah Veranda menjawab semua pertanyaan secara asal yang ada di kertas tugas Gracia dan menandatanganinya, Shani segera meninggalkan Veranda. Baru beberapa langkah, Shani membalikkan tubuhnya lagi lalu mendekat kembali menghampiri Veranda.

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang