Di dalam gedung aula kampusnya, Gracia dengan tenang dan serius memperhatikan kakak tingkatnya yang sedang memberikan arahan ospek di depan sana.
Ospek di kampusnya akan di lakukan selama satu minggu, dan penutupan ospek akan di selenggarakan di puncak dengan acara camping sebagai ajang pengakraban antara maba satu dengan yang lain dan juga dengan senior yang manjadi bagian dalam panitia.
Kelompok ospek sudah di bagi, Gracia berada pada kelompok yang berbeda dengan kedua sahabatnya, karena Gracia mengambil jurusan akuntansi, sedangkan Eli dan Anin berada di kelompok yang sama, karena mereka mengambil jurusan yang sama, yaitu sastra.
Mereka bertiga mulai memisahkan diri untuk menuju ke kelompoknya masing-masing.
“Semangat ya untuk kita.” kata Gracia lalu meninggalkan dua sahabatnya dan menuju kelompoknya. Mereka berdua hanya tersenyum dan mengangguk lalu menuju kelompok mereka.
Para maba termasuk Gracia sekarang sedang berada di tengah lapangan untuk melakukan kegiatan ospek di hari pertama, dan Gracia sudah berdiri di barisan tengah kelompoknya untuk menunggu instruksi selanjutnya.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 10.30, itu artinya mereka berlima harus segera menuju lapangan untuk menjadi pengawas kelompok maba. Sisca, Cindy, Beby sudah meninggalkan kantin duluan, sedangkan Shani menemani Jinan membayar makanan di kantin karena dia kalah dalam permainan tadi.
“Nan, kayanya gue harus ke parkiran dulu, dompet gue ketinggalan.” ucap Shani saat Jinan sudah selesai membayar semua makanan.
“Yee kebiasaan lo, yaudah oke deh Shan.”
“Bilangin sama Beby gue ambil dompet bentar.”
“Iye oke.” Jinan memberikan jempol pada Shani.
Shani berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil dompetnya, memang Shani ini bukan tipe orang yang terlalu memperdulikan dompet jadi kadang dia suka menaruh asal sampai dia lupa, bahkan selama kuliah saja dia sudah ganti dompet sebanyak empat kali hanya karena dia lupa menaruh dompetnya dimana.
Tak lama setelah menemukan dompetnya di dalam dashboard mobil, Shani segera menuju ke lapangan. Pasti sahabatnya Beby akan ngomel karena kelakuan minus Shani yang selalu lupa menaruh dompetnya itu.
Sampai di lapangan Shani segera berdiri di samping Beby.
“Kebiasaan lo anying, makanya dompet tuh masukin tas, kalo perlu lo kalungin tuh dompet di leher lo biar gak lupa.” gerutu Beby. Tuh kan baru juga di bahas di atas. Baru juga Shani datang udah di sambut dengan sikap kesal Beby dan Omelan dari Beby.
“Ya sorry, namanya juga lupa, lagian gue gak lama ambil dompet, gak sampai setahun gue ngambilnya.” jelas Shani agar Beby tidak mengeluarkan kata-kata yang akan membuat telinganya panas, karena ngoceh mulu.
Mereka berdua berdiri di barisan paling belakang untuk mengawasi para maba, mana tau ada yang sakit atau mungkin kurang tertib, mereka bisa langsung memberi tindakan.
***
Suara instruksi dari seorang mahasiswi di depan sana terdengar di telinga Gracia.
“Tolong barisannya di sesuaikan dengan tinggi badan, yang tinggi di depan dan yang pendek di belakang.” Mendengar instruksi itu, Gracia segera berjalan menuju barisan paling belakang karena tinggi badannya paling pendek di dalam kelompoknya.
Saat Gracia sudah berada di barisan paling belakang, dia melihat sosok gadis yang sepertinya tidak asing bagi dirinya saat akan membalikkan tubuhnya menghadap ke depan.
Matanya terbelalak dan dia teringat bahwa gadis itu adalah gadis yang tidur di sampingnya tadi pagi.
Ralat, maksudnya adalah gadis yang sudah menodai Gracia tadi pagi? Mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah
Randomblue_featherr x tujuh_januari Menceritakan sebuah kisah tentang... Mau tau gimana kelanjutannya? Silahkan baca ☺️