PART 8

382 77 4
                                    

Ospek sudah memasuki hari ke lima. Pagi ini juga, Gracia telat bangun karena semalam dia begadang untuk menonton drama korea yang sedang viral. Setelah melihat jam yang ada di ponsel miliknya yang menunjukkan pukul 06.20 mata Gracia seketika melotot dan terbuka lebar. Rasa kantuknya langsung hilang entah kemana.

“Mati, telat nih gue ke kampus.” Gumam Gracia.

Gracia segera berlari menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri. Sepuluh menit berlalu dengan kegiatan mandi dan selesai bersiap-siap, dia segera mengambil tas ranselnya dan langsung menggendongnya di punggung.

Gracia berlari menuruni anak tangga menuju ruang makan, di mana kakaknya pasti sudah menunggu.

“Kakak kok gak bangunin aku sih.” Ucap Gracia dengan sedikit cemberut.

“Kakak udah bangunin kamu dari jam setengah enam, tapi kamu gak bangun-bangun, dek.” Memang benar, tadi sang kakak sudah berusaha membangunkan Gracia, tapi Gracia tak kunjung bangun. Pelor banget emang Gracia.

“Maaf aku gak sarapan masakan kakak dulu, udah telat banget ini kak.” Ucap Gracia sambil mengambil sepotong roti di atas meja lalu berlari meninggalkan sang kakak. “Daaa kak, aku duluan.” Teriaknya.

Gracia berangkat menggunakan taksi online yang sudah dia pesan sebelumnya.

Mungkin hari ini adalah hari sial bagi Gracia, jalanan kota saat ini sangat macet tidak seperti hari biasanya. Membuat laju taksi online yang di tumpangi Gracia terhambat di tengah-tengah kemacetan, dan sisa waktu untuk sampai di kampus hanya tinggal lima belas menit lagi.

Tak ada pilihan lain untuk Gracia selain dia memesan ojek online atau berlari menuju kampus. Tapi jika Gracia memesan ojek online, itu sama saja akan memakan waktu yang lama, mengingat kondisi jalanan kota saat ini sangat padat.

Gracia memutuskan untuk segera membayar kepada sopir taksi itu lalu turun dari mobil.
Gracia memutuskan untuk berlari sekencang mungkin agar dia bisa sampai di kampus tepat waktu dan tidak terlambat.

Di tengah kepanikan Gracia, dia tidak sengaja menabrak seseorang dengan kencang yang menyebabkan tubuhnya terjatuh, dan orang yang dia tabrak juga ikut terjatuh tepat di samping Gracia.

“Aduh maaf banget ya, gue gak sengaja.” Kata Gracia sambil berusaha berdiri.

“Lo gak punya mat-” perkataan seseorang itu terhenti saat melihat gadis yang berusaha bangkit di sampingnya itu adalah Gracia. “Gracia? Lo ngapain lari-larian? Kaya anak kecil tau gak?” kata seseorang itu sambil berusaha berdiri.

Dan ternyata sosok yang Gracia tabrak adalah Shani, kakak tingkatnya di kampus.
Mereka berdua pun sama-sama bangkit. Gracia terlihat sedikit meringis karena telapak tangan dan sikutnya terluka di karenakan posisi jatuh Gracia itu tengkurap.

“Maaf, tapi gue udah telat gue duluan ya, bye.” Gracia meneruskan berlari dengan menahan rasa sakit dan nyeri di beberapa bagian tubuhnya agar cepat sampai di kampus. Urusan dengan Shani? Bisa dia selesaikan nanti, saat dia sudah berada di kampus.

“Ck dasar bocah aneh.” Gumam Shani saat Gracia sudah pergi dari hadapannya sambil membersihkan bajunya yang kotor.

Belum terlalu jauh Gracia berlari, tiba-tiba dia di hadang oleh sebuah motor.

“Ayo naik biar gak makin telat.” Kata seseorang yang sedang mengendarai motor.

Gracia yang kaget karena tiba-tiba di hadang hanya bisa diam. Gracia juga tidak mengenali siapa yang ada di hadapannya saat ini karena seseorang yang menaiki motor itu menggunakan helm fullface dengan kaca helm yang tertutup.

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang