Siang tadi Nazumi selaku dosen teori sastra memerintahkan para mahasiswanya untuk membuat tugas akhir semester lima ini dengan cara mengumpulkan novel buatan mereka sendiri, pertanyaan-pertanyaan yang menyala membuat beberapa pilihan yaitu, romantis, misteri, komedi, horor dan terakhir genre novel inspiratif.
Tentu saja tugas ini tidak di berikan secara mendadak, Karina si mahasiswa yang tengah menjalani perkuliahan di semester lima mendapatkan waktu selama satu bulan sampai waktu ujian itu tiba.
Kepalanya berdenging ketika dirinya mendapatkan selembar kertas pilihan romantis, teman-temannya terbagi menjadi dua kategori tak lain pemberontak dan penurut, sebab ada yang tak suka hasil pemilihan acak dan ada yang merasa beruntung karena mendapatkan genre yang tidak terlalu susah.
Semua orang yang mendapatkan pilihan romantis justru senang, tetapi tidak dengan Karina, puan ini kini terbengong bersama hembusan angin nakal yang terus mempermainkan surai rambutnya.
Karina memainkan ibu jarinya di dalam botol lem kertas, lalu mengoles kertas polos dan menempelkan bermacam poster kecil di lapisan kertas itu, ini di sebut permainan aesthetic yang bisa merelaksasi pikiran, sedikit menghibur lara penatnya.
"Jadi lo udah nentuin judul novelnya, tema, alur dan kerangka masalah?"
Alia teman satu kelas Karina bertanya, sebab dia juga mendapatkan genre yang sama, bedanya—Alia paham betul bagaimana proses romansa, karena dia juga sedang mengalaminya, Alia memiliki kekasih yang sudah terjalin selama 4 tahun sejak sma.
"Jangankan tau judul, ngalamin aja nggak pernah. Gimana rasanya pacaran, enak?"
Karina merengut, bukan tidak senang dengan pertanyaan Alia. Tetapi dirinya yang sangat amat memusingkan permasalahan tersebut, dua tahun lebih ia jalani masa perkuliahan di kampus, baru kali ini dia mendapatkan tugas rumit. Pun mewajibkan dirinya membuat novel karya sendiri, memang bagus mengasa bakat sesuai jurusan namun Karina belum siap terlebih lagi dia tidak tahu harus memulai ceritanya dari mana.
"Dari pada enak, Lo bakal di buat lebih semangat dalam menjalani apapun. Kalo bosan ada yang ngehibur, kalo sedih ada yang nemenin, kalo laper pun ada yang beliin." Tutur Alia.
Karina menghela nafas pelan, ia merapikan sisa robekan kertas di meja kemudian membuangnya ke tong sampah dekat pintu keluar ruang kelas, lalu dirinya kembali ke kursi berhadapan dengan Alia.
"Ada saran dari mana gue harus mulai ceritanya? Jujur, gue bener-bener nggak kepikiran buat nulis cerita romantis."
Karina mengeluh, menurutnya di antara banyak genre hanya romantis yang tidak ia sukai. Pada saat pemilihan Karina sangat berharap kalau dia mendapatkan selembar kertas bertuliskan genre horor tersebut, sayangnya nasib berkata lain.
"Saran gue, kebanyakan penuliskan pakai feeling-nya masing-masing. Nah coba deh lo rasain gimana rasanya pacaran, kalo nggak coba baca referensi novel lain, oh iya! Lo suka baca newbtoon kan? Disana pasti banyak tuh komik romantis, coba deh lo pahami gimana proses perkembangan ceritanya." Jelas Alia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Love | Yoshi × Karina [END]
FanficKarina membutuhkan pacar untuk pembuatan novel sebagai tugasnya, demi mendapatkan hati Yoga ia menyatakan perasaan palsu dan memanfaatkan laki-laki itu. Walaupun udah selesai jangan lupa beri vote ya❤️