"Tadi yang nelpon siapa Kar?"
Juno penasaran dengan siapa Karina berbicara sebab setelah mengobrol Karina dengan cepat berkemas termasuk mengambil laptop yang ia bawa ketika Alia mengantarnya ke rumah sakit.
"Temen, gue pulang dulu ya No udah malem juga. Titip salam ya sama tante Mila."
Karina bergegas meninggalkan Juno seorang diri berjaga di kamar bibi Mila karena sebentar lagi paman Emil juga akan kembali. Karina menunggu di depan bangunan rumah sakit, tepatnya masih banyak kendaraan yang berlalu lalang walaupun sudah malam. Dari sekian banyak motor, Karina dapat mengira bahwa salah satunya adalah Yoga yang menggunakan motor dengan suara kenalpot ciri khas.
"Udah nunggu lama ya?"
Yoga bertanya, sembari lirikan matanya mengarah ke laptop yang Karina peluk. Sudah seperti kewajiban untuk melindunginya, Yoga pikir laptop itu adalah benda yang sangat penting dihidup Karina.
"Nggak lama, makasih ya udah mau jemput."
Karina menaiki motor Yoga, baru setengah jalan sebelum sampai di kosan Karina hujan turun deras membasah seluruh perkotaan. Kebetulan apartemen Yoga tidak jauh dari kawasan yang mereka lintasi, dan Yoga pun menawarkan sejenak untuk berteduh di apartemennya sementara.
"Ga apartemen lo gede juga ya."
Mata Karina berkeliling menelusuri setiap sudut ruangan isi apartemen Yoga, wajar ini termasuk salah satu jejeran apartemen mewah di jakarta.
"Iya tapi bokap gue yang bayarin." Tutur Yoga sembari berjalan ke arah dapur.
Karina duduk di ruang tamu tengah sedangkan Yoga mengambil secangkir teh yang dibuat secara instan oleh mesin pemanas air. Yoga menghampiri Karina, perempuan itu tampak canggung berada di apartemennya.
"Santai aja Kar, nih tehnya."
"Makasih ya."
Karina mengangguk, menyeruput pelan teh hangat detik kemudian ia meletakkan laptopnya di atas meja dan terdengarlah musik pop tahun 80-an klasik terdengar di seluruh penjuru ruangan apartment Yoga.
Yoga sengaja menyetel lagu agar mereka tidak canggung berada di ruangan ini, dan nyatanya memang rasa canggung Karina terobati ketika dirinya menyadari bahwa Yoga memiliki selera musik yang sama.
"Musik 80an itu enak-enak ya."
"Iya nggak ngebosenin. Lo suka juga?"
Karina mengangguk, "Tau nggak sih, katanya bulan januari nanti ada salah satu band yang bakal konser ngecoverin lagi U2, sampe waktu itu Lo mau nggak nonton bareng gue?"
Hari itu hujan, musik yang di setel dengan keras pun terdengar samar-samar. Karina bertanya dengan tatapan hangat, jarak di antara keduanya kira-kira hanya 60cm terpisah oleh meja yang membatasi soffa. Saat itu Yoga terdiam bingung memilih pilihan untuk pergi bersama atau tidak, dia ingin tetapi tidak yakin apakah hubungan mereka akan bertahan sampai saat itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Love | Yoshi × Karina [END]
FanficKarina membutuhkan pacar untuk pembuatan novel sebagai tugasnya, demi mendapatkan hati Yoga ia menyatakan perasaan palsu dan memanfaatkan laki-laki itu. Walaupun udah selesai jangan lupa beri vote ya❤️