1🌻 Rindu

1.2K 66 4
                                    

Dalam sebuah ruangan ada sosok wanita yang sedang asik menggerakkan tangannya dengan lihai. Mengoleskan berbagai macam warna diselembar kanvas. Matanya asik mengikuti arah kuas yang menari-nari. Tinggal sedikit lagi hampir selesai. Lukisan kesukaanya akan jadi. Dan sempurna.

Wanita itu mengelap peluh di keningnya dengan hati-hati, sebab tangannya masih bernoda cat, dia lega bahwa lukisannya sudah jadi. Kemudian menyunggingkan senyum. Tanpa tau bahwa senyum tersebut menyimpan kesedihan dan rasa rindu yang mendalam.

Sosok pria berambut pirang sebahu dengan sedikit ikatan rambut di atasnya menampilkan senyum lebar dan bahagia yang terpampang di kanvas milik wanita tersebut. Pria yang ia rindukan dan ia sayangi. Dia benar-benar sangat merindukannya. Seketika senyuman wanita tadi tidak lagi menjadi sebuah senyuman. Malah menampakkan wajah sendu. Ada rasa sesak didadanya. Hingga air mata turun di pipinya. Dan lalu ia dikejutkan dengan seorang lagi yang mengetuk pintu ruangan beraroma cat tersebut.

"Senju?" ucap sesosok pria yang datang.

"Eh, udah datang?" Wanita tersebut dengan cepat menghapus air matanya dan terpaksa harus menahan tangisan.

"Sorry kalau gue datang tiba-tiba" atensi pria berambut hitam gondrong tersebut teralihkan ke lukisan yang ada di dekat si wanita, kemudian terukir perasaan sedih di wajahnya.

"Enggak kok ji, santai saja."

"Hm, oke."

"Gue masih merasa dia ada di sekitar kita." sambung pria tersebut sambil masih menatap ke arah lukisan.

"Tingkahnya, sifatnya, senyumnya, tawanya, dan semuanya, jika itu tentang dia..." ucap wanita itu terhenti karena sesak didada tak terbendung, air mata sudah tidak mampu ia tahan dan kemudian jatuh membasahi pipi.

Pria disebelahnya kemudian menatapnya lalu dengan cepat merengkuh wanita tersebut dengan erat kedalam pelukan. Membiarkan bajunya dibasahi oleh tangisan si wanita. Dan tangisan si wanita pun pecah ruah.

"Ji, gue sayang sama dia, tapi kenapa dia harus pergi??" ucap wanita tersebut sembari menangis.

"Gue tau Nju. Dia juga tau bahwa lo sayang dia. Bahwa kita-kita juga sayang dia. Ini takdir ju, lo jangan terus kayak gini ya. Dia pasti sedih lihat lo gini." Kata pria tersebut yang berusaha menenangkan si wanita.

Masih belum saling melepaskan pelukan, kedua insan tersebut masih menyalurkan perasaan sedih masing-masing. Tanpa diketahui si wanita, si pria juga ikut menangis tanpa suara dibalik pundak si wanita. Air matanya turun walaupun tangannya masih mengelus rambut merah muda si wanita. Dalam hatinya berucap,

Mik, lo kenapa sih ninggalin kita?




________________________________________________________________________________

Akhirnya up juga. Sorry ya kalo ceritanya gaje, soalnya ini book pertama aku. Tapi doain aja ya semoga book ini lancar sampai tamat.

Jangan lupa vote+komen+share ya. Terima kasih

Boleh juga mampir di book ke-2 aku ya masih tentang Maisenju.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Story || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang