13🌻 Kencan

244 32 1
                                    

Bel rumah Senju pun berbunyi. Menandakan ada seseorang yang datang.

"Tunggu sebentar." Seru gadis itu dari dalam.

Langkah kakinya semakin jelas terdengar menuju pintu rumahnya. Senyum gadis itu terus mengembang mengingat siapa yang menunggunya di luar. Dia membuka pintu dan terlihat sosok pria yang disayanginya berdiri dihadapannya.

Terlihat begitu tampan. Tak terkecuali dirinya yang berbalut dress selutut bermotif bunga yang terlihat begitu cantik bagi prianya.

"Udah siap Nju?"

Gadis itu mengangguk tanda bahwa ia siap.

Senju dan Mikey hari ini akan merealisasikan kencan mereka yang minggu lalu batal karena hujan. Untung cuaca sekarang sedang bersahabat sehingga mereka dapat menikmati hari ini berdua tanpa ada gangguan.

Kencan mereka hari ini yaitu pergi ke taman bermain. Lokasi itu biasa untuk untuk tempat kencan. Senju yang memberi ide agar mereka kesana. Mikey hanya menurut asalkan gadisnya senang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Akhirnya mereka sampai juga di lokasi setelah melakukan perjalanan menggunakan kereta.

"Wahhhh.... Mikey ayo cepat!" Seru Senju girang. Matanya menunjukkan rasa tak sabar ingin segera masuk ke tempat itu.

Mereka membeli tiket terlebih dahulu. Sedikit kaget ketika tangannya ditarik kemudian digenggam oleh Mikey.

"Pegang tangan gue Nju, nanti lo tersesat."

Ada kekehan kecil dari Senju karena alasan Mikey menggenggam tangannya agar Senju tidak tersesat. Emangnya Senju anak kecil. Bilang saja pengen gandengan apa salahnya.

"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya Mikey.

"Hehe gak ada apa-apa. Ayok kita masuk."

Mereka melangkah masuk ke arena taman bermain. Tempat itu sudah ramai oleh pengunjung. Terlihat sangat ramai. Banyak wahana bermain yang ingin Senju coba.

"Mik, yok naik itu!!"

"Mik, naik roller coaster yuk!!"

"Mik, ayo beli itu!"

"Dan itu...itu!"

Mikey hanya pasrah menuruti kemana Senju membawanya pergi kesana-kemari. Melihat Senju senang sudah cukup bagi Mikey.

Setelah dirasa cukup dengan urusan wahana, akhirnya mereka berdua duduk di bangku taman khusus pengunjung untuk sekedar istirahat. Mereka duduk sambil makan es krim yang mereka beli. Tentunya Senju dengan rasa chocomint. Tak lupa pula taiyaki yang ia beli untuk Mikey karena ia tau Mikey sangat terobsesi dengan camilan berbentuk ikan itu.

Mikey melirik Senju. Dan ia terlihat menahan tawanya ketika melihat wajah Senju ada noda es krim dipipinya.

"Lo makan kayak kecil aja, belepotan tau." Ucap Mikey. Dia segera mengambil tisu dan membersihkan noda itu.

"Tapi gini-gini lo suka kan?" Ucap Senju sedikit menggoda Mikey yang berhasil membuat Mikey bungkam.

"Iya cantik." Jawab Mikey.

Senju menahan senyumnya agar tak mengembang karena awalnya ia ingin membuat Mikey salah tingkah malah ia sendiri yang dibuat salah tingkah oleh Mikey.

"Gak usah ditahan senyumnya, sia-sia rasanya kalo bidadari gak murah senyum."

Berhasil membuat pipi Senju memerah. Mikey tak kuasa menahan tawa. Sikap lucu Senju memang mampu membuat Mikey bisa menikmati kebahagiaan yang tidak ingin ia lepas untuk selamanya.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sinar mentari senja menyinari bumi. Menandakan bahwa malam tak lama lagi akan tiba. Tapi dua sejoli itu masih naik wahana bianglala. Dan senja itu sangat indah jika dipandang dari atas sana.

Tapi ada yang lebih indah dipandang daripada warna-warna langit senja saat ini. Bagi Senju melihat pria disampingnya yang tak menolehkan pandangan pada langit sore itu lebih hangat untuk dilihat.

Wajahnya yang dijatuhkan oleh sinar oranye dan hitam jelaga matanya terlihat begitu indah. Rasanya Senju tak ingin melepaskan pandangannya. Tak ingin melepaskan lelaki itu. Tak mau kehilangan dirinya. Tapi kenyataan berkata lain. Kenyataan yang ia tahu bahwa ia akan kehilangan sosok itu. Sosok yang membuat dirinya merasakan apa itu kasih sayang. Ingin rasanya berharap bahwa itu semua hanya kebohongan. Hanya sebuah candaan, tapi kenyataannya itu memanglah sebuah kebenaran.

"Senju?"

"Hm?"

"Nanti kalo gue pergi, lo jangan lupa bahagia ya."

Mengatakan itu sambil tersenyum, mana bisa Senju terima. Diam tak menjawab pertanyaan Mikey. Hanya menampilkan wajah sendu yang tertahan. Sepanjang kencan tadi, dia tak pernah berhenti membayangkan bagaimana Mikey benar-benar akan pergi meninggalkannya. Meninggalkan dunia ini. Jujur saja semenjak pengakuan Mikey waktu itu, setiap malam ia pasti menangis sebelum tidurnya dan bangun pun rasanya juga ingin menangis.

Lagi-lagi orang yang ia sayangi akan pergi darinya.



























Saat itu benar-benar tiba. Mikey dibawakan ke rumah sakit. Waktu berlalu begitu cepat bagi Senju. Mikey tergeletak pingsan ketika dalam perjalanan pulang dari kencan mereka. Rasa khawatir menggebu dihati Senju. Seolah susah untuk bernapas. Jantungnya dipompa begitu cepat. Kenapa ini datang begitu cepat.

Apakah tidak bisa menunggu lebih lama lagi?

Senju terduduk lemas didepan ruang UGD. Badannya bergetar karena ketakutan yang ia rasakan sekarang. Draken sudah ia hubungin agar ia bisa mengabari keluarga Mikey. Dan tak lama Emma dan Draken pun tiba di rumah sakit lalu menghampiri Senju.

"Gimana keadaan Mikey?" Tanya Draken panik.

Senju tidak tau jawabannya karena Mikey masih ditangani oleh dokter. Dan ia juga tak tau harus menjawab apa jadi Senju hanya meminta maaf.

"Maafin gue, sebaiknya gue nggak bawa Mikey kemana-mana, jadinya dia- "

Senju menghentikan ucapannya ketika Emma adiknya Mikey memeluknya dari samping. Menenangkan Senju karena ia tampak terlihat panik.

"Kamu Senju kan?"

Senju hanya mengangguk.

"Aku yakin sekali kakakku sangat senang bisa bertemu denganmu. Asal kamu tau dia dulu terlihat begitu pasrah dengan penyakitnya tapi akhir-akhir ini dia terlihat begitu bahagia, aku yakin itu karena kamu Senju. Jadi jangan salahkan dirimu oke?" Emma mengatakan itu dengan begitu tulus, dan berhasil buat Senju tak kuasa menahan tangisannya.

Emma begitu baik. Walaupun begitu Senju yakin Emma saat ini tidak baik-baik saja, dia adiknya Mikey. Pasti dia sangat mengkhawatirkan Mikey sekarang. Begitupun juga dengan Draken. Teman baiknya. Mereka sudah lama mengenal Mikey. Sehingga mereka juga tidak mau jika harus kehilangan Mikey.

Beberapa menit menunggu akhirnya sang dokter pun keluar memberi kabar bahwa Mikey sekarang belum sadar. Tapi sudah melewati masa kritisnya. Ada sedikit rasa lega dihati ketiga orang itu. Dan saat itu Emma menyuruh Draken untuk mengantar Senju pulang sebab hari sudah larut. Awalnya Senju menolak tapi Emma tetap bersikeras untuk menyuruh Senju pulang. Akhirnya mau tak mau Senju menyetujuinya walaupun ia ingin sekali melihat Mikey. Setidaknya besok ia bisa menjenguknya.

My Story || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang