2🌻 Pertemuan

632 47 0
                                    

Kembali ke 3 tahun yang lalu.
.
.
.

Lorong sekolah yang sunyi.
Sinar matahari menyinari di pagi yang cerah. Para murid sedang sibuk dengan materi yang harus dipelajari di kelas mereka masing-masing. Apakah mereka suka atau tidak? Mungkin sebagian ada yang suka dan mungkin juga tidak. Kita tidak tahu isi hati manusia.

Lorong sekolah yang sunyi.
Sesosok gadis bersurai pendek, bulu mata yang lentik, dan tubuh mungil mengikuti seorang guru yang berjalan di depannya. Berjalan menuju kelas yang mereka tuju.

"Eh woy! Dengar-dengar ada murid baru." Seru laki-laki bermarga Hanemiya.

"Cewek apa cowok?" Tanya pria bernama Hanma.

"Entah, semoga aja cewek. Cantik, manis, biar bisa dipepet, ya kan?

"Oh sudah jelas."

Seisi kelas yang tadinya heboh mendengar kabar siapa gerangan si murid baru ini akhirnya diam seiring pintu ruang kelas yang digeser oleh guru mereka. Guru tersebut masuk diikuti seorang gadis dibelakangnya. Membuat tatapan semua murid tertuju pada si gadis. Gadis itu sangat cantik, seperti malaikat yang turun dari langit. Persis seperti yang diharapkan. Alhasil, tatapan mereka pun tak berpaling.

"Yess cewekk, cantik bet dah." Celetuk Hanma. Sangat terdengar jelas oleh seisi kelas.

"Kita kedatangan murid baru. Nah Akashi silahkan perkenalkan dirimu." Ucap sensei yang menyuruh murid baru tersebut memperkenalkan diri.

"Baik sensei, perkenalkan nama saya Akashi Senju, saya pindahan dari SMA Brahman. Mohon bantuan dan bimbingannya. Terima kasih." Dia mengucapkannya dengan padat, ringkas, jelas, dan datar. Tanpa senyum sedikit pun. Dan tak berekspresi sama sekali. Aura dingin darinya serasa menyelimuti seisi kelas.

Di dalam ruangan yang sama, sesosok pria bersurai pirang sebahu dengan sedikit ikatan rambut di atasnya yang sedari tadi meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantal, akhirnya membuka mata perlahan. Warna iris mata hitam jelaga terlihat. Kemudian ia mengangkat kepala sambil menguap, memicingkan matanya melihat si murid baru.

"Datar banget tuh muka kek Tembok Cina, hoaamm." Celetuk pria tersebut sembari menguap sembarangan. Pria bernama Mikey dengan wajah tanpa dosa mengatakan hal itu dengan santai.

"Mikey, sopanlah sedikit!" ucap pria yang duduk di depannya sambil memukul kepala Mikey dengan sebuah buku cetak yang sepertinya cukup tebal.

"Ittaii, ken-chin jangan gitu, sakit tau!"

"Mikey, kamu kalau gak niat sekolah, lebih baik pulang aja sana! Masih pagi ini udah tidur aja?!"

"Ehh boleh kah sensei?"

"Gak, gak, enak kali tuh mulut bilang mau pulang."

"Tadi katanya boleh."

"Nah buka buku Matematika kalian, kita akan mulai belajar hari ini. Senju kamu duduk di kursi kosong samping Mikey ya. Hehh Mikey! jangan tidur lagi kamu! Mau sensei hukum hahh?!!"

"Baik sensei." Ucap Mikey, mengurungkan niatnya untuk tidur kembali.

Terdengar helaan napas dari semua murid karena harus memulai pembelajaran. Mana Matematika lagi. Bagi mereka itu sama sekali tidak menyenangkan.

Sedangkan gadis bernama Senju itu pun berjalan ke tempat duduknya yang ada disebelah Mikey.

"Oi, gue Sano Manjirou, panggil aja Mikey." Mikey yang berniat berkenalan dengan Senju mengulurkan tangannya.

Karena Senju sejak awal sudah kesal dengan Mikey yang mengatakan wajahnya seperti Tembok Cina, Senju hanya melirik sinis Mikey tanpa menoleh kepala sedikit pun.

Mikey diabaikan.

'Astaga nih cewek, cuek amat.'

Uluran tangannya yang diabaikan Senju, akhirnya ia tarik kembali. Buat ia agak jengkel.

Draken yang diam-diam melihat interaksi keduanya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Mikey.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bel istirahat berbunyi. Aktivitas pembelajaran pun berhenti. Para murid ada yang keluar dan ada yang masih di dalam kelas.

Senju yang masih duduk di kelas didatangi beberapa murid, hanya sekedar untuk menyapa atau mengajak berkenalan. Senju hanya menjawab singkat pertanyaan mereka. Seperti tidak ada niatan untuk berkenalan sama sekali. Entah kenapa ia merasa merasa risih dan tiba-tiba berdiri dan keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah kata. Meninggalkan beberapa murid yang mengerubunginya tadi jadi bingung.

"Ihh sombong banget sih dia?!" Ucap perempuan bernama Yuzuha.

"Mungkin aja dia risih, kita juga sih mengerubunginya." Ucap Hina, temam Yuzuha.

"Kan cuma mau kenalan loh, sok cantik banget."

"Jangan gitu dong Yuzuha, lagipula kenapa juga tadi kazutora nanya yang aneh-aneh, mana nanya udah punya pacar lagi sama dia!"

"Entah tuh kazutora." Sambar Hanma.

"Ee kan cuma memastikan, kalo gak ada kan dideketin biar bisa jadi pacar, iya gak, Ma?"

"Ma, ma, ma, emang gua emak lu. Tapi iya juga sih. Dia cantik banget."

Laki-laki yang masih duduk dibangku dengan sebelah tangan bertopang dagu, yang tanpa menatap mereka sedari tadi mendengar ocehan teman-teman kelasnya.

"Daripada kalian berencana ingin jadi pacarnya, lebih baik kalian mikir deh, tuh orang cuek benget sumpah, kek nya susah dideketin. Ayo ken-chin kita ke kantin, gue udah laper." Ucap Mikey lalu berdiri mengajak temannya satu itu.

"Haha, kena mental nih anak karena tadi dicuekin." Balas temannya, Draken, sambil berjalan mengikuti Mikey.

"Berisikk!!" Protes Mikey.

***

Mikey dan Draken hanya membeli beberapa roti di kantin untuk dimakan di tempat favorit mereka. Yaitu di rooftop sekolah. Saat membuka pintu, terlihat sesosok gadis yang mereka kenal. Ya, itu si murid baru tadi, Senju.

Tanpa disadari kalau pintu sudah dibuka, Senju malah asik memakan roti isi yang ia belikan di kantin. Surai pendeknya berterbangan dengan lembut disapa angin. Bulu mata yang lentik pun terlihat disana menambah kesan cantik di wajahnya.

Dan pria itu tak mengedipkan matanya sekalipun melihat Senju.

"Cantik." Gumamnya yang terdengar jelas oleh teman di sebelahnya.

Draken yang mendengarnya hanya diam melirik Mikey yang belum beranjak tatapan. Entah apa yang dipikirkan oleh Draken, tidak ada yang tahu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc~
.
.

My Story || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang