Krik..Krik..Krik

76 21 3
                                    

Daniel terpaksa sekali harus meninggalkan kantor dan kini ia berada di kamar Lilly.

Tidak, dia tidak seperti Markus yang sembarangan meniduri wanita. Ia sungguh belum pernah melakukannya. Bukan ia tak normal, atau taat beragama. Ia hanya ingin melakukan itu dengan satu orang. Orang yang akan menjadi istrinya

Lagi pula cepat atau lambat Lilly akan menjadi istrinya jadi ia tak perlu buru-buru.

Alasan sebenarnya mengapa ia berada di kamar Lilly sekarang adalah karna Lilly sakit dan terus merengek minta di temani. Jika ia tak datang sudah dapat di pastikan Lilly pasti akan terus menerornya lewat telfon ataupun sms yang membuatnya semakin tidak bisa bekerja.

"Sayang..."

"Emm..."

"Kepala ku sakit" ucap Lilly manja. Ia tertidur di samping Daniel yang duduk bersandar pada kepala kasur.

Tangan Lilly sudah melingkari pinggang Daniel sejak tadi. Sesekali ia juga memegangi tangan Daniel.

"Makannya tidur."

"Engga bisa tidur..."

"..."

"Sayang..."

"..."

"Daniel..kamu dengerin aku ngga sih?"

Daniel mencoba menenangkan dirinya agar tak sampai membentak Lilly. Sungguh ia butuh Lilly bisa lebih mengerti dirinya. Ia sudah tertekan dengan banyak hal. Ia pikir memiliki seorang kekasih akan membuatnya lebih baik. Nyatanya justru jauh lebih parah.

"Mau ke rumah sakit?" Tanya Daniel setenang mungkin.

"Engga mau"

"Kalau gitu kamu istirahat. Aku harus menyelesaikan ini ly, kamu bilang kalau aku datang kamu akan istirahat"

Lilly mencebikan wajahnya yang justru membuatnya menggemaskan.

"Yaudah aku harus gimana biar kamu izinin aku kerja?" Tanya Daniel

Raut wajah Lilly mendadak berubah ceria.

"Aku mau pinjam ponsel mu"

"Tidak ada apa-apa di ponsel ku"

"Ya aku mau lihat saja. Aku kan pacar kamu"

Daniel mengambil ponselnya kemudian memberikannya pada Lilly.

"Yeay... Terimakasih.. password nya?"

"Satu empat kali" jawab Daniel.

Lilly mencoba membukannya dan benar saja ponsel itu langsung terbuka.

"Sudah kan? Aku boleh kerja?" Tanya Daniel

Lilly mengangguk. "Eh..tunggu cium dulu. Kata dokter kan aku harus banyak vitamin C. Cium.."

Lilly memajukan bibirnya. Daniel membungkuk kan tubuhnya dan mengecup bibir Lilly singkat.

Saat akan kembali pada posisinya, Lilly lebih cepat merangkul leher Daniel.

"Apa kamu menyebut itu ciuman?"

Daniel hanya menatap mata Lilly.

"Aku contoh kan.." lanjut Lilly dan ia menarik leher Daniel agar kembali mendekat padanya. Lalu Lilly membungkam bibir Daniel dengan bibirnya.

Memberikan ciuman yang jauh lebih dalam.

Daniel tak menolak namun ia juga tak membalasnya.

Lilly pun melepaskan dirinya. Ia tersenyum pada Daniel. Senyum yang sangat cantik.

HibiscusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang