15 ; stay

81 21 5
                                    


I won't beg you to stay.





Satu lagi aspek yang Ara sukai dari Johnny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu lagi aspek yang Ara sukai dari Johnny. Laki-laki itu memiliki banyak keinginan dan selalu berhasil mewujudkannya dalam bentuk aksi nyata. Menurut Johnny, hasil akhir bukanlah segalanya, yang terpenting yaitu kemauan dan proses. Ara sangat sepaham dengan prinsip Johnny. Ia juga termasuk seorang yang rajin dan pekerja keras jika sudah menekuni sesuatu. Namun, yang membedakan adalah Ara tidak memiliki cita-cita, tidak ada hal yang ingin ia capai atau tuju. Ia hanya melakukan semua hal yang orang lain lakukan demi bertahan hidup dan memenuhi ekspektasi mereka.

"Makanya aku masih konsultasi ke beberapa orang yang ahli di bidang mebel dulu sebelum bener-bener mulai business plan ini," jelas Johnny. Ia menopangkan kepalanya di meja dengan sebelah tangan lalu tersenyum melihat Ara yang sedang menatapnya berbinar sambil duduk bersila.

"Oh, jadi waktu kemarin Mas Jo minta kontak Jaehyun, ternyata buat ini?"

Johnny mengangguk membenarkan. "Selain karena dia lulusan Arsitektur, seingatku dulu Jae sama temen-temennya juga pernah punya bisnis yang sejenis. Menurutmu gimana, Ra?"

"Jujur, aku nggak tahu mau komentar apa. Mas Jo masih sempet bikin business plan kayak gini aja udah bagus banget," jawab Ara yang disambut oleh kekehan renyah dari Johnny. "Kalau boleh tahu, Mas Jo kenapa tiba-tiba tertarik di bidang ini?"

"Sebenernya minatku di bidang kehutanan dan konstruksi kayu, Ra. Tapi, Ayah minta buat ikutin beliau di Jurusan Teknik Elektro. Jadi, yah, mau gimana lagi, harus ikhlasin," terang Johnny yang kemudian menyandarkan punggungnya di kaki sofa. "Kenapa?" tanyanya balik ketika sadar Ara masih terus menatapnya.

"Gapapa. Cuma lagi bayangin kalau Mas Jo sehari-hari berkegiatan sama sketchbook, pensil, alat-alat perkayuan, bukan laptop dan dokumen. Pakaian paling kasual tapi nyaman, bukan satu set kemeja, dasi, dan setelan jas."

Johnny tertawa kecil sebelum membalas, "Buat apa?"

"Nggak, cuma penasaran aja."

Johnny hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Ara. Ia berdehem lalu mengutarakan keinginan spontannya, "Ra, besok makan siang bareng ya? Sekalian ada yang mau aku kasih."

Ara mengangguk dan tersenyum simpul. Ia kemudian ikut bersandar di samping Johnny dan mengalihkan pandangannya ke arah televisi. Ara menekan bibirnya berusaha menahan senyum yang ingin mengembang. Dalam kepalanya, ia sibuk menyusun kalimat demi kalimat sebelum diutarakan untuk mengisi kekosongan diantaranya dan Johnny. Pada akhirnya, Ara hanya bisa menelan kembali niatnya, lalu menghela napas berat.

"Tanya aja, Ra," celetuk Johnny.

"Hah?"

"Ada yang mau kamu tanyain, kan? Apa?"

Lima Nol Lima | 505Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang