17 ; wedding (day)

90 20 8
                                    

If in case you feel the same, then we are 'something'. Don't you think so?





"Bagus yang mana?" tanya Ara menunjuk kedua warna lipstik yang ia torehkan di punggung tangan kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagus yang mana?" tanya Ara menunjuk kedua warna lipstik yang ia torehkan di punggung tangan kirinya. Kemudian ia sejajarkan dengan wajahnya yang sudah dipoles riasan kecuali bagian bibir.

"Gimana? Yang ini atau ini?" tanya Ara sekali lagi ke arah layar ponsel yang ia letakkan portrait di samping cermin lipatnya. "Mark?"

"Mm, yang kiri," jawab Mark dari seberang panggilan video yang sudah terlihat segar walaupun masih belum beranjak dari atas tempat tidur.

"Yang ini?" balas Ara sambil menunjuk warna yang dimaksud Mark. "Kenapa?"

Mark hanya memberikan jeda panjang seolah sedang memikirkan alasan yang meyakinkan. Melihat itu, Ara tersenyum tipis. Ia kemudian beralih menghadap cermin sambil mengoleskan pewarna bibir yang disarankan oleh Mark tadi.

"Kamu asal pilih kan?" tebak Ara tepat sasaran.

"Aku nggak tahu soal kosmetik, Ra."

"Iya, gapapa. Nanti kalau aku dibilang aneh ada yang bisa aku salahin," tambah Ara yang dibalas dengan helaan napas pasrah dari Mark.

"Ra, aku minta morning call maksudku bukan kayak gini loh."

"Ya gimana lagi, ternyata pakai riasan sendiri itu nggak segampang yang aku kira. Biasanya aku nggak pernah pakai sebanyak ini. Maaf ya, yang penting aku udah telepon kan?" Ara tersenyum lebar ke arah layar ponselnya.

"Iya."

Lega dengan pengertian Mark, Ara kembali fokus pada pantulan dirinya di cermin. Tinggal mengatur tatanan rambut dan semuanya selesai.

"Kamu tadi bilang ada meeting jam berapa?"

"Jam 9," jawab laki-laki itu kemudian menguap.

"Masih tiga jam lagi. Mending kamu pakai buat tidur aja."

"Gimana bisa tidur kalau silau gini."

Ara menoleh ke jendela kamar hotelnya yang masih gelap. "Masih jam segini. Matahari aja belum kelihatan. Darimananya silau?" tanya Ara heran lalu ia mendapati Mark tersenyum.

"Nih, dari depanku. Cantiknya bikin silau."

Ara terdiam setelah mendengar pujian dari Mark yang tiba-tiba. Ia kemudian meraih ponsel dan mematikan panggilan video tanpa kata. Tidak lama sebuah pesan masuk dan membuat Ara terkekeh pelan setelah membacanya.

05:51 Kok dimatiin?
05:51 Ra, aku diajarin Haechan. Gak aku ulangi lagi, janji.
05:52 ARAAAA :(

Ara meletakkan ponselnya sambil menggeleng pelan. Ia menatap pantulan dirinya di cermin lalu tersenyum seraya melanjutkan kegiatan berdandannya.

Lima Nol Lima | 505Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang