Chapter 1

4.4K 87 4
                                    

Paris..

What..Paris??

Oh..Paris!!

Kata orang-orang sih Paris itu biasa disebut 'City Of Romance'

Emang bener? Kalo aku sih masih setengah percaya karena aku belum pernah ke sana. Tapi aku ingin ngebuktiin kalo Paris emang bener-bener Kota Romantis seperti kata orang-orang.

Setelah aku browsing internet, Paris emang kota yang indah. But, City Of Romance? Ugh, Paris is City Of Romance if a person that I love is in beside me. Tapi aku kan jomblo. Aku, Riana Maulida Irman seorang gadis traveller yang cantik yang sudah terjebak friendzone berkali-kali #huft -.-

Gini-gini aku yang masih jomblo ini sudah menduduki S2 lho. Terserah, walaupun aku jomblo dan korban ratusan friendzone tapi aku gadis penyuka travelling. Sejak SMA Aku bersama sahabatku yang bernama Fachri, yah laki-laki yang 'pernah' aku sukai tetapi lagi-lagi aku terlibat Friendzone dengannya, aku bersama Fachri sejak SMA Hingga sekarang kita menduduki S2 masih suka travelling bareng keliling Indonesia dan juga Asia. Aku memang terlibat friendzone dengannya, tetapi kita masih bersahabat hingga sekarang. Nggak peduli bahwa dulu aku pernah suka dengannya, yang jelas aku nyaman jika 'Travelling' dengannya. Dan hingga pada suatu hari, keinginanku untuk membuktikan bahwa Paris adalah 'City Of Romance' terkabul. Kita berdua telah menabung untuk travelling ke Paris selama bertahun-tahun. Aku berpikir, mungkin dengan ke Paris Aku dan Fachri bisa menjadi sepasang kekasih hmm 'Jangan berharap yang bukan-bukan, Riana'

***

Aku membuka mataku, terasa silau. Ah, cahaya matahari telah memasuki jendela kamarku. Aku segera bergegas meninggalkan tempat tidurku menuju cermin di kamarku.

"Aduh, Riana. Kamu itu sebenarnya cantik tapi kenapa kamu jomblo sih" gumamku memuji diriku sendiri di depan cermin. Ini sudah menjadi kebiasaanku setelah bangun pagi. Please, jangan anggap aku gila!! :(

Aku berjalan melihat kalender yang tergantung di dinding kamarku. Terlihat lingkaran merah yang menunjukkan 'Hari ini aku ke Paris'

Yaa hari ini aku ke Paris. Semalam aku sudah menyiapkan semua koper dan perlengkapan yang aku butuhkan ke Paris.

'AAAA...' Batinku berteriak. Aku masih tidak percaya bahwa aku akan ke Paris hari ini. Aku pun segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku. Saat mandi, pikiranku melayang membayangkan indahnya Kota Paris, membayangkan seorang Riana menginjakkan kaki di Kota Paris hahaha. Membayangkannya saja, aku sudah senyum-senyum sendiri dan bahkan sesekali tertawa. Sekali lagi, jangan anggap aku gila!! :( Aku bukan orang gila, aku hanya tidak sabar terbang menuju 'The City Of Romance' itu :))

***

Pukul 3 sore aku sudah mengeluarkan barang-barang yang aku bawa ke teras rumah. Paris adalah satu-satunya perjalanan terjauhku selama aku memiliki hobi Travelling. Fachri, sahabat travelling-ku sejak SMA Sedari tadi belum nampak batang hidungnya. Padahal dia sudah berjanji akan menjemputku untuk bersama-sama berangkat ke bandara dan berpetualang di Paris bersama. Travelling ke Paris ini adalah rencana kita berdua.

Handphone-ku berbunyi. Saat melihat di layar kaca terpampang dengan jelas nama 'Fachri' di sana. Aku pun mengangkatnya.

"Hallo Fach, cepetan napa. Gue udah siap nih. Tinggal nunggu lo, jangan lemot-lemot, lo cewek apa cowok -.- Dasar lemot!!" kesalku tanpa memberikan kesempatan kepadanya untuk ngomong terlebih dahulu.

"Riana.." rintihnya dengan suara yang parau. Ada apa? Suaranya lemas sekali.

"Heh lo kenapa? Suara lo itu hh"

"Ri, maafin gue. Hari ini gue udah 20 kali lebih keluar masuk kamar mandi" ucapnya masih dengan suara yang sama.

"Hah? Lo diare? Kenapa baru bilang sih? Jadi lo nggak jadi ke Paris? Hah apa-apaan" kesalku.

"Satu-satu tanyanya Ri. Ya, gue diare, Gue udah berupaya biar bisa ikut ke Paris bareng lo Ri, tapi sampai sekarang malah semakin parah sakitnya" jawabnya.

"Hadeh lo makan apa emang?" tanyaku.

"Entahlah kemarin kayaknya gue minum susu basi di kulkas" jawabnya.

"Etdah lo. Makanya kalo sebelum travelling itu ati-ati. Kesehatan, apa yang lo makan dan lo minum itu diperhatiin. Huh, di hari H kita berangkat, lo malah diare. Nggak lucu banget Fach" kesalku.

"Sahabatnya sakit malah marah2. Iya gue tau lo kesel, maafin gue nggak bisa nemenin lo ke Paris" balasnya.

"Hmm berarti gue ke Paris sendirian nih. Lo tega?? Gue cewek bro keliling di Paris sendirian. Omg hello" ucapku masih dengan emosi.

"Gue percaya lo anak yang pemberani, lo bisa jaga diri. Kan lo udah besar" ucapnya.

"Huft justru itu" balasku.

"Ri, maafin gue ya?" ucapnya lagi. Bersikukuh agar aku memberikannya permintaan maaf.

"Iya deh. Semoga cepet sembuh" balasku. Aku sudah malas berdebat dengannya,

"Selamat bersenang-senang Riana. Jangan lupa oleh-oleh" ucapnya lagi.

"Ya" balasku singkat lalu segera menutup telponnya.

'Hadehh Fachri!! Dia tega banget sama gue. Udah deh lupakan segalanya tentang Fachri dan diarenya. Ayo Riana, kamu harus bersenang-senang. Jomblo lovers butuh travelling ke Paris walaupun sendiri' batinku menyemangati diriku sendiri.

***

Pesawat take off jam 19.20. Mamaku yang baik hari mengantarkanku ke Bandara ketika Fachri membatalkan perjalanannya ke Paris.

Aku sudah duduk di kursi pesawat. Melirik ke samping, kursi yang harusnya sekarang diisi oleh Fachri yang duduk di sampingnya. Apa-apaan dia!! Mentang-mentang anak orang kaya bisa seenaknya membatalkan perjalanan jauh yang terbilang cukup mahal ini. Well, kita berdua memang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Tetapi, kalo masalah Travelling kita menanggung biayanya sendiri dengan menabung. Tetapi tetep aja, Fachri sama sekali tidak merasa uangnya terbuang dari gaya bicaranya tadi. Mungkin hanya sedikit penyesalan kalo dia tidak bisa menemaniku berkeliling, bukan karena uang -.- Dasar Fachri!!

Huft lupakan tentang Fachri, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Entahlah, aku tidak peduli sekarang pesawat telah sampai di negara mana. Yang jelas, mungkin aku akan sampai di Paris dalam waktu 15 jam dari pukul 19.20 jika itu tanpa transit. Tapi jika menggunakan transit bisa saja membutuhkan waktu hingga 20 jam. Ah, aku tak peduli. Aku mau tidur dan berharap ketika aku membuka mata aku telah sampai di Kota Paris.

Paris In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang