Chapter 12

990 32 9
                                    

Riana's POV

Pemberitaan di tv membuatku kaget setengah mati. Air mataku sudah keluar dengan derasnya. Lututku luruh di lantai. No, Ardian gak mungkin meninggalkanku secepat ini. Aku baru saja merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, tapi kenapa semua ini terjadi. Pesawat yang dikendarai pilot Ardiansyah Reza hilang dan sampai sekarang belum diketahui keberadaannya, itu yang disebutkan di tv tadi. Padahal semalam, Riana masih bertukar pesan dengan Ardian lewat Whats App. Padahal seharusnyaa, Ardian datang hari ini untuk bertemu dengan orang tuanya dan melamarnya. Mengapa nasib baik tidak berpihak dengan Riana saat ini? Hiks.

"Rianaa" teriak mama saat melihatku jatuh ke lantai dengan air mata yang mengalir deras di pipiku.

"Ardian, ma" lirihku.

"Kamu yang sabar" ucap mama sambil memelukku. Tangisanku semakin kencang saat mama memelukku dengan erat. Dan akhirnya semua gelap, aku tak sadarkan diri.

"Rianaa" teriak seseorang yang baru saja memasuki rumah gadis itu. Orang itu langsung membantu mama Riana menggendong Riana menuju kamarnya. "Ri.." ucapnya pelan.

***
Suasana hiruk pikuk terlihat di rumah orang tua Captain Ardian.

"Mama yakin, Ardian gak ada di kecelakaan itu, pesawat itu bukan Ardian yang mengendarai" ucap mama Ardian sambil menangis tersedu-sedu.

"Mama, papa bakalan cari informasi" ucap papa Ardian menenangkan istrinya. Sebenarnya papa Ardian juga sedih bahkan sangat sedih saat mendengar berita tentang anak lelakinya. Tapi, dia harus tegar agar bisa menenangkan istrinya.

Drrt..drrt..

"Papa angkat telpon dulu ya ma"
Mama Ardian mengganguk sembari mengusap air matanya.

"Hallo"

"Iya, papa liat berita kakakmu di tv"

"Mama nangis, Ar"

"Kamu sekarang lagi di mana?"

"Singapore. Semua baik-baik aja, pa. Kak Ardian ada di sampingku, pa. Dia baik-baik aja" jawab Arden. Arden adalah adek Ardian yang sedang kuliah di Singapore.

Papa Ardian bernafas lega "Yang bener? Ya Allah, Alhamdulillah. Papa mau bicara sama Ardian" Ia bersyukur anaknya selamat dari kecelakaan.

"Papa" sapa Ardian terlebih dahulu.

"Ar ya allah. Alhamdulillah papa masih bisa denger suaramu nak"

"Ardian baik-baik aja pa. Ardian memang yang mengendarai pesawat dari Paris sampai Singapore, hanya sampai Singapore. Pesawat transit dan setelah itu bukan Ardian lagi yang mengendarai soalnya aku ijin akan menemui Arden untuk pulang bareng ke Indonesia. Tapi di catatan masih Ardian yang jadi pilot. Maaf, sudah membuat kalian semua khawatir" jelas Ardian panjang lebar.

"Alhamdulillah, papa bahagia dengernya, yang penting kamu sekarang baik-baik aja nak" balas papa Ardian.

"Ardian, pa?" Tanya mama Ardian dengan suara serak. Papa mengangguk sambil mengelap air mata istrinya.

"Ardian, mamamu yang lebih khawatir. Mama ingin bicara sama kamu" ucap papa Ardian.

"Maa"

"Ardian?? Kamu gak papa sayang? Mama khawatir banget, mama bener-bener takut kalo kamu udah gak ada"

"Mama gak usah khawatir. Nanti malam, Ardian dan Arden sudah ada di rumah Jakarta. Ardian rindu mama" balas Ardian tenang.

"Iyaa sayang. Mama tunggu kehadiran kalian berdua. Sudah lama banget kalian gak pulang sudah pasti mama dan papa sangat merindukan kalian" ucap mama Ardian, tangisan mama sudah mulai berhenti karena mendengar suara anak lelakinya yang dikabarkan hilang.

Paris In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang