Chapter 8

1K 43 0
                                    

Ardian's POV

Aku melamun, sambil menatap Menara Eiffel dari jendela apartemenku. Hari ini adalah hari ke-7 Riana bersamaku. Aku bahagia, karena masih diberi kesempatan untuk lebih dekat dengan orang yang aku cintai. Kemarin, sudah beberapa kali dia membuatku tertawa karena ulah dan ucapan Riana yang sangat polos dan konyol. Dan sekarang, aku terlalu takut untuk berpisah, karena orang yang aku cintai akan kembali ke Indonesia besok.
Ah Riana, gadis itu. Hanya dengan Riana, aku bisa menjadi sosok yang hangat. Perempuan yang membuatku bisa merasakan cinta. Perempuan yang membuatku bisa merasakan sakit hati yang paling mendalam ketika aku melihat dia tertawa bersama Fachri saat di SMA dulu.
Riana, cinta pertamaku. Apakah aku harus menyatakan cintaku kepadamu? Aku takut jika ini terlalu cepat. Aku terlalu takut jika kamu menolakku. Dan aku lebih takut kehilanganmu.

Riana's POV

Aku sedang memandang keindahan Menara Eiffel dari jendela kamar yang aku tempati. Aku tertegun. Pikiranku melayang apa yang akan terjadi di esok hari. Besok aku akan kembali ke tempat kelahiranku. Besok aku sudah tidak bisa melihat menara Eiffel dari dekat. Besok aku akan meninggalkan Paris beserta sejuta kenangan di dalamnya. Besok aku akan meninggalkan Ardian. Dan tujuanku ke sini sekarang telah terbukti. Paris dengan sebutan "City Of Romance" benar-benar terbukti. Aku sudah tidak meragukannya lagi. Karena di Paris, aku menemukan cinta. Cinta yang sudah lama tidak pernah datang di hidupku. Cinta itu datang secara tiba-tiba saat aku di Paris. Sekarang, aku mengakuinya. Aku telah jatuh cinta dengan pilot itu. Aku cinta kamu, Ardian, teman SMAku.
Apakah aku sanggup meninggalkanmu? Aku harap, besok bukan pertemuan terakhir kita, Ardian.

Tok..tok..tok..
Suara pintu kamar yang diketuk, membuat lamunanku terbuyar.

"Ri.." panggil laki-laki yang aku cintai dari luar kamar. "Kamu udah bangun kan?" tanya laki-laki itu, mungkin karena aku tak menjawab panggilannya barusan.

"Udah kok, Ar. Ini aku mau mandi" balasku akhirnya.

"Oke deh. Hari ini jadwalnya belanja kan? Beli oleh-oleh?" tanya Ardian.

"Iya" jawabku singkat. Entahh apa yang aku rasakan sekarang ini. Aku sedih jika mengetahui hari ini adalah hari terakhirku di Paris. Biasanya orang akan berbelanja seharian untuk membeli oleh-oleh di hari terakhir liburan. Iya kan? :')

***
Author's POV

"Udah siap?" tanya Ardian.

"Siapp" jawab Riana antusias seperti biasanya.

Ardian terkekeh "Cewek di belahan dunia mana sih yang gak suka Shopping. Pasti semua suka, termasuk Riana"

"Iyaa dong, Ar" balas Riana.

Mereka pun tertawa bersama. Sedikit melupakan bahwa hari ini hari terakhir mereka bersama nggak papa kan? :')

***
"Wahh ramee" sorak Riana setelah turun dari mobil Ardian.

Riana pun segera berpetualang belanja di pusat oleh-oleh Paris. Ada banyak pernak-pernik aksesoris khas Paris. Tas dan baju brand-brand ternama asal Paris membuat Riana ngiler setengah mati. Kapan lagi coba belanja di sini? Puas-puasin deh.
Sementara Ardian yang terlihat susah payah mengikuti jejak Riana yang berjalan dengan semangat untuk berbelanja.

"Ri.." panggil Ardian.

"Apa?"

"Kita pisah sebentar ya, aku mau ke sana dulu" ucap Ardian.

"Okee" balas Riana.

"Calling-calling" ucap Ardian.

"Siapp" balas Riana. Lalu langsung ngacir menuju toko tas brand ternama Paris. Ternyata berbelanja bisa melupakan sosok yang sebentar lagi akan berpisah di esok hari ya? :'D

Paris In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang