01

2K 305 55
                                    

Wake Up
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tiga bulan berlalu sejak peristiwa terakhir. Mori juga telah menyelesaikan hibernasinya. Kini ia tengah merencanakan untuk pergi ke Oreaguk, tempat kelahirannya.

Pemuda itu menatap dari luar jendela. Ia sedang memperhatikan seorang gadis yang tengah membersihkan rumahnya saat ini.

Merasa sedang diperhatikan, [Name] lantas menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa di sana. Untung saja Mori punya gerakan yang cepat. Atau mungkin itulah yang ia pikirkan.

[Name] sudah tahu bahwa Mori memperhatikannya sejak tadi.

"Mori kau sedang apa? Berhenti mengintipku dan katakan apa yang kau inginkan."

Karena tidak mendapat respon dari Mori, [Name] pun memutar tubuhnya. Saat itulah ia tiba-tiba menabrak benda keras yang merupakan dada Mori.

"Ahk! Yak!! Jin Mori, sebenarnya kau ini ada masalah apa? Jika butuh sesuatu harusnya katakan saja" gerutu gadis itu sembari memegangi jidatnya.

"[Name]-ssi, aku... lapar." [Name] menghela nafas berat.

"Baiklah, aku akan buat makanan dulu."

Baru saja akan melangkah ke dapur, lengan [Name] langsung ditarik oleh Mori. Gadis itu tersentak karena Mori tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.

"Mori?"

"Aku lapar..." ujar Mori dengan nada manja yang menggemaskan. Ia menjatuhkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Aku tahu, maka dari itu biarkan aku memasak makanan untukmu."

Mori menggeleng pelan. Ia semakin mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di tengkuk [Name].

"Aku tidak mau makan."

"Lalu kau ingin apa? Bukankah seseorang akan makan saat lapar?"

"[Name]-ssi sangat tidak peka."

Gadis itu mengerutkan dahi. Perkataan pemuda itu benar-benar membuatnya bingung. Ia berusaha melepaskan lengan Mori, tetapi kekasihnya itu malah memeluknya lebih erat lagi.

"Mori? Sebenarnya kau kenapa?"

"Aku lapar..."

"Baiklah-baiklah, lalu kau ingin makan apa hmm? Aku akan membuatkannya."

"Benarkah? Kau akan berikan padaku?"

"Ya jika bahan-bahan di kulkas sesuai dengan permintaanmu."

"Sesuai kok, hanya butuh kau dan aku."

"Apa?"

"[Name]-ssi, ayo kita makan ramyeon, di rumahku."

[Name] terdiam sejenak. Entah mengapa kalimat terakhir Mori terdengar ambigu baginya. Padahal mereka sedang berada di rumah pemuda itu. Kenapa ia malah menawarkan makan di rumahnya? Bahkan ia menekan kata "rumah" saat mengucapkannya.

Butuh satu menit hingga [Name] menyadari maksud kekasihnya itu. Wajahnya langsung berubah merah padam lantaran malu.

Menyadari hal itu, Mori lantas bertingkah semakin manja dan sedikit nakal? Ia meniupi telinga [Name] membuat gadis itu merasa geli.

"Mori hentikan!"

"Tidak mau, ayo kita makan ramyeon."

"Tidak, kita sudah makan kemarin."

"Ah kemarin kan kita hanya memakannya seperti biasa."

"Memangnya kau ingin memakannya bagaimana?"

"Bagaimana ... yaaa?"

Nada suara Mori merendah saat mengucapkannya. Hal itu membuat tubuh [Name] berdesir. Ia merasa bingung dengan sikap kekasihnya itu.

Baru kali ini Mori menunjukkan sisi agresif seperti ini. Biasanya pemuda itu akan bertingkah lucu dan menggemaskan.

"[Name]-ssi, bolehkah?"

Entah semerah apa pipi gadis itu sekarang. Ia menundukkan kepalanya agar Mori tidak melihat wajahnya. Hal itu malah membuat pemuda itu makin ingin menjahili [Name]

"[Name]-"

Suara Mori terhenti lantaran rumahnya tiba-tiba kedatangan tamu. Mira dan Daewi masuk tanpa rasa bersalah.

Raut wajah Mori langsung berubah kecut. Sebaliknya [Name] berkali-kali berucap syukur di dalam hati. Ia melepaskan lengan Mori yang mulai melonggar dari perutnya.

Gadis itu langsung menyambut Mira dan Daewi dengan riang.

"Sepertinya kami mengganggu ya" ujar Daewi saat ditatap tak suka oleh Mori.

"Menurutmu?"

[Name] terkekeh kecil. Kekasihnya itu tengah merajuk sekarang. Sepertinya Mori yang menggemaskan telah kembali.

"Kami bawa makanan!!"

Ucapan Mira membuat mata Mori berkilau kagum. Pemuda itu langsung meraih kantung yang dibawa teman-temannya dan membuka isinya.

[Name] menggeleng pelan melihatnya. Ya sisi monyetnya juga sepertinya kembali.
.
.
.
.
.
.

Mbak name kok pacarnya dipanggil monyet sih?

Tapi Mori emang monyet ya wkwkw

Mori baru aja bangun dah minta yang aneh-aneh aja haish.

Terima kasih udah baca ><

Monkey Boyfriend || Jin MoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang