07

1K 182 28
                                    

The War
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Misi untuk menyelamatkan Mori itu kacau. Tapi pada akhirnya si raja monyet berhasil keluar dari botol labu.

Walau sudah penuh luka, [Name] masih sempat terpukau menatap sang kekasih dalam wujud sempurnanya sebagai Jaecheondaeseong.

Sekarang pemuda itu benar-benar terlihat seperti seorang raja. Bahkan energinya terasa berkali-kali lebih kuat dari sebelumnya.

Masih menggendong Pilmaon di tangannya, Mori melirik ke arah sang gadis. Dahinya mengerut tanda khawatir.

[Name] tersenyum tipis dan segera bangkit. Ia menghampiri Mori dan bergabung dengan yang lainnya. Gadis itu mengambil tempat di samping Mori.

"[Name]..., terima kasih telah bertahan."

"Tentu saja aku harus bertahan, aku kan akan jadi ratu monyet sebentar lagi."

Mori terkekeh kecil. Ia ingin sekali memeluk [Name] saat ini, sayangnya ada masalah yang harus segera ia selesaikan.

"[Name] sebaiknya jangan ikut bertarung."

Dahi [Name] mengerut. Ia lantas menatap Mori yang juga menatapnya dengan raut wajah khawatir.

"Aku-"

"[Name] kumohon, ini adalah masalahku, tidak perlu ikut campur."

"Kenapa kau berkata seperti itu? Aku akan tetap bertarung."

Mori menghela nafas panjang. Pemuda itu mengusap tetesan darah yang keluar dari pelipis [Name]. Kondisi gadis itu benar-benar kacau saat ini. Terlebih sebelumnya, ia dan Mira nekat memakan pil ilahi.

"Tetap di belakangku kalau begitu."

"Kau meremehkanku ya?"

"Bukan begitu [Name]. Aku hanya tidak ingin melihatmu terluka."

"Berapa kali harus kukatakan, aku sangat baik, bahkan dibanding mereka aku sudah membangkitkan versi kedua dari kekuatan pinjamanku."

Lagi, Mori menghela nafas pasrah. Memang sulit harus berdebat dengan [Name]. Terpaksa ia mengizinkan gadis itu ikut bertarung.

Sebelum itu, Mori mengobati beberapa luka [Name] dengan keahlian akupunturnya.

Mori menatap tajam ke atas sana. Tepat pada ketiga dewa bersaudara dan para pasukan kayangan.

"Kekuatanmu hebat tapi kami unggul dalam jumlah."

"Yah kalau soal jumlah, aku tidak akan kalah."

Setelah mengatakan itu, Mori langsung membuat ratusan klon dirinya. [Name] mengerjapkan mata melihatnya.

Satu Mori saja sudah membuat jantungnya sering kali berdetak tidak karuan, apalagi jika sebanyak ini.

Para klon secara bersama menatap [Name]. Mereka lantas menyunggingkan senyum dan melambai pada gadis itu. [Name] sendiri membalas tersenyum.

Mori mendelik melihat hal itu.

"Cih!! Hei, lawan kalian di atas sana, berhenti melihat kekasihku."

[Name] terkekeh kecil dengan reaksi pemuda itu. Ia selalu menggemaskan saat cemburu.

"Mereka kan klonmu, aku kekasih mereka juga kan."

"Tidak [Name], kau kekasihku, mereka bukan siapa-siapa."

"Tega sekali, baiklah. Kalian semua berjuanglah, aku akan berikan kecupan jika kalian berhasil mengalahkan ketiga dewa itu."

Monkey Boyfriend || Jin MoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang