02

1.6K 284 54
                                    

Exercise
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mori sedang berlatih menggunakan kekuatannya saat ini. Begitu mengetahui bahwa dirinya adalah si raja Monyet, pemuda itu jadi mendapat sedikit ingatan lamanya.

Ia mengarahkan tongkat saktinya ke depan. Seringaian nakal terpatri di wajahnya saat melihat sosok familiar di ujung sana.

"Yeoui, memanjanglah."

Tongkat itu memanjang sekian jauhnya melewati celah di antara dua kaki itu. Si empu menatap bingung ke bawah kakinya.

Ia melempar busur miliknya ke samping kemudian menunduk untuk menyentuh tongkat itu.

[Name] menoleh ke belakang dan mendapati Mori dengan cengiran khasnya. Pemuda itu terlihat sangat tampan dengan sosok Jaecheondaeseong-nya.

"Yeoui, membesarlah."

Satu perintah itu membuat si tongkat langsung merubah ukurannya. Ujung yeoui yang tadinya berada di bawah [Name] langsung membesar membuat gadis itu secara otomatis terangkat dan duduk di atasnya.

[Name] tersentak sembari berusaha menahan keseimbangannya.

"Memendeklah, yeoui."

Sekali lagi Mori memerintahkan tongkat itu. Dengan sekejap mata ujung tongkat yang ada di sana kembali padanya membawa serta gadisnya itu.

Tubuh [Name] sedikit terhempas saat yeoui memendek tadi. Beruntung Mori langsung menangkapnya. Sekarang Mori jadi menggendong gadis itu ala bridal style.

Mata [Name] yang tadinya terpejam mulai terbuka perlahan. Gadis itu mengerjap pelan menatap sosok raja Monyet yang adalah kekasihnya itu.

Netranya teralihkan oleh benda metal yang mengelilingi kepala Mori. Itu adalah pengikat kepalanya. Tangan [Name] terjulur untuk menyentuhnya.

"Apa aku akan jadi ratu monyet jika kita menikah?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Mori bingung. Tiba-tiba saja wajah pemuda itu berubah merah. Ia lantas mengalihkan pandangannya ke samping.

"Memangnya kau ingin menikah dengan monyet?"

"Tidak, tapi kalau itu kau maka aku mau."

Wajah Mori semakin merah mendengar hal itu. Ia menurunkan [Name] perlahan lalu langsung berlari pergi.

[Name] yang heran hanya dapat menggeleng pelan. Sikap Mori itu sangat abstrak, tapi hal itulah yang membuatnya jatuh cinta padanya.

Gadis itu memutuskan untuk kembali melanjutkan latihan memanahnya. Ia baru berjalan beberapa langkah lalu tiba-tiba saja ia merasakan sedikit tekanan di punggungnya.

[Name] tersentak dan langsung menoleh.

Rupanya Mori kembali lagi dan memeluk gadis itu.

"Mori?"

"Kau benar-benar akan menikah denganku meski aku monyet?"

[Name] mengernyit. Bukankah jawaban itu sudah jelas? Gadis itu baru saja mengatakannya kurang dari lima menit yang lalu.

"Apa kau berharap aku menikah dengan orang lain?"

Pertanyaan gadis itu membuat Mori seketika menjadi panik. Ia menggelengkan kepalanya sekuat mungkin hingga tubuh [Name] ikut bergerak karenanya.

"Tidak boleh!! Kau harus menikah denganku, tidak boleh dengan orang lain!!"

[Name] terkekeh kecil mendengarnya. Mori yang seperti anak kecil ini adalah favoritnya.

Mori meletakkan dagunya di bahu [Name] sementara gadis itu mengelus kepalanya. Mata pemuda itu terpejam merasakan sentuhan gadisnya.

Tangan [Name] sangat kecil dan lembut, tetapi saat tangan itu menyentuhnya dengan penuh kasih sayang, rasanya Mori seperti mendapat perlindungan yang sangat kuat. Rasanya seperti berada di tempat yang paling aman dan damai.

"[Name]-ssi..."

"Hmmm?"

"Sarang...."

"Mwo?? Apa kau bilang?"

Mori memutar tubuh [Name] hingga berhadapan dengannya. Netra birunya menatap wajah gadis itu cukup lama.

Tangannya yang terbalut kain loreng itu menggenggam satu tangan milik [Name].

Tanpa aba-aba pemuda itu menempelkan bibirnya dengan milik [Name].

Itu hanya kecupan ringan sampai Mori sedikit melumatnya.

Mata [Name] membulat sangat lebar. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini. Pasalnya ini adalah pengalaman pertamanya. Dengan kata lain, Mori adalah orang yang mendapat ciuman pertamanya.

Pemuda itu menjauhkan wajahnya dan tersenyum khas seperti biasanya.

"[Name]-ssi, saranghamnida."

Satu kalimat itu sukses membuat wajah [Name] jadi semerah tomat.
.
.
.
.
.
.
.

Aku yang ngetik, aku yang baper.

Dahlah, mbak name sangat beruntung hiks, aku juga mau dipeluk Mori.

Btw Mori main nyosor ae, awas dimarahin kakek Taejin nanti wkwkw.

Terima kasih udah baca ><

Monkey Boyfriend || Jin MoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang