09

851 164 20
                                    

Miss the monkey king
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sudah kuduga kalian harus berkencan sejak dulu." Ujar [Name] setelah memergoki Mira dan Daewi yang sedang berciuman.

Awalnya gadis itu ingin mengantarkan makanan karena Mira mengabari bahwa ia akan sendiri di rumah hari ini.

Tak pernah ia harapkan akan mendengar pembicaraan mereka dan akan melihat adegan romantis seperti tadi.

"Anu [Name]..."

"Sudahlah, aku senang melihat hubungan kalian. Nah aku pergi dulu, bersenang-senanglah!!"

Setelah mengatakan hal itu [Name] bergegas pergi dari sana. Ia tidak ingin merusak momen keduanya.

Sejujurnya [Name] merasa iri pada mereka. Walau tahu salah satunya akan mati, mereka tetap bersama. Bukannya ia berharap terjadi sesuatu, hanya saja [Name] merasa mereka lebih beruntung dibanding dirinya yang tidak tahu keberadaan Mori saat ini.

Dimana pemuda itu? Apa yang ia lakukan? Apa ia masih hidup? Apa ia berusaha pulang? Ataukah ia menemukan kehidupan yang lebih baik dan meninggalkannya?

[Name] lelah dengan semua pertanyaan itu yang terus berputar di kepalanya.

Tiba-tiba ia teringat dengan ciuman pertamanya bersama Mori dulu. Terasa manis dan mendebarkan.

Dada [Name] langsung terasa sesak. Tanpa ia sadari air matanya mulai menetes perlahan.

Ia merindukan Mori-nya.

"Apa kau benar-benar masih hidup? Jika benar begitu, kumohon segeralah kembali Mori... hiks... hiks..., aku merindukanmu..."

* * *

Tidak banyak waktu yang gadis itu miliki. Walau terlihat santai-santai saja, nyatanya ia juga bergerak secara diam-diam.

[Name] telah melatih dirinya dan mempersiapkan diri untuk apa yang akan terjadi ke depannya.

Bersama dengan Sujin, Manseok, juga Bora, mereka akan membebaskan Jin Taejin dari tahanan Nox.

"Aku pasti menepati janjiku Mori." Gumamnya.

Persiapan untuk mengubah Taejin menjadi dewa perang hampir selesai. Tepat saat itulah mereka berhasil menerobos penjara.

"Ya ampun siapa yang berani mengurung orang tua dengan satu lengan seperti ini." Ujar Sujin.

Taejin membuka matanya perlahan. Ia cukup bingung melihat kedatangan mereka semua. Namun seteleh mereka menunjukkan keahlian taekwondo itf, akhirnya Taejin mengetahui identitas mereka.

"Terima kasih untuk makam kakekku."

"Jadi kau cucunya ya hahaha."

Pria tua itu melirik ke belakang. Tepat pada sosok gadis yang menggenggam busur di tangannya. Gadis itu sejak tadi hanya menunduk, tak berniat untuk menyapa ataupun menunjukkan wajahnya.

"Gadis itu?"

"Oh maaf, aku sampai lupa. Dia kekasih tersayang dari cucumu." Celetuk Sujin.

[Name] sontak mendongak dengan wajah panik. Taejin sendiri menyunggingkan senyum hangat pada gadis itu.

"Kemarilah nak."

[Name] melangkah pelan mendekati pria tua itu. Ia harus mendongak sedikit lantaran posisi Taejin yang di rantai menggantung.

"Wah wah, tidak hanya punya banyak teman, Mori juga mendapatkan pacar yang cantik ya. Siapa namamu nak?"

"Aku [Name] tuan."

"[Name], panggil aku kakek."

"Baiklah umm kakek?"

Taejin sekali lagi tersenyum pada gadis itu. [Name] membalas dengan senyum tipisnya. Pria tua itu sangat mirip dengan Mori. Mengingat tentangnya lagi-lagi membuat dadanya terasa sesak.

"Kenapa kau sedih nak? Apa yang kau pikirkan?"

"Bukan hal yang penting, hanya sedang memikirkan Mori."

"Cucuku membuatmu sedih? Astaga aku harus menghukumnya nanti. Berani sekali ia membuat seorang gadis menangis."

"Eh aku tidak-"

[Name] baru menyadari bahwa air matanya sudah membasahi pipinya. Gadis itu buru-buru menghapus air matanya.

Sekarang bukan waktunya untuk menangis. Ia harus segera membebaskan Taejin dan membantu teman-temannya yang lain. Daewi, Mira, dan Hui Mori pasti sedang berjuang saat ini.

"Pergilah, aku harus memulihkan tenagaku."

"Kalian berdua, tinggal di sini dan jaga dia."

Manseok dan Bora langsung merengek ingin ikut namun terdiam saat Sujin memberikan tatapan tajamnya.

"Bagaimana denganmu [Name]? Teman-temanmu sedang kesulitan."

"Aku... akan tetap di sini, aku percaya pada mereka."

"Baiklah kalau begitu."

Sujin melesat dengan cepat meninggalkan mereka di terowongan yang penuh reruntuhan itu. Taejin yang tadinya nampak lemas langsung bersemangat.

"Dia sudah pergi kan."

Pria tua itu langsung melatih teknik beladirinya. Manseok dan Bora duduk diam memperhatikannya.

"Jin Mori dapat sifat darinya ya?"

[Name] terkekeh kecil. Yah setidaknya ia dapat melepas rindunya sedikit melihat Taejin.

"[Name] kemarilah nak."

Gadis itu melangkah menghampirinya. Taejin mengangkat tangannya untuk mengelus kepala [Name].

"Tidak perlu khawatirkan dia nak. Aku yakin ia akan kembali."

"Iya kakek, aku akan menunggunya."

"Bagus!! Aku pasti akan persiapkan pernikahan yang megah hahaha."

[Name] ikut terkekeh. Perkataan Taejin benar. Mori pasti akan kembali. Ia sudah menepati janji padanya, sekarang giliran pemuda itu yang menepati janjinya.

[Name] akan menunggu Mori, sembari terus bertarung di sini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Holaaaa!!

Aku balik lagi hehe

Kakek Taejin semangat banget mau buat nikahan.

Jangan lupa undang aku ya kek, pen makan gratis hehe

Dunia udah mau kiamat tapi Mori ama Ilpyo masih main-main di alam kahyangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dunia udah mau kiamat tapi Mori ama Ilpyo masih main-main di alam kahyangan. Mana Mori mau makan kepiting pula :')

Nah chapter depan end ya😊

Sampai ketemu di last chapter

Terima kasih udah baca ><

Monkey Boyfriend || Jin MoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang