08

928 171 23
                                    

Another Him but not Him
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian bertemu dengan sang raja hari itu, [Name] jadi lebih sering menyendiri.

Kadang-kadang Mira akan mengunjunginya. Gadis itu ingin menempati rumah Mori, tetapi ia sungkan dengan si klon.

Hui Mori juga terkadang akan mengunjungi [Name] untuk memastikan keadaan gadis itu. Dirinya yang asli telah memerintahkannya untuk menjaga [Name] dengan baik.

Walau tidak diberi tahu, gadis itu sadar bahwa yang ada di hadapannya kini bukanlah sang kekasih.

"[Name] kau suka ramyeon kan?"

Gadis itu mengangguk pelan.

Hui pun segera pergi memasak makanan untuk [Name]. Walau ia hanya klon, tak bisa dipungkiri bahwa ia juga menyukai gadis itu.

Ia adalah klon dari Mori, tentu saja ia akan memiliki banyak hal yang sama termasuk perasaannya pada [Name].

"Ini [Name] makanlah." Ujar Hui lembut.

[Name] merasa asing sekaligus familiar. Wajah dan aroma pemuda itu persis seperti Mori, tapi sikapnya sangat berbeda.

Mori sangat manja, cerewet, jahil, dan kadang-kadang akan bersikap nakal. Tetapi Hui terlalu sopan padanya, bahkan pemuda itu beberapa kali berbicara formal.

"Terima kasih, kau baik sekali."

"Bukankah seseorang memang harus melakukan ini untuk pacar mereka?"

[Name] tersenyum dan mengangguk. Ia menyantap ramyeon-nya dengan lahap. Setidaknya ia harus menghargai Hui yang berusaha bersikap seperti Mori.

"Kau akan ikut Goh lagi?"

"Kurasa begitu, bagaimana denganmu?"

[Name] menggeleng pelan. Gadis itu memang sempat berfikir akan ikut kompetisi lagi, tetapi ia tidak punya tim yang bisa diandalkan. Ia juga sudah lelah bertarung. Lebih baik ia fokus untuk menyelamatkan kakek Mori dari penjara Nox.

Hui memperhatikan wajah [Name] yang sedikit murung. Tangannya tergerak untuk menyentuh kepala gadis itu, namun tertahan.

Pemuda itu tiba-tiba teringat kalimat terakhir yang Mori lontarkan sebelum mengirimnya masuk ke portal. Ia menghela nafas panjang.

"Nona- maksudku [Name], apa kau ingin jalan-jalan denganku?"

Gadis itu mendongak. Ia mengerjap pelan menatap wajah si klon yang terlihat gugup.

"Baiklah, ayo kita jalan-jalan sebentar."

Setelah mengganti pakaian, [Name] dan Hui naik sepeda bersama menuju sungai Han. Dalam perjalanan, [Name] jadi teringat beberapa kenangan manis.

"Kau tahu, kita pernah terlambat ke kompetisi dan kau mengayuh sepedamu sekuat mungkin hingga aku hampir terpental." Ujar [Name].

Hui bingung harus bereaksi seperti apa, jadi ia hanya diam hingga mereka tiba di tujuan.

Pinggiran sungai Han memang tempat yang tepat untuk berkencan. Melihat senja dan keramaian di sana, [Name] lagi-lagi teringat akan sesuatu.

"Mori apa kau masih ingat? Kau menyatakan perasaanmu di sini dan mengajakku berkencan jika kau memenangkan Goh. Wajahmu sangat menggemaskan waktu itu."

Hui menundukkan kepalanya. Rasanya sedikit tidak nyaman mendengar perkataan [Name]. Ia mengira gadis itu bersikap seperti ini karena mengira dirinya adalah Mori yang asli.

Monkey Boyfriend || Jin MoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang