Thirteen

994 148 8
                                    

Spring high turnamen babak penyisihan prefektur akhir dimulai dan hari ini adalah pertandingan final antara Karasuno melawan Shiratorizawa.

Aku datang untuk menonton di stadium hari ini. Bersama dengan Hitoka-chan dan seluruh murid Karasuno yang dipimpin oleh wakil kepala sekolah.

Karena pencapaian mereka yang di luar prediksi, orang-orang mulai memperhatikan para anggota voli sekarang ini. Kadang aku mendengar para gadis yang menggosip tentang Kageyama di toilet sekolah.

Dan bahkan sekarang pun di toilet stadium mereka masih membicarakan soal Kegayama sambil bercermin di kaca wastafel. Suara mereka sangat keras hingga terdengar olehku yang berada di dalam toilet.

"Dia sangat tinggi."

"Wajahnya cukup tampan."

"Tatapan matanya yang dingin itu sangat keren. Sepertinya dia menatap ke arahku."

Padahal kan masih banyak anggota voli lain yang lebih keren dari pada si Bakageyama itu.

Ada apa dengan gadis-gadis ini?! Entah kenapa hal-hal itu terdengar sangat menyebalkan.

Aku keluar toilet dengan gusar, hingga terdengar bantingan pintu dari bilik toiletku.

Kini mata gadis-gadis genit ini beralih ke arahku.

Tapi kenapa aku sampai kesal begini ya?

Memangnya aku siapanya Kageyama?

Langkahku lemas saat keluar dari toilet, pikiran-pikiran liar kini entah kenapa senang sekali bergerumun di kepalaku.

Hingga tak kusadari salah satu kakiku tersandung dengan kaki yang lainnya. Membuat tubuhku terhuyung ke depan. Oh, tidak! Tunggu! Jatuh seperti ini pasti sakit sekali.

Aku menutup mataku rapat-rapat.

Tapi, kok ga sakit ya?

Aku membuka mataku. Tangan besar menopang kedua bahuku dan di hadapanku terlihat jelas sebuah dada bidang yang dibalut kaos tipis berwarna putih dan ungu dengan angka satu besar di tengahnya.

"Kau tidak apa-apa?" Katanya, suaranya terasa familiar.

Aku mendongak sedikit agar dapat melihat wajah pria ini dengan jelas.

Ushijima?!

Aku sontak melangkah mundur.

Kenapa aku seperti punya bad habits terjatuh di hadapan Ushijima?! Ini sangat memalukan.

Lagi-lagi opsi terbaiknya adalah kabur secepatnya dari sini.

"Aku tidak apa-apa. Terima kasih Ushijima-san." Kataku lalu melangkah pergi.

"Tunggu."

Sial!

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Aku harus bilang apa? Masa ngaku kalau dulu pernah jatuh juga di hadapannya dan lagi yang dulu itu sangat memalukan, dengan otot lengannya itu...

"Ah, ak...aku... mungkin bertemu di pertandingan, ya itu, begitu." Kataku terbata-bata, mencoba mencari-cari alasan lainnya.

"Oh, kau salah satu fansku?"

Pede banget bang!

"Ah, iya mungkin saja. Bisa dibilang begitu." Jawabku tanpa pikir panjang. Udah deh ga usah ribet yang penting Ushijima senang.

Ushijima menatapku sesaat karna mungkin saja gelagatku terlihat aneh di matanya.

"Seragam itu.. kau murid Karasuno, kan?" Tanyanya setelah selesai memindai tubuhku atas-bawah. Hadeh ternyata merhatiin seragam kirain... ah, dahlah.

"Iya." Jawabku singkat.

Ushijima mengkat alisnya sedikit. "Hari ini pertandinganku melawan Karasuno. Jadi kau dukung siapa?"

Wah, benar juga hari ini kan pertandingan mereka untuk memperebutkan wakil Miyagi yang akan melenggang ke Tokyo.

"Karasuno tentu saja." Jawabku dengan sangat percaya diri.

"Hah, yang terkuatlah yang akan menang." Ucap Ushijima. Sarkas sekali, tapi dia memang orang yang sangat realistis.

"Aku percaya dengan kekuatan team Karasuno." Banggaku.

"Kau fans yang buruk."

"Terima kasih."

Tanpa sadar aku malah memprovokasi Ushijima tapi rasanya entah kenapa sangat memuaskan.

***

Pertandingan hari ini terasa sangat menegangkan, padahal kan harusnya aku sudah tau apa yang akan terjadi, tapi tetap saja rasanya sangat gugup. Takut-takut kehadiranku di dunia ini malah membuat jalan ceritanya kacau balau. Untung saja hari ini semuanya berjalan sesuai.

Hasil yang sama sekali tidak diprediksi. Karasuno berhasil mengalahkan Shiratorizawa dengan melewati lima set full.

Pertandingan antara Tsukisima vs Tendou sangat menyita perhatianku kali ini.

Dan tentu saja Usijima juga. Ingin sekali aku tersenyum jahat di hadapannya haha.

Tapi sekali lagi aku bersyukur dapat masuk ke dunia ini. Tak kusangka akhirnya aku bisa melihat pertandingan mereka secara langsung.

Aku menghampiri para team voli yang sedang beristirahat usai pertandingan melelahkan itu.

Dengan mengepalkan tanganku aku memberi tos kepada mereka satu persatu.

"Nice kill Hinata!" Kataku sambil pengepalkan tanganku ke arahnya.

Cowok berambut oranye itu tersenyum lebar ke arahku. Semangatnya tak luntur walau habis bermain mati-matian "(Surname)-san! Apa kau melihat Ushijima? Dia sangat besar kan?!" Katanya setengah riang dan setengah ketakutan.

"Iya! Kau sangat hebat bisa mengalahkannya Hinata-kun!" Balasku. Padahal mah diam-diam aku sudah pernah bertemu orang itu.

Aku menghampiri Tsukisima yang sedang duduk merenggangkan kedua kakinya. "Permainan yang hebat Tsukisima-san." kataku tersenyum lebar.

Tsukisima hanya tersenyum kecil sambil membetulkan kacamatanya.

Kami sudah gencatan senjata.

Akhirnya si gila voli Kageyama, aku melihatnya yang berjalan masuk ke ruangan sepertinya dia baru dari toilet.

Entah kenapa aku langsung menghampirinya sambil menunjukan tinju kepalan tanganku tanda bangga ke padanya.

Tapi dia mengabaikan tanganku dan melewatinya. Ia membuka kedua tangannya dan memelukku erat.

Tubuhnya yang lebar dan jangkauannya yang luas membuatnya sangat mudah merangkul tubuh kecilku, tubuhku bahkan sempat terasa terangkat sedikit tadi.

Aku membalas pelukannya.

Ini memalukan, tapi aku menyukainya.

****************************************

Met malam minggu bestie!

Di tempat kalian hujan ga?

Kalau hujan, hail to jomblo huahahaha *tawa jahad*

The Setter Palette [Kageyama x Reader] - HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang