Six

961 167 5
                                    

Hari ini terlihat berbeda. Mungkin karena sebentar lagi kami akan melangkah lebih jauh menjadi senior, tidak terasa sudah hampir dua tahun aku berada di dunia ini.

Hari ini si muram terlihat lebih muram dari biasanya seratus kali lebih diam. Beberapa hari yang lalu adalah hari pemakaman kakeknya Kageyama. Kakek yang memperkenalkannya pada dunia bola voli, mungkin satu-satunya orang yang bisa mengerti dirinya sepenuhnya.

Aku tau itu dari manga dan anime tentunya, kami tak banyak membicarakan tetang kehidupan pribadi bahkan bisa dikatakan kami jarang bicara satu sama lain. Dia yang selalu sibuk dengan dunia volinya dan aku yang selalu hanya merasa puas dengan memandangnya dari belakang.

Bahkan dia mengabaikan susu kotak yang aku letakan di mejanya diam-diam, ini tak pernah terjadi. Tapi anehnya, Kageyama masih mengikuti kegiatan klub seperti biasa.

***

Waktu menunjukkan pukul 7 malam, ketika sebagian besar siswa sudah pulang ke rumah aku yang terjebak di rapat komite siswa harus rela pulang malam. Kenapa juga aku jadi komite siswa? Itu merepotkan. Harusnya kan aku bersenang-senang saja di dunia baru ku ini.

Cahaya masih terlihat terang dari gedung yang kulewati. Itu gym olahraga. Apa masih ada klub yang latihan malam ini. Apa itu klub voli? Aku ingin melihat Kageyama.

Dan benar sekali dia ada di sana tapi Kageyama hanya seorang diri. Duduk berdandar sambil memeluk lututnya dengan wajah tanpa ekspresi. Lapangan yang berantakan dengan bola voli di sana sini seolah seperti waktu telah berhenti untuknya malam ini.

Aku yang terbawa emosi, ingat betul potongan adegan dalam manga dimana Kageyama seorang diri melakukan segalanya sepeninggalan kakeknya. Itu sangat menyedihkan.

Ku putuskan menghampirinya, berjalan tenang tanpa sepatah katapun. Kini aku duduk berdampingan dengan Kageyama.

Tiga puluh menit berlalu dan kami masih sama seperti awal mula. Aku bahkan ragu apa dia menyadari keberadaan ku di sampingnya.

Dia menghela nafas. Aku mendengarnya. Terdengar dalam dan panjang. Aku hanya memandanginya dari samping masih dalam diam.

Setidaknya kini aku tau dia sadar aku disini. Perlahan ku sandarkan kepalaku di bahu lebarnya, aku tau bukan aku seharusnya yang merasa sedih. Tapi tetap saja sangat berat untuk berpikir jernih sekarang.

Cukup lama hingga akhirnya dia membuka mulutnya.

“kenapa kau sering meletakan susu kotak di mejaku?” Tanya Kageyama dengan pandangan lurus ke depan.

Aku tidak tau kenapa tiba-tiba dia menanyakan hal itu. Bukannya selama ini dia hanya meminumnya tanpa berpikir, bahkan setidaknya bilang terima kasih kek jika tau itu dari aku.

Tapi apakah itu berarti selama ini dia memperhatikanku? Tolong jangan bilang ini cuma khayalanku semata.

“Karena kau menyukai itu” jawab ku singkat.

Kageyama menoleh padaku “Ayo kita pulang”


*********************************

Maaf ya kalo cerita ini tuh chapternya pendek-pendek u,u

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah baca sampai sinii, aku terharu ternyata ada juga yang bersedia mampir dan baca cerita ga jelas inii. Terima kasih semuanyaaa 0,0)//

The Setter Palette [Kageyama x Reader] - HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang