Candra kini terlihat tengah berdiam diri di depan sebuah minimarket, menikmati minuman yang tadi dia beli. Dari kejauhan, terlihat seorang pria manis yang berjalan tergesa-gesa seperti ada orang yang mengejarnya.
Candra yang merasa sepertinya mengenali pria manis itu langsung berdiri berniat menghampiri, namun ketika kakinya mendekat, lelaki manis itu tiba-tiba saja berlari dengan sekuat tenaganya. Tak lama dari arah belakang nya, terlihat laki-laki yang mengejar nya. Candra yang menyadari kalau ada yang tidak beres dengan segera ikut mengejar mereka berdua.
" ANAN BERHENTI KAMU , JANGAN KABUR !! "
Tidak salah lagi, lelaki manis yang tengah berlari itu adalah Anan. Pria asing yang mengejar Anan terus berteriak menyerukan nama Anan. Candra bisa melihat Anan yang terengah-engah karena lelah berlari. Di saat Anan lengah, lelaki yang mengejarnya itu segera menarik tangannya.
" Mau kabur kemana lagi kamu
Anan? "" Darel,tolong lepasin tanganku " Rintih Anan.
Wajah pria kelahiran Maret itu terlihat sangat ketakutan, nafasnya yang terengah-engah , peluh membasahi sekujur tubuhnya dan tangannya bergetar ketakutan.
Saat tangan pria asing itu menyusup ke area leher Anan hendak menyekik, Candra memberi serangan dari belakang hingga lelaki yang bernama darel itu tumbang ke arah samping.
" Lo siapa? Kenapa ikut campur urusan gue sama Anan ? "
" gue emang gak ada urusan sama kalian, tapi gue gak suka lihat Anan diperlakukan kasar "
" Gue gak peduli mau lo suka ataupun enggak, intinya lo gak ada hak untuk ikut campur. Jangan sok jadi pahlawan"
" Terserah lo mau ngomong apa , tapi kalau lo gak pergi sekarang juga, gue pastiin malam ini lo nginep
di penjara. "Awalnya pria dihadapan Candra itu hanya tersenyum remeh mendengar ucapan Candra, namun setelah matanya bersitatap dengan manik tajam itu, seketika dia yakin ucapan Candra bukan hanya sekedar ancaman.
" Urusan kita belum selesai Anan, suatu saat gue bakal balik lagi dan buat perhitungan sama lo " ujar pria itu dengan smirk menyeramkan.
" Kamu baik-baik aja kan Anan? " Terlihat gurat khawatir diwajah Candra.
" I-iya Mas, aku hanya takut "
" Tidak perlu takut, pria itu kan sudah pergi"
Candra menawarkan Anan untuk pulang bersama. Mengesampingkan rasa khawatir nya melihat keadaan Anan,Candra berusaha menenangkan Anan, karena terlihat sekali masih ada ketakutan yang dirasakan oleh lelaki manis didepannya itu.
Candra sesekali melihat kearah Anan yang terlihat melamun, menatap kearah jalanan yang mereka lewati. Candra bingung harus memulai pembicaraan mereka dengan apa, ia tidak ingin melihat Anan terus diam sejak kejadian tadi.
" Loh, mas... ini kan bukan arah ke rumah aku, kita mau kemana? "
" Aku mau ke taman sebentar, kamu ikut ya? "
" ah iya mas Candra. "
Candra dan Anan mengunjungi sebuah taman yang terletak tidak jauh dari rumah Candra. Saat Candra sudah melepas sabuk pengaman dan bersiap akan keluar, ia menyadari belum ada pergerakan apapun dari lelaki manis disampingnya itu.
" Anan, kamu enggak mau turun? "
" Maaf mas , tadi aku ngelamun. "
Dengan segera, Candra menyusul Anan yang sudah lebih dulu keluar dari mobil dan berjalan menuju taman.
Anan duduk di salah satu kursi taman yang jauh dari lampu, sehingga kondisinya agak temaram. Candra yang mengerti Anan butuh ketenangan, hanya mengikuti kemauan Anan untuk duduk di tempat yang temaram itu.
" Anan, pria tadi mantan kamu? "
" Iya mas, tapi hubungan kami sudah berakhir sejak lama "
" Aku tidak akan bertanya apa alasannya, tapi yang jelas aku akan selalu berusaha menjagamu. "
Anan menoleh cepat kearah Candra dan menatap tepat sepasang manik hitam kelam miliknya, berusaha memahami maksud dari perkataan lelaki tampan itu.
" Mas Candra, boleh Anan pinjam bahu mas sebentar aja ? "
" Iya Anan. "
Dengan perlahan, Anan merendahkan kepalanya untuk bersandar di bahu kokoh itu, Anan memejamkan matanya sejenak menikmati suasana malam yang terasa sangat nyaman. Anan bisa merasakan kenyamanan yang tidak bisa ia dapatkan dari lelaki manapun yang pernah singgah di hidupnya.
" Makasih ya mas Candra, udah bersedia menjadi tempat Anan bersandar malam ini "
" Sama-sama Anan, tapi sepertinya ada hal lain yang perlu kamu pinjam dari aku selain bahu, "
" Apa itu mas Candra ? "
" Hati. Hatiku sudah lama belum ada yang meminjam untuk dijadikan tempat untuk berlabuh "
Candra tersenyum menatap Anan yang tengah terdiam kaku, bingung harus merespon apa. Lama terdiam, Anan menghela nafas lalu menatap balik ke arah Candra.
" Kalau untuk hati, aku nggak mau cuma dipinjamkan. Aku mau, itu dikasi seutuhnya tanpa perlu dikembalikan lagi. Boleh? "
" Tentu, mau kamu ambil sekarang? "
Anan mengangguk lalu setelahnya tertawa bersama Candra. Mereka merasa lucu sebab, bisa mengungkapkan isi hati masing-masing dengan cara yang terkesan santai.
Lalu dengan perlahan Candra menggenggam tangan lentik milik Anan dan berucap, " tunggu tanggal baiknya ya sayang ? "
Flashback nya sampe sini aja yaa
Chapter selanjutnya udah mulai menceritakan tentang kisah mereka setelah menikah.
Stay tune yaaa 🤎🤎🤎
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙱𝚎𝚛𝚙𝚒𝚜𝚊𝚑? (𝙲𝙷𝙰𝙽𝙹𝙸𝙽)
FanfictionKetika seorang suami mencoba mencari kesenangan diluar sana, melupakan seseorang yang menunggunya dirumah. Lebih baik bertahan atau melepaskan? Chanjin BxB