09. Restoran

212 35 3
                                    

" nan, itu suami kamu kan? " Ujar Felix mengguncang bahu Anan.

" Lihat kesana Anan! " Felix memaksa Anan agar mau menatap kearah pintu restoran.

Mengikuti arah pandang sang sahabat , Anan melihat suaminya tengah berjalan ke salah satu tempat duduk di restoran, bersama dengan seorang wanita yang memeluk erat lengan kanannya.

"i-itu kan wanita yang sama―sama yang kemarin di hotel, " ujar Felix panik.

" gak mungkin suami aku selingkuh kan lix? mereka cuma teman kan ? Jawab aku lix! " Felix hanya bisa diam saat merasakan lengannya diguncang oleh Anan.

Pemuda mungil kelahiran Aussie itu itu hanya bisa terdiam bingung harus menjawab apa, ia masih mencerna semua yang baru mereka lihat, ini terlalu cepat dan mengejutkan.

" ayo kita labrak Candra sama wanita itu nan!  " Felix menarik paksa Anan agar mau berdiri.

Anan menggeleng ribut, " enggak ya. Aku gak mau mengganggu mas Candra sama temen nya." 

Rupanya Anan masih kukuh dengan pendirian nya, menganggap sang suami tidak bermain dibelakangnya.

Felix frustasi menghadapi Anan yang masih Denial. Teman jenis apa yang pegangan tangan, menghabiskan malam bersama layaknya sepasang kekasih?

Felix berdiri mengusak kasar surai pirang nya, frustasi dengan sikap sang sahabat.

"  AKU TANYA DIMANA KAMU MELIHAT PERTEMANAN MACAM ITU? "

Melihat Anan yang menunduk lalu bahunya bergetar cukup mampu memunculkan perasaan bersalah Felix, kembali duduk menjadi satu-satunya pilihan yang dilakukan pemuda mungil itu untuk meredam emosinya.

" Aku terlalu mencintainya. Aku berpikir dia tidak mungkin bisa melakukan itu, " lirih Anan, mencoba berani menatap suaminya dengan air mata yang berjatuhan.

Tangan Felix bergerak menghalangi penglihatan Anan dan berucap,
" kamu cinta sama dia itu wajar, tapi kalau cinta nya bikin kamu bodoh itu yang gak wajar. "

Ckrek...

" Kamu tau kan, apa yang mesti dilakuin? " hasil jepretannya sudah terkirim ke kontak Anan.

Anan mengangguk, " Iya, aku pergi dulu ya lix. "

" kamu hati-hati Anan, " Felix sempat mencekal tangan Anan, memberi pelukan sebentar bermaksud meminta maaf atas apa yang sudah ia lakukan tadi, lalu membiarkan Anan kembali melanjutkan langkahnya.

Setelah Anan hilang dari pandangannya karena berlari terburu-buru , Felix masih enggan juga beranjak dari kursinya. Dia ingin memantau apa saja yang dilakukan oleh suami sahabatnya itu.

" Dasar suami tidak tahu diri si Candra itu. Punya nyawa berapa dia berani berselingkuh di depan suami nya."





Anan memilih duduk sebentar di taman untuk menenangkan hatinya. Masih menangis dengan kepala tertunduk karena tidak mau mengundang tatapan iba dari orang yang ada di sekitar nya.

Seseorang menepuk pelan bahu Hyunjin lalu berucap, " kakak kenapa nangis ? "

" eh... Kakak gak kenapa-napa kok sayang, " Hyunjin dengan segera menghapus air matanya.

" Kakak dianugerahi tuhan senyum yang cantik harusnya selalu tersenyum bukan malah nangis," tangan mungil itu mengusap jejak air mata yang masih tersisa di pipi gembul Hyunjin.

Hyunjin dengan perlahan tersenyum, " kalo gitu kan cantik, " si anak menyerahkan sebatang cokelat ke tangan Hyunjin.

" Mama pernah bilang, air mata itu emang bisa keluar kapan aja tapi kita harus pinter nyimpennya biar gak bikin mata sembab, " imbuhnya.

" Makasih ya sayang, doain kakak ya supaya nanti punya anak kayak
kamu, " tangan Hyunjin mengelus pelan surai lebat si anak.

Anak kecil itu mengangguk, " Kakak jangan nangis lagi. "

Anak kecil itu melambaikan tangannya seusai berpamitan dengan Hyunjin.





Usai menenangkan diri setelah melihat Candra tadi , Anan memilih datang ke kantor milik suaminya itu. Bermaksud ingin memastikan apakah Candra dan wanita asing tadi kembali ke kantor atau tidak.

" Kak Anan mau ke ruangannya pak Candra? "

" Iya Je, mas Candra ada kan? "

" iya ada kak, tapi sedang ada tamu. "

Karena pintu ruangan Candra terdapat sisi transparan sedikit,  Anan dapat melihat tamu Candra adalah wanita yang tadi , mereka terlihat dekat dan mengobrol tentang suatu hal yang serius. Sayup-sayup Anan dapat mendengar sepenggal obrolan mereka.

" Can, nanti temenin aku ke mall ya? aku mau belanja, " ujar wanita itu manja.

" Hm iya. "

Apa tadi katanya ? Candra menyanggupi permintaan wanita itu dengan mudah , biasanya bila dia yang mengajak pasti Candra harus dibujuk terlebih dahulu agar mau menemaninya berbelanja.

pria manis itu menghela nafas melihat pemandangan suaminya tengah tertawa dengan wanita lain bahkan tanpa sungkan jemari wanita itu menyentuh tangan kekar milik suaminya.

Mendengar bunyi ketukan sepatu yang bergesekan dengan lantai tanda sang tamu akan pergi. Anan dengan panik bersembunyi di belakang kursi yang ditempati oleh Jenino.

" Kak Anan kenapa malah sembunyi bukannya melabrak wanita itu? " ujar sang sekertaris setelah wanita penggoda itu pergi.

" Aku gak mau mas Candra marah sama aku. Udah terlalu banyak masalah yang menerpa rumah tangga kita belakangan ini, "

" tapi aku pastiin wanita tadi enggak akan bisa menghancurkan hubungan yang sudah susah payah kakak jaga. "

Hati kak Anan sangat tulus, tapi kenapa dia mendapatkan pasangan yang seperti itu ? Batin Jenino.














☘New character ☘

☘New character ☘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I.N straykids As Hanindra Jenino

~ sekertaris Candra



Felix straykids As Felix Anderson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix straykids As Felix Anderson

~ sahabat Anan 





𝙱𝚎𝚛𝚙𝚒𝚜𝚊𝚑? (𝙲𝙷𝙰𝙽𝙹𝙸𝙽)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang