04. Teman SMA ya ?

242 36 4
                                    


" Sayang.. "

" kenapa mas ? "

" hadap sini dong, aku kan ada disini sayang. "

Posisi Anan yang tengah berbaring membelakangi Candra dengan perlahan membalikkan tubuhnya kearah sang suami.

" kamu jangan nungguin aku besok ya ? Aku besok banyak meeting sayang. " ujar pria kelahiran Oktober itu dengan lembut.

Tangan Candra sejak tadi mengelus pelan pipi halus milik suami manisnya itu, tak lupa memberi beberapa kecupan di pipinya.

" Gitu ya mas? tapi, aku kan gak bisa tidur tanpa ada Mas Candra "

" aku bakal usahain pulang cepet kok sayang. "

" kalau gitu, sekarang tutup kedua mata Mas Can, kita bobo ya ? supaya gak ngantuk besok "

" sini peluk sayang. "

Anan tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan, dia langsung mendekat kearah Candra dan masuk ke dalam pelukan hangat suaminya, membenamkan wajahnya di dada bidang milik Candra.

" Mas,  janji sama aku ya? Mas Can, gak akan tinggalin aku "

" Iya sayang,  aku janji gak akan ninggalin suami aku yang paling cantik ini. "

Candra menunduk mencium kening milik Anan lama , menyiratkan seberapa besar cinta yang ia miliki untuk Anan seorang.

Candra tahu dia tidak akan bisa menebak apa yang akan terjadi di masa mendatang, untuk saat ini, dia akan terus berusaha semampunya untuk membahagiakan suami manisnya, Anan.

Candra tahu dia tidak akan bisa menebak apa yang akan terjadi di masa mendatang, untuk saat ini, dia akan terus berusaha semampunya untuk membahagiakan suami manisnya, Anan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok!

Tok!

Tok!

" Masuk ! "

" Permisi pak, saya hanya ingin mengingatkan, nanti pukul sepuluh kita akan ada meeting di kantor milik Tuan Hartono. " ujar sang sekertaris

" iya saya ingat Sita, kamu sudah menyiapkan semua berkas nya ?"

" Sudah pak , kalau begitu
saya permisi "

" Iya. "

Ditemani sekertarisnya Sita , Candra melakukan pertemuan dengan tuan Hartono untuk membahas mengenai kerjasama bisnis nya.

Saat meeting tengah berlangsung, tiba-tiba ada seseorang yang menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Upsss, " seseorang yang baru masuk itu menaruh tas nya di meja dekat sofa.

" maaf ya, aku gak tahu kalau lagi ada tamu. " Tuan Hartono menghela nafas melihat kelakuan putrinya.

" Irene, kamu ini kebiasaan banget masuk tanpa permisi dulu "

" Maaf papa , aku gitu kan karena kangen banget sama papa " Irene berucap khas dengan nada manja, tak lupa menunjukkan mata berbinar miliknya.

Saat Tuan Hartono tengah memarahi putrinya , Candra sibuk memandangi Irene karena merasa tidak asing dengan wajahnya.

"Sudah, sana minta maaf sama tamu papa , kamu sudah tidak sopan tadi rene !! "

" Maaf tuan-- eehh tunggu, kamu Candra kan ? " 

" Iya benar saya Candra. Maaf saya lupa, kamu kenal sama saya ? "

"masa kamu tidak ingat? ini saya Irene. Irene Nesya Hartono, teman kamu semasa SMA. "

Di saat Candra tengah berusaha keras untuk mengingat. Tiba-tiba saja,  Irene dengan tidak sopan nya memeluk Candra di depan Tuan Hartono dan sekertaris Candra, Sita. Candra yang merasa kaget, tentu saja tidak membalas pelukan dari teman nya itu, dia malah langsung melepaskan pelukan Irene.

" IRENE!!! " Tuan Hartono berteriak.  Tidak menyangka, sang putri akan melakukan tindakan itu.

" Apa sih papa? jangan teriak! "

Tuan Hartono menatap tajam kearah sang putri yang terlihat tak acuh, lebih memilih memandang kearah Candra.

" K-kamu apa kabar Rene ? "

" aku baik , kalau kamu gimana? "

" seperti yang kamu lihat, saya baik. "

" Rene kamu pulang sana, kasian mama kamu sendirian dirumah " titah Tuan Hartono.

" Ishh-- padahal aku masih pengen ngobrol sama Candra, kan udah lama gak ketemu. "

" Papa peringatan!! Kamu jangan ganggu Candra,  dia udah punya istri. Udah sana pulang. "

" ya sudah, aku pulang ya papa, "

"Can, aku pulang ya, jangan lupa save nomer aku."

Setelah mengucapkan hal itu, Irene  mengedipkan sebelah matanya dengan genit berniat menggoda Candra. Irene pergi dengan senyum yang tak luntur dari kedua bilah bibirnya yang merona karena polesan lipstick.

" Maafkan kelakuan anak saya Candra, dia memang seperti itu. Tidak usah kamu tanggapi " ujar tuan Hartono dengan wajah canggungnya.

" Tidak apa-apa Tuan Hartono, saya mengerti mungkin itu pengaruh dari pergaulannya selama di luar negeri "

" Baguslah jika kamu mengerti , mau itu irene atau wanita lain jangan kamu tanggapi mereka , ingat kamu memiliki seorang istri yang hatinya harus kamu jaga. "

" Terimakasih tuan Hartono, jika begitu saya pamit. "

" Hati-hati Candra "





𝙱𝚎𝚛𝚙𝚒𝚜𝚊𝚑? (𝙲𝙷𝙰𝙽𝙹𝙸𝙽)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang