Curiga

198 29 70
                                    

Sebagai idol yang sibuk setiap waktu dan menguras tenaga maupun mental, diberikannya waktu menunggu terkadang bisa menjadi sebuah keberuntungan.

Tidak bilang kalau idol bekerja 24 kali 7 hari, hanya saja tetap ada kebahagiaan tersendiri. Apalagi kalau ternyata pekerjaan yang sedang ditunggu adalah kegiatan penutup jadwal hari ini. Rasanya makin menyenangkan.

Lima belas menit yang lalu staff datang menginformasikan kalau tempat untuk pemotretan masih disiapkan. Sepuluh menit dipakai untuk membiarkan make up artist melakukan tugasnya. Tidak butuh waktu banyak karena sudah terlahir menawan. Lima menit kemudian staff belum menunjukkan diri lagi.

Haruka mulai bosan duduk sambil melamun meratapi nasib ponselnya yang tertinggal di rumah. Seharian ini dia berkeliaran ke sana ke mari tanpa memegang ponsel. Sungguh hebat dia bisa bernapas sampe sekarang. Matanya kosong memandangi Minami yang duduk di depannya, seperti biasa sibuk dengan naskah drama.

Sebagai manusia yang punya kepekaan di atas rata-rata, Minami berhenti membaca dan mendongak membalas tatapan bosan Haruka. Tidak ketinggalan tersenyum manis. "Isumi-san, kalau kau memang bosan aku tidak keberatan meminjamkan ponselku,"

Mata Haruka berkedip sekali. Terkejut dengan tawaran Minami. Kalau dilihat-lihat 'kan Minami bukan orang yang gampang meminjamkan barang-barangnya, tapi dari pada mati kebosanan lebih baik menerima kebaikan hati Minami. "Apa kau punya game yang aku mainkan?"

"Tentu tidak," jawab Minami kalem. Harua menekuk alisnya. "Lalu aku harus apa dengan ponselmu?"

"Kau bisa melihat video baby shark do do do di Y*utube kids milikku,"

Haruka mendengus sangsi. Menarik tangannya yang sudah terulur dengan ekspresi kesal. "Aku bukan anak-anak dan lagi kenapa kau mengeja liriknya dengan tampang datar. Judulnya baby shark tidak usah ada do do do,"

Minami hanya tersenyum. Mengangkat naskah dramanya antusias. "Aku sedang mencoba mendalami peran sebagai seorang dokter yang humoris. Bagaimana menurutmu?"

"Tidak ada lucunya. Kau bisa menakuti anak kecil bernyanyi lagu ceria dengan ekspresi dan nada datar," kata Haruka sinis. "Kenapa juga kau menerima peran itu. Carilah yang sesuai dengan dirimu sendiri,"

"Terima kasih untuk kritiknya,"

Haruka memutar bola matanya malas. Sebisa mungkin dia menahan dirinya untuk tidak berbaring di sofa atau itu akan merusak kerapian penampilannya. Mencoba mengusir kebosanan dan rasa kantuk, Haruka memilih memikirkan sesuatu. Beragam yang masuk dan berputar di otaknya, mulai dari cemilan yang akan dia beli nanti malan sampai pertanyaan bodoh Tamaki kemarin.

Apa bintang punya perasaan? Apa lebih baik memakan puding di pagi hari dari pada tidak makan sama sekali? Apa bisa memasak sup di mesin cuci?

Sial. Kenapa dia satu kelas dengan anak bodoh seperti Tamaki. Sekarang dia tidak bisa tidur dengan tenang sampai tahu jawabannya.

Ada satu cara. Memikirkan hal yang lebih penting. Ah. Satu pemikiran konyol menghampiri kepalanya.

"Minami," panggil Haruka setengah berbisik. Minami menoleh tanpa perlu jeda, tersenyum lagi meletakkan naskah dramanya. "Kenapa, Isumi-san?"

Haruka bergeser mendekat, semakin ke depan sampai tubuhnya bergesekan dengan meja yang ada di depannya. Minami yang melihat gerak-gerik aneh Haruka ikut mendekatkan diri. Mata Haruka melirik ke kanan dan kiri sebelum akhirnya kembali menatap Minami serius.

"Apa kau pikir Touma aneh akhir-akhir ini?"

Minami membisu sebentar sebelum akhirnya menggeleng. "Inumaru-san sudah aneh dari awal,"

Another Note [Endless] [AU IDOLiSH7] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang