Apa Yang Kita Lakukan Sekarang

176 25 22
                                    

Tidak pernah terlintas di benak Torao untuk bertanya pada Touma tentang hal yang dia, Minami, dan Haruka bicarakan dua hari lalu.

Semuanya terjadi begitu saja. Dia tidak pernah memikirkannya sedikit pun.

Mungkin suasananya sangat mendukung untuk melakukan deep talk?

Lima menit Torao dan Touma berjalan dalam diam menuju tempat mobil diparkir. Jaraknya cukup membuat mereka berdua  bergerak di malam hari. Mereka memotong jalan melewati taman sekaligus menghindari keramaian.

Jalanan taman sepi hanya terlihat beberapa pasangan yang keluar di malam akhir pekan untuk menghabiskan waktu bersama.

Tenang saja. Sama sekali tidak membuat Touma dan Torao terlihat seperti pasangan juga.

Pendorong lain yang membuatnya bertanya adalah bagaimana Touma mengabaikannya selama perjalanan. Tidak. Bukan mengabaikan. Ah. Bisa dibilang mengabaikan 'sih.

Pokoknya Touma tidak banyak bicara pada Torao. Padahal biasanya Touma akan memaksa pembicaraan terjadi di antara mereka.

Torao melirik penasaran ke arah layar ponsel Touma. Sejak tadi mata Touma tidak beralih dari benda itu. Oh, jangan lupakan cengiran konyol yang terpasang dari awal.

Hal kecil seperti itu yang membuatnya tergelitik untuk mencoba bertanya.

Tingkatan untuk orang seperti dirinya bukanlah hanya pengamat.

"Apa yang kau lihat?" Torao melemparkan pertanyaan dengan nada santai seolah hanya berniat berbasa-basi.

Touma langsung menoleh dengan senyum lebar yang segera ditutup-tutupi, tapi tidak berhasil membuatnya tampak makin mencurigakan. "Hanya membaca artikel," jawab Touma dengan suara kalem.

Senyum miring terpasang di wajah Torao. "IDOLiSH7?" tebak Torao dengan nada jahil sambil kembali memandang ke depan.

Tentunya Touma sempat menangkap perubahan wajah dan nada Torao. Alis Touma tertekuk bingung. "Kenapa?"

"Kau selalu memasang senyum konyol saat menemukan sesuatu yang berhubungan dengan IDOLiSH7, terutama--"

Touma tertawa kecil menepuk punggung Torao gemas. "Apa kau cemburu? Aku tidak membaca artikel tentang IDOLiSH7 saja kok. Kau tahu 'kan aku membaca berita grup lain juga. Terutama grup kita,"

Mata Torao berputar malas. Torao menyeringai miring. Tertawa hambar. "Apa kau menyukainya?"

"Siapa?" Touma menggaruk kepalanya canggung. "Dibilang suka juga tidak. Hanya saja mereka orang-orang baik. Jadi, sedikit menyenangkan berada di sekitar mereka,"

"Ah, aku mengerti," kata Torao menganggukan kepalanya. "Tapi bukan itu maksudku,"

Touma memiringkan kepalanya. Tidak bisa menebak maksud Torao dia memilih menunggu. "Apa kau menyukainya? Center IDOLiSH7,"

"Tentu saja?" jawab Touma ragu. "Aneh mendengar kau bertanya seperti ini,"

"Kau bilang kau tidak menyukai mereka," cibir Torao. Touma mengibaskan tangannya. "Bukan begitu...,"

Melihat Touma kehilangan kemampuan melanjutkan perkataannya Torao tersenyum tipis. "Jadi, untuk center IDOLiSH7 itu berbeda?"

Touma mengacak surai merah marunnya kikuk. "Ya... bisa dibilang seperti itu? Dia anak yang baik-- semua teman-temannya juga baik-- jujur-- terlalu jujur malah-- lucu seperti anak anjing. Kau tidak bisa membiarkannya sendirian dan merasa harus mengawasinya dengan baik. Apa kau tidak merasa begitu?

"Bukannya itu hanya dirimu?" Torao mendengus tak puas.

"Tidak," Touma menggeleng cepat. "Aku pikir tidak hanya aku. Banyak orang yang merasa seperti itu. Apa kau tidak? Kalau kau tidak begitu, artinya kau orang yang jahat dan aku tidak berpikir kalau kau orang yang jahat,"

Another Note [Endless] [AU IDOLiSH7] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang