Akhir Cerita

211 24 1
                                    

Musim semi sebentar lagi.

Musim yang selalu dihubungkan dengan cinta yang bersemi.

Sayangnya tidak berlaku seperti itu selamanya.

Bagaimana dengan asrama IDOLiSH7 yang selalu penuh dengan cinta. Seperti biasa tidak hanya aura kasih sayang pilih kasih, tapi juga teriakan yang menggema sampai tetangga sekitar sudah memakluminya. Bercanda. Mereka tidak seberisik itu kok.

Hanya saja asrama mereka tetap berisik dan ramai. Apa pun itu bisa membuat tempat mereka ribut. Mulai dari yang serius sampai konyol bisa menyulut pertikaian penuh drama.

Kejutan. Kali ini keributan bukan terjadi karena kebodohan Tamaki dan Nagi, provokasi Yamato, atau pertengkaran pasangan resmi di asrama. Tidak ada angin dan hujan sebuah kejadian langka mengetuk pintu tempat tinggal mereka.

Sayangnya yang menyambut tamu dadakan adalah Yamato. Si surai hijau lumut terbengong dengan wajah dungu di ambang pintu melihat siapa yang datang. Kalau saja Sougo yang membuka pasti langsung dipersilahkan masuk sambil disambut senyum manisnya atau Tamaki yang bingung sebentar, tapi setelah itu tanpa energi membiarkannya masuk.

Tampaknya tamu-tamu mulai tidak sabar dan letih melihat wajah Yamato. "Nikaido-san, selamat sore," sapa Minami sopan untuk kedua kalinya. Tentu saja dengan senyuman menawan seperti biasa dengan berbagai makna.

Senyum Minami makin lebar melihat Yamato dengan dramatisnya melepas dan membersihkan kacamata miliknya. Cukup menguji kesabaran. "Bukankah lebih baik mengecek matamu besok Nikaido-san? Apa begitu aneh kami datang berkunjung sekarang?"

"Ah, ternyata benar Minami-chan," kata Yamato terdengar lega. Alis Minami tertekuk kesal, tapi bibirnya masih mengulas senyum. "Tentu saja. Nikaido-san pikir siapa?"

Yamato mengedikkan bahunya santai. "Sekarang sudah sore menjelang malam. Makhluk tak kasat mata berkeliaran di jam-jam seperti ini,"

Beruntung sebelum urat kesabaran Minami terputus dan memutuskan untuk mencakar Yamato, suara cempreng milik Mitsuki muncul. "Ossan, siapa yang datang? Jangan terlalu lama di depan pintu kau mau kerasukan?"

"Kalian percaya hal konyol seperti itu?" celetuk Torao tak bisa menahan mulutnya.

Mata Mitsuki mendelik kaget. "Kau tidak percaya?"

Torao menggeleng dengan ekspresi pongah. "Aku dari dulu tidak percaya dan tidak takut pada hantu,"

"Aku juga. Bukankah terlalu kekanakan percaya hal-hal seperti itu?" sambung Haruka tersenyum bangga. "Kalau pun ada aku tidak akan takut saat bertemu atau melihat hantu,"

"Tapi Isumin 'kan menangis saat masuk ke rumah hantu di festival sekolah,"

Pipi Haruka memerah menggerutu kesal setengah malu. "Itu tidak benar! Yotsuba muncul kau jangan bersembunyi!!" seru Haruka sambil berjinjit mencari keberadaan pemilik suara yang tiba-tiba bergabung dan menyebar aib-- kebohongan.

Mana ada Haruka menangis.

Merespon seruan tak terima Haruka, Tamaki muncul dari balik Mitsuki dengan sendok puding di mulutnya. "Itwu bwenwar kwok. Ioryin pwunya fotonya,"

"Apa yang kau katakan," Haruka menatap teman sekelasnya dengan pandangan aneh. Torao menepuk pundak Haruka. "Dia bilang kalau adik Izumi punya foto saat kau menangis ketakutan,"

Mata Haruka membesar berkilat kesal. "Bohong!!"

"Itu benar kok, Isumi-san. Mau lihat?" sahut Iori yang tiba-tiba muncul sambil mengotak-atik ponselnya. Muka Haruka memerah, panik mencoba menerjang Iori.

Tamaki menahannya dengan satu tangan. Tertawa senang melihat Haruka yang kesusahan. "Iori, aku senang kau punya teman, tapi jangan menganggunya seperti itu," tegur Mitsuki kemudian menarik Tamaki agar berhenti.

Another Note [Endless] [AU IDOLiSH7] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang