TBS#2 - 6

3.2K 309 36
                                    




" Kalian lihat! Anak-anak menjadi korban keegoisan kalian " Shisui pergi bersama Itachi karena Papanya meminta bicara dengan kedua orang tua yang sudah berpisah ini. Helaan nafas terus terdengar, kalau saja menantunya bukan Sakura pasti darah tingginya akan kumat. Bersyukurlah Sasuke karena memiliki mantan istri yang sangat penyabar seperti wanita dihadapannya ini.

" Sakura yang melayangkan gugatan cerai " Sakura tahu fakta tersebut. Dan memang kenyataannya dialah yang melayangkan gugatan cerai agar bisa berpisah dari Sasuke. Untuk apa bertahan kalau saling menyakiti.

" Mama, Papa, situasiku sangat berat kalau memilih untuk bertahan. Setidaknya, kalau saja Sasuke mencintaiku mungkin aku tidak akan pernah melakukan hal demikian " Fugaku dan Mikoto saling tatap. Sakura pasti sudah memikirkan matang-matang akan perpisahan mereka. Walaupun berakibat fatal untuk tumbuh kembang anaknya Sakura tetap mempertanggung jawabkan tugasnya.

" Sarada, kamu tinggal sama Kakek dan Nenek saja " Sarada langsung menggeleng keras. Anak perempuannya itu langsung berpindah ke pangkuan Sakura begitu Mikoto memberikan sebuah penawaran.

" Kalau Mama sendirian pasti Papa akan datang dan menamparnya lagi " Mata Sasuke membola. Kenapa bicaranya sangat blak-blakan. Ryuu hanya bisa mengeluarkan smirk, setelah setengah jam dibujuk akhirnya anak sulung Sasuke dan Sakura mau keluar. Dengan syarat yang tentunya membuat semua orang kaget. Syaratnya adalah tidak mau duduk didekat Ayahnya.

" Tidak! Aku tidak pernah melakukannya " Sungutnya. Ia hanya bertindak refleks karena Ryuu bicara yang tidak-tidak dengan nada tidak sopan. Sasuke tidak bermaksud seperti itu.

" Dia ingin menamparku, tapi wanita ini mendekat " Pandangan tajam masih Ryuu lontarkan pada Sakura. Sakura tersenyum tipis pada anaknya yang kebenciannya masih terlihat sangat jelas.

" Ryuu, jaga bicaramu. Walau bagaimanapun Sakura adalah ibumu " Sakura memandang mantan mertuanya yang perempuan dengan pandangan baik-baik saja. Ia sudah terbiasa dengan sikap Ryuu yang terang-terangan membencinya.








Sasuke manatap Sakura yang hanya tersenyum. Ia akui senyuman Sakura sedikit mengganggu. Saat masih menikah dahulu, Sakura jarang sekali tersenyum. Mungkin wanita itu tidak bahagia didekatnya hingga Sakura jarang tersenyum. Sakura tersenyum saat percintaan mereka selesai. Selama sembilan tahun menikahpun Sasuke hanya menyentuhnya dua kali.

Apa Sakura mulai kehilangan kewarasannya sekarang ini? Dia saja sudah jengah dengan kata-kata kasar dan menusuk dari si sulung. Bagaimana bisa wanita itu tahan?

Mikoto tidak bisa berbuat apapun. Ia hanya bisa menatap Sakura dengan iba, ia bahkan hanya diam dan tersenyum tipis pada Ryuu yang melontarkan kata-kata tidak pantas. Sakura merupakan ibunya, dari segi manapun Ryuu terlihat seperti anak yang tidak punya sopan santun terhadap orang tua.

" Aku dan Sarada tidak punya Mama dan Papa " Fugaku terlihat marah dengan cucu pertamanya. Saat Fugaku hendak memarahinya Sarada mengelus lengan Kakeknya dan menatapnya dengan lembut. Sasuke menatap Ryuu dengan pandangan tidak percaya, sebegitu bencikah dia dengan mereka berdua?

" Kakak, Kakak pernah berjanji untuk merangkul Mama sama-sama. Kakak tidak boleh ingkar janji " Ryuu menatap adiknya dan mendekat untuk memeluknya. Saat ini hanya Sarada yang bisa ia percaya karena adiknya itu akan selalu mengikuti apa yang ia minta.

Ryuu tidak sampai hati membuatnya menangis. Sarada sudah tidak tahan dengan pertengkaran mereka berdua, Sarada ingin segera pergi membawa ibunya agar tidak disakiti lagi. Sakura mendekat pada anaknya, sedangkan Sasuke hanya menunduk dalam karena malu. Sakura begitu mencintainya sampai-sampai tidak mau kehilangan mereka berdua.


" Aku tidak masalah kalau tidak punya Papa. Tapi aku mau terus berada disamping Mama, haruskah kita pergi? " Sakura sangat menyetujui permintaan Sarada. Lalu pandangannya menatap Ryuu yang masih memandang lekat adiknya.

The Boss Series #2 (SASU x SAKU) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang