L I M A

181 20 2
                                    

Happy reading!!




































"ayo kak"

Ezra mengikuti langkah Gladis dari belakang. Mereka masuk kedalam rumah mewah nan megah. Pintu di buka, mereka di sambut oleh sepasang suami istri. "akhirnya kalian bisa datang berdua, om kangen sama kalian"

Dua orang itu adalah paman Kevin dan bibi Dita. Mereka memeluk keponakan mereka bergantian, mereka sangat rindu dengan orang ini terutama Ezra. Ezra selalu menolak jika Gladis mengajaknya kesini. Tidak tahu alasanya kenapa.

"ayo masuk,bibi sudah masak banyak buat kalian"ajak Dita sambil menarik tangan Gladis agar segera masuk.

Beda dengan Gladis yang sudah di bawa masuk, Kevin dan Ezra malah saling tatap,"kemana aja kamu beberapa bulan ini tidak kesini?"tanya Kevin, Ezra yang memang pendiam hanya diam tak menjawab.

"jawab pertanyaan om, kamu kemana aja?!"suara Kevin sedikit meninggi membuat Ezra menghela nafasnya.

"Ezra sibuk om, Banyak yang harus di kerjain"jawab Ezra sekenanya, memang dia sangat sibuk. Banyak tugas setiap hari yang harus dia kerjakan. Bahkan dalam seminggu tugasnya bisa full.

"tapi kenapa kamu tidak meluangkan waktu untuk kesini, setidaknya kamu mengantar adik kamu"

"Gladis udah besar om, dia bisa jaga diri"

"jaga diri kamu bilang! Om tau Gladis jadi korban tabrak lari saat itu, kamu kemana aja hah!"

"kalau kedatangan Ezra buat om marah marah, mending Ezra pamit" Ezra berjalan cepat meninggalkan rumah mewah itu. Dia mendegus kesal, selalu saja dia yang di salahkan.

Ezra duduk di halte sendiri, tidak banyak orang yang menunggu bus hari ini. Dia menyenderkan tubuhnya, pikirannya lelah.

Matanya terpejam untuk menenangkan pikirannya sebentar. Bus saling berdatangan, tapi Ezra masih betah duduk sambil menutup matanya, mungkin dia tertidur.

Jam sudah menunjukan jam empat sore, Ezra bangun dari tidurnya. Dia melihat sekitar yang sudah mulai ramai. Bangkit dari duduknya untuk menaiki bus yang baru saja datang,pergi kemanapun dia mau.

Sedangkan di rumah bibinya, Gladis duduk termenung di kamar tamu yang sudah menjadi miliknya. Kakaknya selalu tidak akur dengan pamannya, Gladis tahu itu. Dia mendegarkan percakapan mereka berdua tadi siang.

"hah, selalu aja kaya gini. Kenapa sih gak akur, padahal masalah sepele doang" Gladis mencabik kesal, kakak dan pamannya seperti anak kecil-selalu saja ribut.

"kaya anak kecil aja , kesel banget"

"siapa yang kaya anak kecil?"

Gladis tersentak kaget, dia memegangi dadanya . dia menatap kesal ke arah orang yang sudah mengagetkannya, itu adalah Dita,"bibi bikin kaget aja tau gak" kata gladis kesal. Dita terkekeh, dia duduk di sisi ranjang Gladis.

"kenapa sih , mukanya keliatan kesel banget?"tanya Dita penasaran sambil merapihkan rambut Gladis.

"kesel aja, om sama kak Ezra suka banget gak akur, kan aku yang dengernya pusing sendiri"

Dita terkekeh mendegar jawaban Gladis, dia sudah biasa melihat suaminya tidak akur dengan anak kakanya itu,"kan kamu tau, om sama kak Ezra dari dulu gak pernah akur. Pasti aja ada yang di ributin"

"ya tapikan mereka udah dewasa"

"mau dewasa kek, mau masih kecil. Kalau udah emosi ya gak bisa di kontrol sayang"

N E R D : Two Sided | Lee Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang