E M P A T B E L A S

88 18 0
                                    

Happy reading!!!
















































Motor Radit berjalan begitu cepat di jalan yang padat. Sudah satu jam berkeliling, tapi nihil tidak ada tanda tanda keberadaan Keira.

Sudah berusaha menelpon nomor gadis itu tapi tidak aktif, bertanya kepada warga, apa ada orang yang mencurigakan atau tidak tapi sama saja.

Motor Radit berhenti di tepi jalan, dia melepas helm yang sudah menempel di kepalanya selama satu jam lebih-begitu juga dengan Ezra.

"Hah.."Radit menghela nafasnya panjang-lelah,"ini kita kemana lagi nyarinya za, kita rela gak sekolah cuman buat nyariin orang kaya gini"kata Radit sedikit kesal.

"Ya, gimana lagi. Kita gak punya petunjuk apa-apa selain yang di ceritain Gladis"

"Terus kita mau kemana lagi, kita udah keliling kota dari jam berapa coba, pegel pantat gue duduk terus"Radit terus mengoceh membuat Ezra jengkel. Emangnya hanya Radit saja yang pantatnya pegal, dia juga sama.

"Coba suruh temen-temen lo yang di sekolah lama, biar bantu cari"

Dengan perasaan yang masih kesal karena lelah, Radit merogoh kantong jaketnya mengambil ponsel. Menghubungi teman-temannya.

"Gimana?"tanya Ezra ketika Radit selesai menghubungi temanya itu.

"Mereka bisa bantu nanti malem, nanti sore mereka ada acara sama geng sebelah. Biasa main alat alat motor"jawab Radit yang di pahami Ezra. Bermain dengan alat alat motor-tawuran.

"Yaudah kita mending nyari lagi , kalau malem kita gak nemuin petunjuk juga, kita pulang. Kasihan Gladis sendiri"

Radit mengangguk, dia kembali memakai helmnya. Motornya kembali melaju cepat menembus macetnya jalanan.

Motornya masuk kedalam gang yang lumayan sempit. Radit menatap jalanan di depannya kemudian menghentikan motornya.

"Kayanya motor gue gak bakal masuk deh"kata Radit setelah menebak kalau jalan di depannya semakin sempit."kita jalan aja"

Mereka berdua turun, Radit mengunci motornya. Berjalan terlebih dahulu di ikuti oleh Ezra. Langkah mereka berhenti ketika gang sempit ini menembus ke sebuah gang dengan jalan yang lebih besar.

Di ujung sana ada rumah besar yang sudah tidak terpakai,"kayanya kita har-" belum selesai berbicara, mata Radit menangkap seseorang yang keluar dari rumah itu. Dengan cepat dia menarik Ezra agar kembali ke gang sempit tadi.

"Kenapa?"tanya Ezra penasaran, dia berusaha melihat apa yang di lihat Radit, tapi Radit menarik bajunya,"ada apa sih?"

"Tadi gue liat orang pake topeng keluar dari rumah itu, kalau kita ketahuan bisa gawat"jawab Radit yang di angguki Ezra.

"Kayanya kita salah tempat deh dit, mungkin Keira bukan di sini"kata Ezra berpendapat membuat Radit menatapnya.

"Maksud lo, Keira gak mungkin di bawa ke tempat kaya gini?"Ezra mengangguk, menurutnya Keira ada di tempat yang lebih bagus dari ini, "kenapa lo berpikir kalau Keira gak ada di sini?"

Ezra diam berpikir,"kalau yang nyulik Keira musuh bisnis ayahnya, kemungkinan dia di sekap di tempat yang lain , seperti gedung bawah tanah. Kalau di tempat kaya gini, gampang ketahuan"

Radit mencerna ucapan Ezra,"mending kita keluar dari tempat ini, kita pasti ketahuan"lanjut Ezra.

"Yaudah, terserahlah lo. Kita balik" Radit berjalan terlebih dahulu. Sedangkan Ezra masih terdiam, dia berjalan untuk melihat rumah itu untuk kedua kalinya sebelum pergi.

N E R D : Two Sided | Lee Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang