D E L A P A N

119 18 4
                                    

Happy reading!!!
























































Ezra berlari begitu cepat dari sekolah hingga dia sampai di sebuah rumah tua. Entah apa yang membawanya kesini. Para anak buah Daniel mengejarnya karena satu hal.

Ezra tak sengaja melihat anak buah Daniel melemparkan sesuatu yang di bungkus oleh karung. Dan Ezra yakin itu pasti adalah sebuah mayat.

"Lo cari di sana ,gue cari disini" tunjuk Leo kearah lorong gelap di depannya.

Sepertinya tempat ini bekas rumah mewah. Di depan tadi Leo melihat gerbang cukup tinggi. Leo berjalan santai dengan Flashlight dari ponselnya.

"Ezra ke luar lo!"teriak Leo lantang sampai suaranya menembus ke dalam. Para anak buahnya mencari kepojokan, sedangkan dirinya terus masuk ke lorong.

"Ini pasti bekas ruang tersembunyi"kata salah satu anak buah Leo. Leo mengangguk mengiyakan ucapan anak buahnya.

"Bisa jadi sih, gila aja rumah punya lorong panjang banget kaya gini" jika memang ini rumah megah biasa pasti tidak membuat lorong seperti gua ini.

Di tempat yang sempit Ezra tengah menahan nafasnya ketika merasakan seseorang baru saja melewatinya. Ezra bersembunyi di salah satu ruangan.

Lorong yang begitu gelap membuat Ezra sedikit was-was

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lorong yang begitu gelap membuat Ezra sedikit was-was. Keringat yang bercucuran menandakan jika Ezra sangat ketakutan sekarang.

Ezra sedikit membuka sedikit pintu, matanya membulat ketika melihat cahaya. Dengan segera Ezra kembali menutupnya dengan perlahan.

"Lo coba cari di ruangan kaya gini"

Ezra kembali melotot, dia harus bagaimana sekarang? Suara Leo sangat jelas di luar. Ezra harus berpikir cepat jika ingin keluar dari sini.

Matanya menangkap satu jendela di depannya, tapi otaknya berputar untuk mengunci pintu terlebih dahulu.

"Aduh, di kunci pake apa ini. Mana ruangannya kosong gak ada barang sama sekali"

Ezra mengambil ponselnya, dia menyalakan ponselnya sebagai penerang. Jika dia memakai Flashlight pasti akan ketahuan di tambah pintu  bagian bawahnya tidak rapat.

Tangannya mencari  barang apapun di lantai. "Hah, ada paku" dengan segera Ezra bangkit kemudian mengunci pintunya.

Meskipun itu hanya bertahan sebentar tapi setidaknya dia bisa kabur lewat jendela. Ezra berjalan perlahan menuju jendela.

Membuka gordenya kemudian berusaha membuka jendela yang terkunci itu. Baru saja matanya melihat keluar, dia di kagetkan dengan adanya anak buah Leo di luar.

N E R D : Two Sided | Lee Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang