🎶HAPPINESS🎶

2K 235 3
                                    



My happiness is seeing you happy

================================






"Seulgiii~"

Gadis yang dipanggil dengan nada riang itu menoleh. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas dan membuat mata monolidnya terhimpit oleh pipi penuhnya.

"Joohyun Unnie" dia menyambut gadis itu. "Sudah siap menjalani olahraga soremu?" tanyanya.

Gadis cantik tadi mengangguk penuh semangat.

Yang bernama Seulgi langsung menahan sepeda 'kota' tanpa keranjang itu dengan kedua kakinya. Menyangga kendaraan sederhana itu agar seimbang saat Joohyun naik ke kursi tambahan di belakang.

"Sudah?" si Monolid memastikan.

"Yes!! let's go!" seru gadis di belakangnya dengan penuh semangat. Seulgi pun mengangguk siap lalu memposisikan dirinya dengan duduk di sadel dan mulai menggerakkan kakinya untuk mengayuh pedal sepeda.

Apa yang keduanya lakukan merupakan kegiatan rutin untuk mereka. Dua gadis berparas cantik itu selalu menikmati sore akhir pekan mereka di sekitar Sungai Han. Bersepeda, jalan santai, sampai piknik tidak pernah mereka lewatkan.

"Aku akan debut bulan depan" gadis cantik di belakang tiba-tiba memberitahu berita yang mengejutkan untuk si pengemudi.

"Woahh!! Serius?!!" Seulgi merespon dengan antusias.

Joohyun mengangguk, "Aku akan menjadi Leader grup"

"Pasti karena Unnie member paling tua kan?" goda si Monolid.

Joohyun pun memukul punggung Seulgi pelan. Dia tidak akan berani menyakiti gadis yang lebih muda darinya itu semenyebalkan apapun dirinya.

"Kamu benar-benar suka mengejekku ya? Lihat saja, nanti kalau aku sudah terkenal, aku tidak akan memberikan tanda tanganku untukmu" Si cantik memberi ancaman yang bahkan tidak membuat Seulgi takut. Gadis itu malah semakin gencar melontarkan godaan lainnya.

"Oh! Apa yang harus aku lakukan? Aku membuat pemimpin dari calon grup paling berpengaruh se-Asia marah!" ia pura-pura terkesiap untuk menambah kejengkelan gadis di belakangnya. Dan ia hanya tertawa saat Joohyun kembali melayangkan pukulan dengan tangan mungilnya.

Gadis dengan mata monolid itu tersenyum senang setelahnya. Karena setelah penantian panjang, akhirnya Joohyun bisa menggapai mimpinya. Dia sungguh berbahagia untuk gadis itu. Seulgi juga sangat yakin kalau debut Joohyun akan berjalan sukses dan grupnya menjadi terkenal. Terlebih karena gadis itu yang akan menjadi pemimpinnya, mereka pasti akan menjadi Mega Bintang.

Ya, Seulgi sudah bisa merasakannya.

Namun perasaannya mengatakan jika Joohyun tidak sebahagia dirinya. Seulgi merasa ada sesuatu yang memberatkan pikirannya saat ini dan Seulgi tidak ingin gadis itu menahannya terlalu lama.

"Ada sesuatu yang ingin kamu bagi denganku?" tanya Seulgi setelah keheningan beberapa menit.

"Tidak begitu penting" jawaban Joohyun membuat Seulgi tersenyum. Gadis itu sepertinya lupa kalau Seulgi sudah memahami dirinya luar dalam dan si Monolid tahu jika jawabannya tadi adalah hal yang bertolak belakang dengan apa yang sesungguhnya Joohyun rasakan.

"Kalau tidak sepenting itu berarti tidak apa-apa kan kalau kita bicarakan?"

Joohyun terdiam lalu mengeratkan pelukannya di perut Seulgi. Pipinya menempel di punggung lebar si pengemudi.

"Mulai minggu depan aku akan tinggal di dorm bersama anggota grupku dan itu artinya aku tidak akan tinggal bersamamu lagi." Jelasnya. Dia pikir Seulgi juga akan sedih sepertinya tapi saat mendengar tawa gadis monolid itu, Joohyun mengerutkan dahinya. Bingung.

"Eey~ Unnie, untuk apa memikirkan hal sekecil itu. Lagipula meski nanti kita sudah tidak tinggal bersama lagi, kita masih bisa bertemu kan? Dan jika kamu memiliki jadwal kosong, kamu bisa menginap" jawab Seulgi dan mencoba membesarkan hati si Calon Idol. Dia bisa memahami perasaan Joohyun saat ini, karena bagaimanapun juga mereka sudah bertahun-tahun tinggal bersama dan tidak pernah terpisahkan sebelumnya. Bohong jika ia juga tidak merasa sedih namun ia sadar bahwa itu bukanlah suatu hal yang harus dibesar-besarkan. Setidaknya mereka masih berpijak di negara yang sama dan Seulgi masih bisa menjangkau gadis itu, maka tidak ada jarak yang bisa menghalangi keduanya untuk tetap bertemu.

Joohyun tersenyum kecil lalu memainkan ujung baju yang Seulgi kenakan. "Ya. Kamu benar, tapi bagaimana denganmu? Apakah kamu tidak apa-apa tinggal sendirian?" nada khawatir sangat kentara dari pertanyaan yang diberikannya.

Lagi-lagi Seulgi tersenyum. Gadis itu tidak pernah gagal membuat dirinya merasa penting dengan perhatian-perhatiannya itu.

"Unnie, kita sudah hidup bersama selama bertahun-tahun. Tidakkah ini adalah hal yang sangat baik untukku? Aku tidak akan berbagi kasur lagi denganmu. Aku bisa tidur dengan gaya apapun tanpa harus takut membuatmu terganggu. Justru aku kasihan dengan teman sekamarmu yang baru nanti, mereka harus terbiasa mendengar a dengkuranmu yang berisik itu"

"Ya!! Aku tidak mendengkur!!" Joohyun mencubiti pinggang Seulgi yang tertawa puas karena berhasil menjahili gadis itu lagi.

"Unnie stop! Nanti kita jatuh!" jerit si Monolid meski tawanya belum reda. Joohyun pun menghentikan aksinya saat Seulgi hampir kehilangan keseimbangannya.

Joohyun tidak lagi berbicara. Dia memilih diam dan itu menjadi sinyal untuk Seulgi menyadari kalau gadis di belakangnya masih khawatir dengan hal-hal yang memenuhi kepalanya. Jadi ia melepaskan satu tangannya pada kemudi dan beralih mengusap lengan Joohyun yang melingkar di perutnya.

"Aku tidak apa-apa Hyun, sungguh." Ucapnya lembut.

*****











"Unnie selamat untuk debutmu!" seru Seulgi di depan layar datar yang menampilkan wajah cantik Joohyun.

"Seulgi hahaha ada apa dengan rambutmu?" tawa renyah Joohyun memenuhi ruangan apartemen kecil itu.

Seulgi tersenyum lebar, meraih surai dua warna itu untuk memamerkannya pada gadis di seberang sana. "Bukankah aku fans yang sangat setia karena aku mengikuti apa yang Idol ku lakukan?"

"Kenapa harus orange? itu terlalu terang"

"Dan lihat siapa yang berbicara.. Kamu pikir pink itu warna gelap?"

Keduanya tertawa setelah mengomentari penampilan masing-masing. Memang pilihan warna yang mereka pakai cukup mencolok namun hal itu justru membuat mereka terlihat lebih menarik dan unik.

"Apa kamu ada waktu luang nanti malam?" tanya Seulgi. Senyum lebar tidak hilang dari wajah beruangnya.

"Humm sekitar jam 9?" aju Joohyun.

Dan Seulgi menyetujui, "Oke. Aku akan menunggu di tempat biasa ya?"

Joohyun mengangguk cepat dengan ekspresi yang sangat antusias karena ia tidak sabar untuk bertemu gadis itu.

"Ada yang ingin kamu makan?" tanya Seulgi setelahnya

"Tteokbokki"

"Kamu sedang tidak diet?"

Joohyun mengerucutkan bibirnya. "Aku ingin Tteokbokki !"

Seulgi terkekeh. Terkadang dia lupa kalau gadis yang ada di layar ponselnya itu berusia lebih tua darinya karena seringkali bertingkah menggemaskan. "Baiklah, aku akan membelikannya. Tteokbokki spesial dari kedai Joo Halmoeni untuk Joohyunie yang baru saja debut"

"Aaaa~ aku ingin semua makanan dari kedai Joo Halmoeniii. Aku ingin Tteokbokki, Eomuk, Galbi, dan Sundae yang ada di sana Seulgii~"

Si Monolid pun tersenyum memandangi wajah cantik dengan mata yang berbinar bahagia saat menyebutkan daftar makanan yang ia inginkan. "Ada pesanan lagi?" tanyanya.

"Aku merindukanmu" bisik Joohyun dengan semburat merah di pipi.

Senyum Seulgi semakin lebar. Ia pun langsung mencengkram bajunya di bagian dada kiri.

"Ohhh Tuhan, aku akan menuliskan itu di batu nisanku karena Bae Joohyun baru saja menggunakan kata-kata itu untuk menyerang jantungku!" erangnya berlebihan dan membuat Joohyun tertawa malu.

ALBUM - ASEUL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang