🎶 CANDY 🎶

1.4K 180 35
                                    

Joohyun memasuki ruang latihan dance yang sudah hampir satu bulan itu ia datangi bersama para membernya. Persiapan konser ketiga untuk grupnya sudah diumumkan oleh agensi dan mendapat sambutan antusias dari penggemarnya. Ditambah konsep kali ini sangat berbeda dengan dua konser sebelumnya. Selain itu ada banyak lagu dan koreo yang harus ia hafalkan sehingga jadwal latihannya menjadi lebih berat juga.

Ia baru saja ingin mengucapkan sapaan pada siapapun yang sudah datang lebih dulu ke ruangan itu namun malah dibuat bingung dengan suasana yang hening. Tidak, dia tidak sendiri, justru karena ada banyak orang jadi sedikit aneh saat ia tidak mendengar keributan seperti biasanya.

Si Leader menghampiri membernya dan para dancer yang berdiri di pojok ruangan. Mereka tengah menyaksikan sesuatu yang mengundang antusias mereka sampai tidak menyadari kehadirannya.

“Ini buatan tangan?” Ia mendengar salah satu dancernya bertanya dengan takjub.

“Iya. Keren kan? Dia memang berbakat.” Yerim menjawab dengan nada penuh kebanggaan.

“Tidak salah kalau dia dapat beasiswa di London.” Timpal Joy sambil terus mengarahkan kamera ponselnya ke sesuatu yang belum Irene ketahui apa itu.

“Kalian sedang apa?” Irene bertanya saat sudah berdiri di belakang kumpulan orang-orang itu.

Semua yang berkumpul pun membalikan tubuhnya dan tersenyum menatap Joohyun.

“Eonni lihat! Ini poster untuk konser kita.” Wendy memberitahu dengan antusias sambil memperlihatkan sebuah lukisan yang sangat indah dengan wajahnya dan ketiga anggotanya sebagai objek utama.

“Ini lukisan aslinya, nanti agensi yang akan membuat versi digitalnya untuk announcement di media sosial.” Jelas gadis yang pernah tinggal di Kanada itu.

“Unnie, kamu tau siapa yang melukis? ini buatan…”

“Kang Seulgi.” Irene melanjutkan ucapan Joy. Tidak perlu waktu lama baginya mengenali inisial yang tersemat di ujung kanvas itu. Ia menatap lukisan tersebut lalu mengusapnya dengan lembut seakan itu adalah hal terdekat antara dirinya dan sang kekasih untuk bisa saling merasakan kehadiran satu sama lain.















 Ia menatap lukisan tersebut lalu mengusapnya dengan lembut seakan itu adalah hal terdekat antara dirinya dan sang kekasih untuk bisa saling merasakan kehadiran satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Seulgi menatap langit-langit kamar apartemennya dengan Joohyun yang masih berada di dalam dekapannya. Tubuh keduanya hanya berbalut selimut setelah pergulatan panjang yang mereka lakukan untuk melepas rindu.

“Aku mendapatkan beasiswa itu, Hyun.” Tutur Seulgi diantara keheningan yang nyaman untuk keduanya.

“Aku tahu.” Irene menjawab dengan suara pelan.

Dan keduanya kembali terdiam dalam pikiran masing-masing.

“Seulgi kamu harus pergi. Aku tahu alasanmu mengajukan beasiswa itu karena kamu sudah menyerah dengan hubungan kita kan? Itu yang kamu katakan dulu. Jika hari dimana hubungan kita tidak lagi bisa diperbaiki maka kamu akan memilih untuk pergi menjauh dariku.” Ujar Irene sambil mengusap lengan sang kekasih yang berada di atas perutnya.

ALBUM - ASEUL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang