The taste of your success feels bitter to me
================================
Seulgi menunggu dengan gugup di barisan kursi paling akhir sambil menggenggam erat kotak persegi berwarna cerah di tangannya. Helaan nafas pelan terus keluar dari mulutnya yang tertutup masker. Sesekali ia memandang ke depan, ke deretan empat gadis cantik yang tidak pernah melepas senyum mereka di hadapan para fansnya. Dan selama hampir satu jam menunggu, pandangannya selalu jatuh pada gadis yang duduk di kursi terakhir itu.
Dia terus memerhatikan Joohyun dari kejauhan. Bahkan dengan potongan poni aneh itu dia masih menjadi yang tercantik di dalam ruangan ini. Jangan salah paham, member yang lain juga sangat cantik tapi salahkan rasa rindunya yang sudah sangat memuncak sehingga fokusnya hanya pada sosok yang saat ini menjadi perbincangan publik karena kecantikannya yang luar biasa.
Tiba saat ia memasuki barisan, tangannya menjadi lebih basah dari sebelumnya. Dia buru-buru mengelapnya ke hoodie hitam yang ia kenakan, takut membuat keempat bidadari itu merasa terganggu dengan tangannya yang berkeringat.
Seulgi melangkah canggung. Saat itu dia hanya mengenakan celana jeans, hoodie, topi coklat, dan masker mulut. Sebenarnya ia berpikir bahwa itu sia-sia karena keempatnya pasti akan tahu dirinya meski ia menutupi sebagian wajahnya, karena sebelum mereka debut, tiga member termuda di grup itu sering menemani Joohyun bertemu dengannya.
Gilirannya pun tiba. Member pertama yang ia datangi sesuai urutan duduk adalah Wendy. Gadis Kanada itu seumuran dengannya dan berhati malaikat. Ia ingat dulu Wendy sering membuat kue kering dan Seulgi tidak pernah absen mendapat bagiannya meski ia tidak meminta.
Saat Si Monolid menyerahkan kotak albumnya untuk ditandatangani, gadis berambut hitam dan setengah dari sisanya berwarna blonde itu melebarkan matanya.
Benar kan, masker mulut ini tidak efektif tapi entah mengapa dia lebih nyaman saat menggunakannya.
Seulgi pun buru-buru menaikan jari telunjuknya ke depan bibir. Memberikan isyarat untuk gadis itu tidak bereaksi berlebihan.
"Apa yang kamu lakukan di sini, Seulgi-ya?" tanyanya dengan berbisik. Seulgi sengaja membungkukkan tubuhnya agar mereka bisa berbicara tanpa di dengar yang lain.
"Mengikuti fansign" balas Seulgi dan tertawa kecil saat sang lawan bicara memutar bola matanya.
"Aku tahu, tapi kamu kan bisa meminta tanda tangan kami lewat Irene Unnie."
Seulgi tersenyum dari balik maskernya. Andai saja gadis di depannya tahu kalau tidak ada satupun pesannya yang dibaca oleh Joohyun, pasti dia tidak akan berbicara seperti itu. Juga Seulgi tidak perlu menguras tabungannya untuk memborong album mereka hanya demi satu tiket fansign.
"Cara ini lebih menyenangkan. Dan juga aku bukan siapa-siapa jadi akan sangat tidak adil untuk fans lainnya yang sudah berjuang untuk ikut fansign ini." Balas Seulgi. Dia tersenyum karena Wendy begitu mudah memercayainya. Melihat gadis di hadapannya hampir selesai menandatangani albumnya, Seulgi langsung mengambil gulungan kertas dari dalam tas selempangnya.
Wendy mengerutkan dahinya sambil membuka gulungan tersebut. Matanya melebar dalam kekaguman. "Waaah ini kamu sendiri yang membuat?" tanyanya dan menatap Seulgi.
"Ya. Maaf, jika itu tidak bagus"
"Kamu bercanda? Bahkan tanda tanganmu saja tidak akan bisa aku tiru."
Seulgi menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Kamu terlalu berlebihan, tapi terima kasih"
"Apa kamu membuat untuk member yang lain juga?"
