The sight of you walking away, this pain is too strong
================================
Joohyun sama sekali tidak mengindahkan terpaan angin malam yang membuat tubuhnya sedikit menggigil. Dia tidak tahu sudah berapa lama dirinya berdiri di sana, mematung di antara pepohonan besar yang menutupi tubuh mungilnya. Matanya hanya fokus pada satu titik dan tidak pernah berpaling.
"Apa sangat sulit untuk kalian bertemu?" suara itu tidak mengejutkan Joohyun. Setiap tahunnya suara itu selalu menyapanya. Hanya sekedar menyapa.
Namun sepertinya tidak untuk malam ini.
"Sangat." Joohyun memberikan jawaban singkat tanpa menoleh pada lawan bicaranya karena ia tidak ingin melewatkan satu detik pun untuk menatap objek perhatiannya.
"Tapi bukankah ini tidak adil untuk dia?" pertanyaan kembali diberikan dan kali ini dengan sedikit ungkapan kekecewaan.
"Kalian selalu datang ke tempat yang sama di waktu yang bersamaan, namun hanya kamu yang melihatnya, sedangkan dia hanya bisa menerka-nerka apa kesalahannya sampai kamu tidak mau menampakan diri di hadapannya."
Sudut bibir Joohyun sedikit tertarik dan untuk pertama kalinya, ia menoleh pada pria tua yang berdiri di sampingnya itu.
"Lalu mengapa anda tidak pernah memberitahunya?" ia bertanya.
"Karena aku tidak bisa menjelaskan apapun jika nanti ia bertanya mengapa kamu melakukannya." Jawab pria itu. Joohyun pun mengangguk dan kembali memusatkan pandangannya ke tempat semula.
"Aku belum siap menjelaskan apa yang coba ia terka, tapi satu hal yang pasti, kami akan kembali duduk di sana tanpa harus saling menunggu." Ungkapnya.
"Aku harap hal itu bisa terjadi secepatnya." Balas pria itu lalu menepuk bahu si gadis dengan pelan. Sebuah gesture kecil yang ia lakukan untuk memberikan sedikit semangat pada Joohyun sebelum ia pergi dan kembali menjalankan tugasnya berkeliling taman.
"Itu juga harapanku." Bisik si cantik pada dirinya sendiri.
Joohyun tidak menaruh kecurigaan sedikit pun saat tiba-tiba sang manager mengatakan kalau dirinya dipanggil ke kantor agensi mereka untuk menemui salah satu petinggi di sana. Maka dari itu, ia langsung berpamitan pada Seulgi juga para membernya yang masih merayakan kemenangan pertama mereka.
Di sepanjang perjalanan senyumnya tidak pernah hilang. Ia memikirkan Seulgi dan hal yang akan mereka lakukan bersama setelah dirinya selesai dengan urusannya nanti. Joohyun tidak sabar menghabiskan malamnya bersama gadis Monolid itu karena ia tahu setelah ini jadwalnya mungkin akan lebih padat dan ia hanya memiliki sedikit waktu untuk dihabiskan dengan Beruang kesayangannya itu.
Joohyun masih terus memikirkan Seulgi sampai ia tidak sadar jika dirinya sudah berdiri di depan pintu besar dengan plakat nama dan jabatan dari seseorang yang sudah menunggunya di dalam sana. Setelah dipersilahkan masuk oleh seorang wanita yang meja kerjanya berada tepat di depan ruangan itu, Joohyun pun membuka pintunya.
"Selamat sore Sajang-nim" sapa Joohyun seraya membungkukkan tubuhnya.
Pria yang sedang duduk di meja kerjanya itu tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Oh Joohyun kemarilah. Saya sudah menunggumu."
